Sukses

Geram dengan Trump, Eks Ajudan Gubernur Republik Dukung Hillary

Teruntuk Maria Comella, kini saatnya bagi Partai Republik ketika diam bukanlah pilihan melihat aksi Donald Trump.

Liputan6.com, New Jersey - Ajudan paling setia dan loyal gubernur dari Partai Republik, Chris Christie, berubah pikiran. Maria Comella, berencana untuk memilih Hillary Clinton.

Comella mengatakan, setelah nominasi dimenangkan oleh Donald Trump, seharusnya para republikan sedang di masa, "ketika diam bukanlah pilihan."

Comella juga memutuskan hengkang dari kantor gubernur di mana ia membantu Christie, membuat rencana politik nasional serta membantunya selama ia menjadi rival Donald Trump.

Dilansir dari CNN, Rabu (3/8/2016) keputusannya itu datang sehari setelah tangan kanan Jeb Bush mengumumkan ia meninggalkan Partai Republik.

Comella marah luar biasa terhadap Donald Trump atas serangan miliader itu terhadap orangtua tentara muslim AS yang gugur dalam pertempuran. Perempuan itu menyebut hinaan Trump sudah keterlaluan.

"Donald Trump lebih pantas disebut penghasut, memangsa ketakutan orang dengan informasi kotor dan menyebarkan kebencian daripada seorang calon presiden," kata Comella.

"Alih-alih mencari pemersatu negeri, Partai Republik memiliki calon yang lebih suka berkelahi karena ia memandangnya sebagai liputan berita positif," katanya. "Ini mungkin membuatnya cerdas di depan media, tetapi tidak membuatnya memenuhi syarat atau siap untuk menjadi presiden."

Keputusan Comella merupakan langkah dramatis untuk hengkang dari mantan bosnya, yang selama ia bantu untuk membentuk citra diri Christie. Perempuan 35 tahun itu merupakan tangan kanan dan ahli strategi paling dekat dengan gubernur New Jersey itu.

Christie adalah salah seorang kandidat di babak pertama yang keok melawan Donald Trump. Ia juga salah seorang yang pernah merayu Trump untuk dipilih menjadi cawapres.

Comella --seperti halnya penasihat Jeb Bush, Sally Brandshaw yang mundur setelah konvensi-- mengatakan anggota partai tak boleh lagi diam melawan retorika Trump yang menyedihkan.

"Dari pada koar-koar berbicara soal rasisme, apakah itu tentang perempuan, imigran, atau muslim, lebih baik diam dan memenangkan pemilu. Bagi saya, jika partai kami memiliki masa depan, seharusnya ubah cara itu dan memimpin dengan contoh," katanya.

Comella, seperti dua ajudan komunikasi Christie lainnya, tidak kembali ke kantor Christie di New Jersey setelah kampanye presiden berakhir. Gubernur dari Partai Republik saat ini ditinggal sebagian besar penasihat yang membimbingnya untuk dua kemenangan di negara bagian di mana terdapat basis Demokrat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.