Sukses

5 Kebijakan Anti-Muslim 'Plin-plan' ala Donald Trump

Kepada tiga media yang berbeda, Donald Trump lontarkan kebijakan anti-muslim yang berbeda pula.

Liputan6.com, Washington, DC - Kebijakan anti-muslim calon presiden AS Donald Trump adalah hal paling utama dalam kampanyenya menjadi orang nomor satu AS. Proposalnya itu membuat suaranya di kalangan 'white supermacy' Negeri Paman Sam melejit. Di sisi lain, itu menuai hujatan.

Namun, semenjak imigran Pakistan seorang muslim menjadi walikota London ditambah dengan tragedi penembakan di Orlando, pernyataan Trump tentang kebijakan anti-muslimnya berubah-ubah.

Perubahan itu dipicu oleh pernyataan juru bicara Trump, Hope Hicks yang mengatakan kalau pelarangan masuknya Muslim ke AS tidak berlaku untuk semua, melainkan mereka dari negara-negara teror.

Dilansir dari CNN, Senin (27/6/2016), Trump bahkan mengindikasikan kalau pelarangan itu bukan hal mutlak. Dalam sebuah wawancara, ia bahkan mempertimbangkan memperbolehkan Muslim dari negara 'penghasil' teroris untuk masuk ke AS selama mereka diperiksia melalui pemeriksaan yang ketat.

Pertama kali kebijakan itu ia lontarkan pada 7 Desember 2015, dan hingga kini, sudah ada 5 perbedaan pernyataan terhadap dilarangnya muslim masuk AS. Berikut adalah daftar kebijakan Trump yang plin-plan alias berubah-ubah seperti dirangkum Liputan6.com

1. Pertama kali kebijakan seluruh Muslim dilarang masuk AS-- 7 Desember 2015.

Beberapa hari setelah dua penembak -- yang kebetulan muslim -- menghilangkan 14 nyawa di San Bernardino, California, Donald Trump mengumumkan kebijakan paling kontroversial.

Pebisnis asal New York itu melarang--tak peduli mereka warga, diplomat, atau pekerja AS di luar negeri-- seluruh muslim untuk masuk ke negerinya.

Proposalnya langsung diserbu berbagai kritikan dari seluruh pihak. Namun, Trump tak peduli.

Bahkan, pernyataannya itu semakin menjadi-jadi selama beberapa minggu hingga bulan di tiap kampanyenya. Bahkan ini yang diucapkannya, "Islam membenci AS," kata Trump kepada Anderson Cooper dari CNN.

2. Hanya Walikota London yang Boleh Masuk AS -- 9 Mei 2016

Setelah London memilih Sadiq Khan sebagai walikotanya, dunia bereaksi sukacita memujinya. Tak terkecuali Donald Trump.

"Selalu ada pengecualian," kata Trump kepada New York Times.

Kalimat itu diungkapkan Trump saat ditanya bagaimana menerapkan aturan kontroversialnya kepada Sadiq Khan.

Namun, manajer kampanye Trump--sebelum dipecat, Corey Lewandowki kepada ABC News mengatakan hal sebaliknya. "Proposal Trump berlaku bagi seluruh muslim, tak ada pengecualian."

Di lain pihak, Sadiq Khan tak sudi mengunjungi AS jika Donald Trump jadi presiden.

"Hal itu tak hanya tentang saya, namun juga keluarga saya dan semua orang yang memiliki latar belakang serupa dengan diri saya, di seluruh dunia," kata wali kota muslim tersebut.

"Donald Trump dan orang-orang di sekitarnya berpikir bahwa nilai-nilai liberal Barat tak sesuai dengan Islam -- London telah membuktikan bahwa ia salah," tambah Khan yang merupakan keturunan imigran Pakistan.

3. Fokus pada Teror di Penembakan Orlando - 13 Juni 2016

Donald Trump segera mengubah isu muslim ke keamanan nasional tak lama setelah insiden mematikan di kelab gay Orlando. Sebanyak 49 orang tewas dalam penembakan itu.

Sehari setelah penembakan, di Manchester, New Hampshire, Trump lagi-lagi berkata akan melarang orang masuk AS. Namun kali ini tidak spesifik menyebut muslim.

"Saya akan menghentikan imigrasi dari area di dunia ini yang terbukti memiliki sejarah terorisme melawan AS, Eropa dan Sekutu kami, hingga kami tahu bagaimana cara menghentikan ancaman itu," kata Trump.

Tak jelas apakah itu berarti melarang seluruh muslim masuk AS atau yang lain. Pun, ia tak menjawab pertanyaan apakah pelarangan itu termasuk warga asing --muslim-- masuk AS dari negara-negara non terorisme seperti definisinya.

Akibat dari kebijakan muslim dilarang masuk AS oleh Trump, menurut perhitungan akan ada 10,2 juta orang (muslim) dilarang masuk AS termasuk negara-negara Eropa dan Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

3 Pernyataan Berbeda

4. 'Muslim Tak mengangguku sama sekali' -- 25 Juni 2016

Pada sabtu 25 Juni 2016, setelah bercanda dengan reporter setelah bermain golf, Donald Trump mengatakan kebijakan melarang muslim bukan dari negara-negara yang berhubungan dengan terorisme.

"Muslim tak menggangguku sama sekali, tidak," kata Trump ketika ditanya apakah ia membolehkan masuknya muslim dari Skotlandia.

Donal Trump tiba di Skotlandia untuk meresmikan resor golf miliknya (Telegraph)

Juru bicara Trump, Hope Hicks mengatakan majikannya itu hanya melarang muslim dari negara-negara terorisme. Hanya tak jelas negara mana yang dianggap seperti itu.

Hal yang sama ditimpali oleh penasehat keuangan Trimp, Steven Mnuchin yang menemani miliader nyentrik saat berada di Skotlandia. Mnuchin bahkan mengatakan, kebijakan Trump telah berubah.

"Ini murni terorisme, bukan tentang agama. Ini tentang muslim dari negara-negara yang mendukung terorisme."

5. Wawancara dengan 3 Media dengan 3 Pernyataan Berbeda 25 Juni 2016

Di hari yang sama, kepada CNN, Daily Mail dan Bloomberg, Triump mengatakan kebijakannya itu tidak mutlak. Namun, kepada 3 media itu, pernyataannya berbeda-beda.

Tak hanya itu, Trump bahkan tak menjawab pertanyaan CNN tentang pelarangan masuknya muslim asing ke AS.

Kepada Daily Mail ia membolehkan muslim dari negara penghasil teror boleh masuk AS selama pemeriksaan latar belakang dilakukan secara ketat.

"Orang yang datang dari negara teroris akan dicek dengan ketat latar belakangannya, dan itu akan sangat banyak sekali mereka yang tak bisa masuk ke sini. Namun, setelah melakukan serangkaian pengecekan ketat, ia bisa masuk" kata Trump.

Namun, dalam wawancara dengan Bloomberg ia justru melarang individu dari negara-negara penghasil teror itu.

"Saya ingin teroris hengkang. Saya ingin orang dengan pikiran buruk keluar. Saya akan memberi batasan negara penghasil teroris itu dan kita tahu negara mana saja," ungkap Trump.

Namun, sekali lagi... tak tercetus negara mana yang dimaksud capres AS dari partai berlambang gajah itu.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.