Sukses

1 Korban Penembakan Brutal Polisi AS Ternyata Disukai Banyak Anak

Kematian Castile membuat ia menjadi orang kulit hitam ke-123 yang ditembak dan tewas di tangan polisi AS sepanjang 2016.

Liputan6.com, Dallas - Momen napas penghabisan Philando Castile setelah diterjang 5 peluru oleh polisi AS direkam oleh sang kekasih bernama Diamond Reynolds.

Reynolds sengaja merekam adegan itu, tatkala mobil mereka dihentikan oleh petugas polisi.

Dengan senjata membidik ke arah mereka, petugas memintanya untuk tidak berteriak.

"Keluarkan penumpang perempuan itu dari mobil," teriak salah satu petugas polisi sambil teriak.

"Mana tanganmu! Tetap di atas!" lanjutnya.

Sementara itu Reynolds masih berteriak histeris, "Mana anak perempuanku? Kalian ambil dia?" ujarnya sambil terus merekam. Sang anak berusia 4 tahun terlihat tengah digendong oleh salah satu petugas.

Ada 2 petugas di depan Reynolds dengan senjata membidik ke arahnya. Rekaman yang ia posting di Facebook Live membuat para 'penonton' bisa melihat perempuan malang itu berhadapan dengan dua pucuk senjata, dalam sebuah adegan yang amat menegangkan. Demikian, seperti Liputan6.com dari News.com.au, Jumat (8/7/2016).

Lantas, terdengar suara, "Berlutut kamu!"

Korban Penembakan Brutal Polisi AS Ternyata Disukai Banyak Anak (Facebook)

Tak lama terdengar suara tembakan yang memekakkan telinga diikuti suara anak kecil menangis.

Bocah 4 tahun itu melihat bagaimana pria pacar ibunya tertembak, dan mungkin saja berpikir sang ibu juga mengalami nasib yang sama.

Tak lama kemudian, Reynolds duduk di kursi belakang mobil polisi dengan tangan diborgol. Dalam rekaman itu terdengar suara mungil terisak, "Jangan khawatir, Momma, Aku di sini denganmu."

Menurut data dari Washington Post, kematian Castile membuat ia menjadi orang kulit hitam ke-123 yang ditembak dan tewas di tangan polisi AS sepanjang 2016.

Dicintai 400 Anak

Bocah kecil itu satu-satunya yang menyaksikan nafas penghabisan Castile, namun ia bukan satu-satunya yang kehilangan pria itu. Ada 400 bocah menangis melihat pria favorit itu meninggal dunia.

Castile adalah supervisor layanan gizi di sekolah umum St. Paul. Ia kerap menyajikan makanan bagi para murid, dari usia 5 hingga 12 tahun di J.J Hill Montessori Magnet School, dua kali sehari.

Demo 'Black Lives Mater' setelah polisi tembak mati 2 kulit hitam (Reuters)

Pekerja kantin itu tak hanya populer, namun dia dicintai oleh seluruh murid. Barang siapa murid yang terlambat antre makanan, mereka selalu mendapat snack tambahan dari Castile.

"Kalau kami telat antre makan siang, ada saja snack tambahan di baki kami. Itu dari Castile," ujar Jas Gillman, salah satu murid.

Ia juga favorit bagi anak-anak di sekolah pemerintah itu.

"Castile salah satu pria paling baik di sekolah," ujar Mitchell Gillman salah satu murid.

Orangtua salah satu murid penderita autisme membagi pengalaman indahnya antara sang anak dengan Castile.

"Castile memberikan pelukan tiap hari pada anakku. Kami sungguh patah hati mendengar kematiannya," ujar orangtua itu.

Orangtua Bingung

Para orangtua bingung bagaimana menjelaskan kematian pria favorit itu kepada anak-anaknya.

Salah seorang orangtua, Angie Checco de Souza mengatakan kepada anak-anaknya, Castile dibunuh karena 'polisi khawatir mereka dalam bahaya, karena Castile memiliki kulit berwarna gelap'.

"Anak lakiku yang paling tua berkata, dia pikir hal seperti itu tak akan terjadi lagi. Sementara anak perempuanku yang paling kecil berusia 8 tahun mengatakan kalau ia sedang mimpi buruk."

Korban Penembakan Brutal Polisi AS Ternyata Disukai Banyak Anak (Facebook)

"Mom, bisa tidak katakan kepada polisi mereka salah tembak! Dia itu orang kami, yang melayani kami makan siang," kata Angie mengutip anak lakinya.

Castile lulus dari SMA Cenral High di St. Paul pada 2001, dan turut serta bekerja di departemen gizi sekolah pada 2002 ketika ia berusia 19 tahun. 2 tahun lalu, Castile dipromosikan jadi supervisor di J.J Hill.

Polisi AS menembakkan 5 peluru ke dada dan perut Castile saat lampu merah di Falcon Heights. Pria 32 tahun itu terekam terkapar dan sekarat hingga tewas oleh video ponsel kekasihnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini