Sukses

Salju Turun di Area Italia Ini, Ramalan Kiamat yang Terbukti?

Seorang filsuf meramalkan akan terjadi hujan salju selama dua hari di Salento. Pada 10 Januari 2017, lapisan es menutup kawasan itu.

Liputan6.com, Salento - Sekitar 500 tahun lalu, seorang filsuf bernama Matteo Tafuri -- yang hidup antara tahun 1492 hingga 1582-- adalah orang yang disegani di kampung halamannya di Apulia, Italia. Suatu hari ia menyampaikan sebuah ramalan kiamat. 

Seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (12/1/2017), pada Abad ke-16, ia konon menyampaikan nurbuat, bahwa akan ada hujan salju selama dua hari berturut-turut di kawasan pantai di Salento -- yang kini populer jadi destinasi wisata resor.

Tak sampai di situ. Hujan es itu ia sebut-sebut sebagai pertanda kiamat akan datang.

Benarkah demikian? Tak ada bukti ilmiah yang mendasari perkiraannya itu. Apa kaitannya hujan salju di 'secuil' pantai di Italia dengan skenario kiamat dunia? 

Namun, para penganut teori konspirasi mulai berkeringat dingin, mereka yang percaya takhayul ketar-ketir.

 

Salento bersalju 10 Januari 2017 (news.com.au)

Apapun, Tafuri punya argumentasinya sendiri. Salju sangatlah jarang terjadi di kawasan selatan Italia yang terkenal dengan temperatur hangatnya.

Tafuri -- yang disebut-sebut sebagai Nostradamus-nya Italia -- berkata dalam ramalannya: "Pohon palem Salento dan angin hangatnya dari selatan, Salento bersalju tapi tak pernah tersentuh."

Kemudian, ia menambahkan, "Dua hari salju, dua kilatan di langit. Aku tahu dunia akan berakhir, tapi aku tak pernah merindukannya."

Pantai Italia Bersalju, Ramalan Kiamat 'Nostradamus' Terwujud? (Daily Mail)

Dan, ramalan tentang turunnya salju di Salento terjadi pada musim dingin ini. Pada 10 Januari 2017, serpihan turun dengan derasnya di kawasan itu.

Berikut video hujan salju yang menutupi kawasan resor Selatan Italia. 

Lantas, apa makna dua kilatan dalam 'ramalan kiamat' sang filsuf?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa Makna 'Dua Kilatan'?

Seperti dikutip dari Inquisitr, makna dari 'dua kilatan' yang dimaksud oleh Taffuri adalah erupsi supervolcano atau gunung api super. 

Bulan lalu, para ilmuan memperingatkan bahwa supervolcano Campi Flegrei akan 'bangun' dari tidurnya dan akan mencapai kondisi kritis.

Mereka mengkhawatirkan, jika meletus, kerusakan yang diakibatkannya akan sebanding dengan tabrakan asteorid.

Campi Flegrei atau lahan terbakar dalam bahasa Italia adalah gunung berapi paling mematikan. Ia berada di barat Naples, Italia.

Gunung itu dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling berbahaya dan tengah berada dalam fase tidur salama 500 tahun.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, gunung itu mengalami fase 'bangun dari tidur'. Hal itu terlihat dari semburan gas dari beberapa titiknya.

Para penganut teori konspirasi menghubungkan aktivitas Campi Flegrei dengan ramalan Tafuri.

Campi Flegrai merupakan tipe gunung api berkawah besar, berdiameter 13 kilometer, yang hampir seluruh bagiannya terletak di dalam laut. Gunung api itu juga tidak memiliki puncak, melainkan sebuah rongga besar berisikan magma.

Hal itulah yang menyebabkan Campi Flegrei yang dapat meletus sewaktu-waktu, menimbulkan ancaman sangat berbahaya. Tidak hanya bagi penduduk sekitar wilayah tersebut, tapi juga global.

Sementara itu setelah melakukan sebuah penelitian, ilmuwan Prancis dan Italia yang berasal dari Nasional Institute of Geophysics and Volcanology di Bologna, menemukan tanda-tanda adanya peningkatan aktivitas magma di bawah permukaan Bumi yang dapat memicu lepasnya gas dan cairan berbahaya.

Menurut keterangan dari kepala penelitian, Giovanni Chiodini, hal itu juga dapat menimbulkan adanya uap panas di sekeliling bebatuan gunung api.

"Batuan hidrotermal, jika dipanaskan, bisa kehilangan ketahanan mekanik mereka dan menyebabkan adanya percepatan timbulnya kondisi kritis yang membahayakan," kata Chiodini pada AFP dalam sebuah email.

Peneliti khawatir Campi Flegrei akan kembali meletus, setelah terakhir kali 'mengamuk' pada 1538 (News.com.au)

Untuk sementara waktu, Chiodini tak bisa memastikan apakah Campi Flegrei akan meletus atau tidak. Namun jika gunung api itu meledak, maka hal tersebut akan membuat penduduk lokal berada dalam bahaya besar.

Sementara itu ilmuwan melaporkan bahwa Campi FLegrei terus mengalami peningkatan aktifitas sejak 2005. Hal tersebut membuat pemerintah Italia meningkatkan peringatan bahaya pada 2012, dari hijau menjadi kuning. Itu menandakan dibutuhkannya pemantauan ilmiah aktif terhadap aktifitas Campi Flegrei.

Gunung api tersebut terakhir meletus pada 1538, dalam skala yang lebih kecil dan berlangsung selama delapan hari.

Kaldera Campi Flegrei terbentuk sekitar 40 ribu tahun yang lalu, setelah sebuah letusan besar membuat rbuan kilo meter lava, batu, dan puing-puing meyembur di udara. Ledakan tersebut merupakan erupsi terbesar di Eropa dalam 200 ribu tahun.

Sebuah teori menyatakan bahwa letusan tersebutlah yang menyebabkan punahnya Neanderthals -- manusia genus Homo yang berasal dari zaman Pleistosen dan hidup di Eurasia.

Lokasi Campi Flegrei terletak tak jauh dari Gunung Vesuvius. Gunung Api tersebut meletus dahsyat pada 24 Agustus 79. Awan panas, hujan batu, dan abu yang membara mengubur Pompeii, dan tragisnya, mengabadikan saat-saat terakhir orang-orang yang ada di dalamnya.

Keanehan yang Lain...

Selain Campi Flegrei,  ada sebuah kejadian lain yang dipercaya masih terhubung dengan ramalan Tafuri. 

Di Trubarevo, Macedonia, lukisan Bunda Maria di Gereja Holy Archangel Michael mengeluarkan air mata.

Risto Setinov, presiden dewan gereja mengatakan, "ketika pendeta selesai memimpin ibadah Minggu pagi, salah satu jemaat melihat air keluar dari mata kiri lukisan itu."

"Pendeta Boban kemudian mengambil lap dan menghapusnya, menciumnya, dan mengatakan seperti bau dupa. Setelah itu, beberapa tetes air membasahi wajah lukisan itu."

"Pendeta dan umat tetap di gereja itu sepanjang hari dan tetesan air masih terjadi," kata Setinov.

3 dari 3 halaman

Ramalan 'Nostradamus' yang Terjadi tahun 2017

Michel de Nostredame atau dikenal sebagai Nostradamus merupakan filsuf Abad ke-16 yang dianggap memprediksi banyak kejadian besar di dunia. Menurut pengikutnya, ia dengan tepat meramalkan Revolusi Prancis, kebangkitan Hitler, dan Bom Atom.

Nostradamus (Wiki)

Dalam buku pertamanya, Les Propheties, yang dipublikasikan pada 1555 - yang terdiri atas lebih dari seribu quatrain atau sajak 4 seuntai--yang terdiri atas empat baris--dalam Bahasa Prancis. Di situ, ia memprediksi banyak kejadian pada masa depan. 

1. Ketidakstablian Amerika

Amerika Serikat diperkirakan akan lebih sulit diatur. Tak diketahui bagaimana hal itu terjadi, namun Donald Trump berkali-kali mengatakan bahwa ia akan menaruh kepentingan Amerika menjadi prioritasnya.

Dalam laporan Decade Forecast dari badan intelijen strategis Stratfor, memperingatkan bahwa Amerika akan lebih berhati-hati terkait hal-hal ekonomi dan militer.

2. Rusia dan Ukraina akan Berdamai?

Nostradamus memprediski bahwa dua pesaing akan menandatangani perjanjian damai. Namun tidak jelas kapan dan bagaimana hal tersebut terjadi dengan perkiraan bahwa negara-negara Eropa akan mendukung kesepakatan itu.

3. Kebangkitan China

China diprediksi akan melakukan langkah tegas untuk memulihkan ketidakstabilan ekonomi dunia dan tindakan tersebut akan mencapai konsekuensi yang jauh.

Namun, pada bulan lalu Stratfor memprediksi bahwa ekonomi China menghadapi serangkaian ancaman internal dan eksternal. Pemimpin analis John Minnich memprediski sektor perumahan dan konstruksi China akan mulai melambat tahun depan.

4. Perang Pemanasan Global

Meski tidak secara spesifik menyebut soal perubahan iklim, Nostradamus memprediksi "Perang Panas" akan memuncak pada 2017. Berkurangnya sumber daya akibat pemanasan global juga diprediski menjadi sebuah masalah.

5. Krisis Italia

Italia juga diprediski akan mengalami masa-masa sulit akibat gejolak ekonomi dan krisis perbankan mendalam. Menurut laporan The Express, dua hal tersebut membuat Italia akan jatuh ke dalam kesulitan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.