Sukses

Pria Bersenjata Pisau Serang Kerumunan di Paris, 7 Orang Terluka

Seorang pria dilaporkan melakukan serangan bersenjata di Paris, dan menyebabkan tujuh orang terluka.

Liputan6.com, Paris - Tujuh orang dikabarkan terluka, empat di antaranya bahkan dalam kondisi sangat serius, akibat serangan seorang pria bersenjata pisau dan batang besi di ibu kota Prancis, Paris, pada Minggu, 9 September.

Pria itu, yang dikatakan sebagai warga keturunan Afghanistan, ditangkap polisi sesaat setelah penyerangan. Sumber di lokasi kejadian mengatakan tidak ada indikasi bahwa serangan tersebut bermuatan teroris.

Dikutip dari BBC, Senin (10/9/2018), beberapa laporan lain mengatakan bahwa para korban luka, semuanya merupakan turis asal Inggris.

Serangan itu terjadi tepat sebelum pukul 23.00 waktu setempat, di tepi kanal di arondisemen ke-19, di timur laut Paris.

Saksi mata mengatakan pelaku menyerang orang asing, awalnya menikam dua pria dan seorang wanita di dekat bioskop MK2 di Quai de Loire, di sepanjang kanal Ourcq.

Beberapa orang yang memainkan game pétanque di dekatnya dilaporkan melemparkan bola ke penyerang untuk mencoba menghentikannya.

Pria itu dipukul dan melarikan diri. Dia kemudian dilaporkan menyerang dua turis Inggris di kawasan rue (jalan) Henri Nogueres.

"Kami dengan segera menyelidiki insiden ini dan segera berkoordinasi dengan pemerintah Prancis," kata Kantor Luar Negeri Inggris (FCO) dalam sebuah pernyataan.

Sumber polisi metropolitan Paris mengatakan: "Pada tahap ini tidak ada yang mengindikasikan bahwa itu adalah serangan teroris."

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serangan Bersenjata Pisau di Amsterdam

Beberapa pekan sebelumnya, pada akhir Agustus lalu, serangan dengan senjata tajam dilaporkan terjadi di Amsterdam, Belanda.

Seorang warga Afghanistan berusia 19 tahun disebut memiliki "motif teror", setelah dituduh menikam dua warga Amerika Serikat (AS) di stasiun kereta api utama di Amsterdam.

Polisi Amsterdam menembak dan melukai tersangka setelah melakukan aksi penusukan ganda pada Jumat, 31 Agustus 2018, di Central Station. Pemerintah setempat mengatakan beberapa jam kemudian, bahwa tampaknya para korban tidak ditargetkan untuk alasan tertentu, kecuali kemungkinan serangan teror.

Setelah duta besar AS untuk Belanda mengidentifikasi para korban terluka sebagai turis Amerika pada Sabtu, 1 September, Balai Kota Amsterdam memberikan pembaruan.

"Berdasarkan pernyataan pertama tersangka, dia memiliki motif teror," kata pemerintah kota dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip dari Time.com pada Minggu, 2 September.

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menegaskan di Twitter bahwa penyelidikan difokuskan pada dugaan ideologi ekstremis.

Tersangka juga disebut memiliki izin tinggal di Jerman. Otoritas di Jerman telah menggeledah rumahnya dan menyita perangkat penyimpanan data yang akan dianalisis sebagai bagian dari penyelidikan, kata pernyataan pemerintah Kota Amsterdam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.