Sukses

Pesan Mengerikan Pengemudi Van yang Tewaskan 10 Pejalan Kaki di Toronto

Liputan6.com, Toronto - Alek Minassian, pelaku penabrakan van yang menewaskan 10 pejalan kaki di Toronto, duduk di kursi pesakitan di pengadilan Toronto.  Dia menggunakan baju tahanan berwarna putih. Di depan pengadilan ia mengatakan, mengerti tuduhan yang diarahkan kepadanya.

Ia tak menunjukkan ekspresi apapun. Hanya mengangguk dan berbicara kumur-kumur ketika menjawab pertanyaan jaksa dan hakim pengadilan.

Minassian terancam 10 tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan 13 tuduhan percobaan pembunuhan.

Minassian, yang belum memiliki pengacara, diperintahkan untuk tidak menghubungi salah satu korbannya. Pembunuhan tingkat pertama bisa mendapatkan hukuman seumur hidup di Kanada.

Di pojok ruangan sidang, seorang pria tua duduk diam dengan air mata mengalir di wajahnya saat Minassian muncul. Dia adalah ayah dari Alek.

Sang ayah dikerumuni oleh awak media ketika dia meninggalkan gedung pengadilan.

Ditanya apakah dia punya pesan untuk warga Toronto, dengan suara pelan dia berkata: "Maaf".

Alek tinggal bersama keluarganya di pinggiran Toronto, Richmond Hill, di sebuah jalan di rumah-rumah berbatu bata yang cukup besar dan terawat. Polisi mengatakan dia tidak memiliki catatan kriminal sebelum insiden penabrakan terjadi pada Senin, 23 April 2018.

Ayahnya, Vahe Minassian, menangis dan tampak tercengang saat menyaksikan putranya, yang hanya menunjukkan sedikit emosi.

Meski sudah digeret ke pengadilan, hingga kini polisi masih mencari motif apa yang membuat Minassian melakukan hal keji itu.

"Jelas semua warga Kanada terus dan akan terus memiliki pertanyaan tentang mengapa ini terjadi, apa yang mungkin menjadi motif di belakangnya," kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada hari Selasa, seperti dikutip dari CNN pada Rabu (25/4/2018).

Sejauh ini, para pejabat tidak menyebut serangan itu sebagai aksi terorisme. "Tampaknya tidak akan ada koneksi keamanan nasional," kata Menteri Keselamatan Publik Kanada Ralph Goodale.

Namun Kepala Polisi Toronto Mark Saunders mengatakan, "Ini sangat jelas bahwa tindakannya terlihat disengaja."

"Van itu melaju di jalan yang sibuk, pada Senin, dengan ugal-udgalan, berbelok ke jalur lalu lintas yang salah dan menuju ke trotoar," tandasnya.

Polisi, selain mencari motif, juga menemukan sebuah pesan mengerikan di sebuah akun Facebook yang diduga milik Minassian.

Postingan yang ditulis pada Senin pagi, beberapa menit sebelum Minassian melakukan aksinya, tertulis, "All hail the Supreme Gentleman Elliot Rodger!" Atau, "Semua puja-puji bagi Elliot Rodger yang Agung."

Analis hukum CNN, Josh Campbell, mengatakan, para penyidik Kanada percaya Elliot Rodger pada postingan itu merujuk pada pria yang membunuh enam orang dan melukai 14 lainnya dengan menembak sambil mengendarai mobilnya. Lalu, dia menabrakkan kendaraan di dekat kampus Santa Barbara, University of California, pada tahun 2014. Rodger tewas bunuh diri usai melakukan aksinya itu.

Penyidik saat itu mengatakan, motivasi Rodger terkait dengan ideologi ektremis sayap kanan mengenai hak-hak pria, yang percaya bahwa perempuan telah dicuci otaknya oleh propaganda feminis.

Meski demikian, Kepala Polisi Toronto, Mark Saunders memastikan, investigasi akan menyeluruh. Apalagi, pelaku tidak dalam radar polisi Kanada.

Namun, polisi AS mengatakan Minassian dikenal oleh pihak berwenang AS. Mereka mengatakan pelaku pernah meninggalkan jejak kehancuran hampir satu mil panjangnya, di sebelah utara pusat kota Toronto, Kanada.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelaku Jarang Bersosialisasi

Alek menulis bahwa ia bersekolah Seneca College, menurut profil LinkedIn-nya. Seorang juru bicara untuk sekolah di daerah Toronto tidak segera menanggapi pertanyaan tentang itu.

Mahasiswa lain, Joseph Pham, mengatakan kepada The Toronto Star bahwa Minassian berada di kelas pemrograman komputer bersamanya minggu lalu.

Pham menggambarkan Minassian sebagai siswa "canggung secara sosial" yang menyendiri.

"Dia tidak benar-benar berbicara dengan siapa pun."

Sebelum kuliah, Minassian menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Thornlea di Richmond Hill, lulus pada tahun 2011. Teman sekelasnya di SMA Thornlea, Ari Blaff, mengatakan kepada CBC News bahwa ia mengingat  Alex adalah sosok "samar-samar" bukan yang menonjol dari kelompok tertentu.

"Dia tidak terlalu bersosialisasi," kata Blaff kepada penyiar berita.

Baik Thornlea dan Seneca menolak membicarakannya.

Tak hanya itu, Minassian bergabung dengan Pasukan Bersenjata Kanada tahun lalu, tetapi hanya sebentar.

Departemen Pertahanan Nasional mengatakan dia adalah anggota militer dari 23 Agustus hingga 25 Oktober, tetapi tidak menyelesaikan pelatihan rekrutmennya.

Dia meminta dibebaskan secara sukarela setelah 16 hari, kata departemen itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini