Sukses

Rio de Janeiro Umumkan Status Darurat Keuangan

Negara bagian Rio de Janeiro mengumumkan status darurat keuangan, hal itu disebut dapat mengancam keberlangsungan Olimpiade 2016.

Liputan6.com, Jakarta Kurang lebih 50 hari menjelang pelaksanaan Olimpiade, negara bagian Brasil, Rio de Janeiro mengumumkan status darurat keuangan. Gubernur sementara, Fransisco Dornelles mengatakan, 'krisis ekonomi serius' itu mengancam keberlangsungan penyelenggaraan Olimpiade.

Seperti dikutip BBC, Sabtu (18/6/2016) sebagian dana publik yang digunakan untuk Olimpiade berasal dari pemerintah Rio de Janeiro. Namun pemerintah pusat bertanggungjawab untuk sektor transportasi dan keamanan.

Presiden sementara Brasil, Michael Temer sendiri telah menjanjikan bantuan keuangan yang signifikan. Kendati demikian tidak disebutkan berapa dana bantuan yang akan dikucurkan.

Gubernur Dornelles menyebut, status darurat keuangan itu disebabkan oleh krisis pajak terutama yang berasal dari industri minyak. Sementara di sisi lain, kabar ini tidak terlalu mengejutkan mengingat Brasil secara keseluruhan tengah menghadapi resesi.

Pegawai negeri dan pensiunan di Rio de Janeiro disebut telah mengalami penunggakan upah. Krisis juga ikut mempengaruhi kondisi rumah sakit dan kantor polisi.

Dalam dekritnya, Gubernur Dornelles mengatakan, Rio de Janeiro telah menghadapi 'bencana umum' yang bisa menyebabkan 'kehancuran total' pada sejumlah sektor layanan publik seperti keamanan, kesehatan, dan pendidikan. Ia mengatakan telah mengambil 'langkah-langkah luar biasa' menjelang Olimpiade yang dapat mempengaruhi semua layanan publik, namun ia tidak merincinya.

Negara bagian Brasil itu disebut mengalami defisit anggaran senilai 3,9 miliar euro pada tahun ini.Selain itu terdapat kekhawatiran lain terkait pelaksanaan Olimpiade di Brasil, yakni penyebaran virus Zika. Pesta olahraga dunia itu diprediksikan akan menarik minat 500 ribu turis.

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Brasil?

Perekonomian Brasil menurun tajam pada 2015 lalu menyusul pertumbuhannya minus 3,8 %. Hal itu dipicu oleh banyaknya perusahaan yang memangkas rencana investasi dan melakukan pemutusan hubugan kerja terhadap 1,5 juta warga Negeri Samba itu.

Untuk 2016, perekonomian negara itu dilaporkan masih memburuk. Kondisi ini semakin diperparah oleh krisis politik yang terjadi, tingginya inflasi, dan jatuhnya harga komoditas yang menjadi andalan ekspor negara itu.

Krisis politik telah membuat Presiden Dilma Rousseff dimakzulkan. Secara umum terdapat tiga alasan mengapa warga Brasil menginginkan kemunduran Dilma, yakni ia diduga memanipulasi anggaran, tidak mampu memimpin, dan salah dalam mengelola ekonomi.

Presiden perempuan itu dilaporkan menerapkan sejumlah kebijakan stimulus yang banyak memakan anggaran. Beberapa hari lalu, Menteri Pariwisata Brasil, Henrique Alves dilaporkan mengundurkan diri -- ini merupakan pengunduran menteri ketiga yang terjadi selama satu bulan terakhir.

Pengunduran diri Alves itu ia lakukan terkait dengan penyelidikan kasus korupsi yang terjadi di perusahaan minyak milik pemerintah Brasil, Petrobas. Skandal korupsi Petrobas juga telah menyeret sejumlah politisi dan miliuner ke balik jeruji besi -- ini diklaim sebagai skandal korupsi terbesar yang pernah ada di Brasil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.