Sukses

Donald Trump Berencana Buat Perundingan Dagang Terpisah dengan Kanada - Meksiko

Donald Trump tengah mempertimbangkan untuk melakukan perundingan dagang terpisah dengan Kanada dan Meksiko.

Liputan6.com, Washington, D.C - Presiden Amerika Donald Trump tengah mempertimbangkan secara serius untuk melakukan perundingan dagang terpisah dengan Kanada dan Meksiko. Langkah itu dilakukan supaya AS tak perlu lagi memperbarui Perjanjian Perdagangan Amerika Utara atau NAFTA yang berumur lebih dari 20 tahun itu.

Kabar itu disampaikan seorang penasihat ekonomi Gedung Putih pada Selasa, 5 Juni 2018 waktu setempat.

"Ia (Trump) lebih memilih perundingan bilateral, dan ia melihat dua negara yang berbeda," ujar penasihat ekonomi Trump, Larry Kudlow, kepada Fox News yang dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (6/6/2018). 

Amerika, Kanada, dan Meksiko telah beberapa bulan terlibat dalam perundingan untuk merevisi NAFTA, yang telah diberlakukan sejak 1994. Akan tetapi, Kudlow mengatakan perjanjian terpisah "mungkin akan terjadi lebih cepat".

Namun demikian, Kudlow mengatakan Donald Trump tidak punya rencana untuk menarik diri dari perjanjian tiga negara tersebut.

"Ia serius mempertimbangkan peralihan di dalam perundingan NAFTA, dan ia meminta pendapat saya untuk meyakinkan hal ini," ujar Kudlow.

Penasihat itu mengatakan Trump "yakin bilateral selalu lebih baik. Ia tidak suka perjanjian berskala luas."

Donald Trump telah sejak lama menyerang perjanjian perdagangan multinasional dan beberapa hari setelah menjabat tahun lalu, ia menarik diri dari Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang disepakati Amerika bersama 11 negara lain di relung Pasifik.

 

Saksikan juga video berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un

Sementara itu, pihak Gedung Putih mengatakan pada Senin, 4 Juni 2018, bahwa pertemuan pertama antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un akan dimulai pukul 09.00 pagi di Singapura, pada 12 Juni mendatang.

"Kami secara aktif mempersiapkan KTT 12 Juni antara presiden dan pemimpin Korea Utara," kata juru bicara Sarah Sanders ketika mengumumkan waktu pertemuan.

Dijelaskan oleh Sanders, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Selasa 5 Juni 2018, rombongan tim utusan Gedung Putih, yang terdiri dari militer, pasukan keamanan, staf teknis, dan medis, telah berada di Singapura sejak pekan lalu.

"Mereka menyelesaikan persiapan dan akan tetap di tempatnya (Singapura) sampai pertemuan dimulai," kata Sanders.

Dia menambahkan, Presiden Trump mendapat briefing harian tentang Korea Utara menjelang pertemuan penting itu.

Sanders juga telah diberikan banyak gambaran tentang bagaimana sepak terjang Kim Jong-un, dan apa saja yang telah disepakati dalam KTT Inter-Korea pada April lalu.

"Saya dapat memberitahu Anda bahwa presiden telah menerima briefing harian tentang Korea Utara dari tim keamanan nasionalnya," kata Sanders.

Para ahli telah menyuarakan keprihatinan bahwa meskipun Trump mengklaim sebagai pembuat kesepakatan terbesar di dunia, dia hanya tahu sedikit tentang Korea Utara, kontrol senjata, dan diplomasi internasional.

Adapun KTT 12 Juni mendatang bertujuan meyakinkan Kim Jong-un untuk meninggalkan program nuklirnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.