Sukses

Ilmuwan Temukan Populasi Baru Ikan Terlangka di Australia

Spesies ikan ini pertama kali ditemukan di dekat Port Arthur di Semenanjung Tasman pada tahun 1800-an.

Liputan6.com, Tasmania - Ikan bertangan merah Tasmania atau red handfis Tasmania dianggap sebagai salah satu jenis ikan paling langka di dunia. Diduga populasi ikan ini telah menyusut hingga serendah 20 ekor saja, hal ini menjadikan ikan ini mungkin merupakan ikan yang paling langka di dunia.

Dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Minggu (28/1/2018), kini ilmuwan kelautan mengumumkan penemuan populasi kedua ikan ini sebagai terobosan besar untuk spesies tersebut.

Spesies ini pertama kali ditemukan di dekat Port Arthur di Semenanjung Tasman pada tahun 1800-an.

Populasi pertama ditemukan di kantong air semi-rahasia seukuran sekitar dua lapangan tenis di Frederick Henry Bay, sebelah tenggara Hobart, Australia.

Setelah mendapat informasi dari publik, para ilmuwan melakukan penyelaman di wilayah tersebut dan berhasil menemukan populasi kedua, dengan ukuran yang sama.

Antonia Collins, dari Institut Studi Kelautan dan Antartika (IMAS), membuat penemuan itu setelah melakukan penyelaman selama dua jam.

Dia menggambarkannya sebagai momen "menemukan jarum di tumpukan jerami".

"Saya melihat ekor ikan bertangan merah tersembunyi di bawah alga merah dan itu dia," tuturnya.

"Begitu kami menemukan ikan pertama tersebut, kami dapat memusatkan area pencarian kami, dan dengan cepat kami menemukan tujuh ikan bertangan merah lainnya di dekat ikan yang pertama, jadi sangat mengasyikkan."

Ikan bertangan merah biasanya tumbuh hanya tujuh sampai sembilan sentimeter panjangnya, hidup dan bertelur di dasar rumput laut di perairan dangkal di dasar laut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lokasi baru dirahasiakan

Spesies ini terbatas pada daerah kecil yang terisolasi.

"Mereka sangat malas bergerak... mereka umumnya tidak bergerak saat anda melihat mereka, mereka akan merasa sedikit terpapar saat anda menyibakan rumput laut tempat mereka berdiam, kata ilmuwan IMAS, Dr Rick Stuart-Smith.

"Mereka meletakkan telurnya di dasar bagian rumput laut, jadi telur mereka akan sangat mudah sekali ditendang oleh orang-orang yang lalu Lalang di sekitarnya atau bahkan berperahu."

Oleh karena itu, para peneliti ini ingin agar lokasi dimana terdapat populasi ikan ini tetap dirahasiakan dan sudah berlangsung pembicaraan agar kawasan ini terlindungi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.