Sukses

Ulama Arab: Dalang Bom di Madinah Tak Punya Iman dan Akal Sehat

Tiga serangan bom bunuh diri terjadi di Arab Saudi, pada penghujung Ramadan, Senin 5 Juli 2016.

Liputan6.com, Riyadh - Tiga serangan bom bunuh diri terjadi di Arab Saudi, pada penghujung Ramadan, Senin 4 Juli 2016. Salah satunya bahkan terjadi tak jauh dari makam Rasulullah, Nabi Muhammad di Masjid Nabawi, Madinah  -- tempat suci kedua bagi umat Islam.

Empat orang tewas dalam ledakan di Madinah. Sementara, insiden di Jeddah dan Qatif hanya menewaskan pelaku bom bunuh diri.

Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas insiden keji tersebut. Namun, kecurigaan mengarah pada ISIS -- yang mengaku atau diyakini juga jadi dalang pemboman di Turki, Bangladesh, Irak, Malaysia, juga Indonesia.

Badan keagamaan tertinggi Arab Saudi, Dewa Ulama Senior, mengutuk keras insiden bom bunuh diri di Arab Saudi. Menurut mereka, para pelaku telah melanggar 'semua hal yang dianggap suci'.

Mereka mengatakan, siapapun dalang di balik serangan tersebut, "tak menghormati kesucian. Mereka tak punya agama dan akal sehat."

Ketua Dewan Syura atau penasihat utama Arab Saudi menyebut, serangan tersebut sungguh tak terduga.

"Kejahatan ini, yang membuat merinding siapapun, tak mungkin dilakukan oleh seseorang yang masih punya iman -- sekecil atom pun -- dalam hatinya," kata Abdullah al-Sheikh seperti dikutip dari BBC, Rabu (6/7/2016).

Sementara itu, Sheikh Besar Universitas Al Azhar, Kairo juga juga menekankan "kesucian rumah Allah, terutama Masjid Nabawi".

Di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Iran menuliskan kalimat ini dalam akun Twitternya: "Tak ada lagi garis merah yang tersisa untuk diseberangi para teroris. Sunni, Syiah, keduanya akan terus jadi korban kecuali kita bersatu #Medina"

Militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon juga menyatakan, serangan di Madinah adalah pertanda, "penghinaan teroris pada semua hal yang dianggap suci oleh muslim."

Bahkan Taliban pun mengecam keras. "Kami mengutuk keras insiden itu dan menganggap tindakan tersebut sebagai bentuk permusuhan dan kebencian terhadap ritual Islam."

Meski demikian, Putra Mahkota Arab Saudi sekaligus Menteri Dalam Negeri,  Mohammed bin Nayef bin Abdul Aziz terus berupaya menenangkan warga negaranya.

"Keamanan negara kita dalam kondisi baik, pada tingkat tertinggi dan terima kasih kepada Allah itu semakin kuat setiap hari," kata dia seperti dikutip Saudi Press Agency.

4 Petugas Tewas Sebagai Martir


Insiden bom bunuh diri pertama di Arab Saudi terjadi di Jeddah. Dua petugas keamanan terluka saat seorang yang mengenakan rompi berisi bom meledakkan diri di dekat konsulat AS, lepas tengah malam.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengidentifikasi pelaku sebagai ekspatriat dari Pakistan, Abdullah Qalzar Khan. Pria 35 tahun itu bekerja sebagai sopir di Jeddah selama 12 tahun.

Serangan kedua terjadi di luar masjid Syiah di Qatif. Diyakini tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, selain si pelaku.

Namun, Kementerian Dalam Negeri menyebut, bagian tubuh 3 orang ditemukan dan sedang diidentifikasi. Namun, tak ada informasi rinci terkait itu.

Tak lama kemudian, bom lain meledak di dekat Masjid Nabawi di Madinah, di mana ribuan umat berkumpul untuk melaksanakan Salat Maghrib.

"Petugas keamanan mencurigai seseorang yang mengarah ke masjid -- di mana Nabi Muhammad dimakamkan -- lewat tanah kosong yang digunakan sebagai lokasi parkir kendaraan para pengunjung," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.

"Saat mereka berusaha mencegatnya itulah, pelaku meledakkan sabuk berisi bahan peledak yang menyebabkan kematiannya, dan gugurnya empat petugas keamanan sebagai martir. Lima penjaga lainnya terluka."  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini