Sukses

Mayoritas Perempuan di Parlemen Israel Mengaku Korban Pelecehan

Sebanyak 28 dari 32 politisi perempuan di Knesset mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Soal pelecehan seksual.

Liputan6.com, Tel Aviv - Parlemen Israel Knesset, memiliki 120 anggota. Sebanyak 32 di antaranya adalah perempuan.

Belakangan, mayoritas dari mereka menyampaikan pengakuan mengejutkan: bahwa perempuan-perempuan tersebut pernah menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual.

Laporan terbaru dari Channel 2, afiliasi CNN di Israel menyebutkan, 28 anggota perempuan Knesset, dari semua kalangan politik, pernah mengalami pelecehan seksual. Pengakuan disampaikan setahun setelah Israel memilih lebih banyak kaum hawa untuk duduk di parlemen.

Pelakunya, menurut pengakuan mereka, adalah para politisi pria, orang biasa, juga anggota Angkatan Bersenjata Israel.

Pengakuan itu muncul dalam survei yang dilakukan Channel 2 yang mencoba mendorong para anggota parlemen perempuan buka-bukaan terkait tantangan yang mereka hadapi dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

Merav Ben Ari, anggota Partai Kulani masing ingat bagaimana seorang komandan melakukan pendekatan seksual kepadanya saat ia melaksanakan wajib militer pada 1990-an.

Kala itu, dia menambahkan, para serdadu muda menganggap para komandan sebagai teladan dan sosok mengagumkan. Sehingga tak jarang para yunior menuruti apa kemuan senior mereka tanpa prasangka.

"Komandan mengajakku bergabung dengannya untuk jalan-jalan naik mobil sekitar pukul 00.00 tengah malam," kata Ben Ari, saat ini berusia 40 tahun, menceritakan tentang pengalamannya dua dekade lalu, seperti dikutip dari CNN, Kamis (2/6/2016).

"Namun, saat ia mencoba melakukan sesuatu, aku berkata, 'Hentikan'. Untungnya tak ada apapun yang terjadi."

Ia menambahkan, sejak saat itu, situasi di Israel berubah drastis dengan banyak tempat kerja yang kini mempekerjakan staf yang bertugas menangani pengaduan pelecehan seksual.

Namun, Ben Ari mengaku, pelecehan seksual masih ia alami di gedung parlemen. Pengakuan yang sama juga meluncur dari Michal Biran.

"Bahkan saat ini, fakta bahwa saya masih lajang di Knesset menempatkanku pada situasi yang tak menyenangkan. Kadang-kadang orang mengeluarkan pernyataan yang memojokkan," kata Ben Ari.

Hukum Harus Dipertegas

Pengakuan juga meluncur dari Ksenia Svetlova, anggota partai  Zionist Union. "Ada periode di mana aku menjadi objek penderita pelecehan seksual... di jalanan. Terkadang aku merasa tak sanggup berada di jalan," kata dia.

"Mereka melihat ke arahku, mengganggu dengan mempermainkan rambutku, dan terkadang mengajak melakukan tindakan tak patut. Pelakunya orang-orang yang tak kukenal."

Itu dialaminya pada hari-hari pertamanya pindah ke Israel.

Hingga suatu hari, Ksenia Svetlova memutuskan untuk mewarnai rambutnya jadi cokelat terang agar orang-orang berhenti memandanginya.

Sementara, Gila Gamliel, menteri urusan kekesetaraan sosial dan anggota partai Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengaku kerap menggunakan bus untuk pulang ke rumahnya saat menjalani wajib militer.

"Aku merasa seseorang mencubitku. Aku menoleh untuk mencari tahu apa yang terjadi," kata dia.

Ternyata di bawah kursinya ada ruang terbuka, dan ada tangan seorang pria di sana. "Aku pun membeku dan menoleh ke belakang. Hingga hari ini, saat saya bicara pada Anda, aku masih bisa mengingatnya.

Gila Gamliel berpendapat, perlu diperjelas dalam hukum di Israel terkait hal-hal yang dikategorikan sebagai pelecehan seksual.

"Agar tak terjadi kesalahpahaman tentang apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang. Soal yang mana pujian atau pelecehan."
 
Sementara, Anat Beko sedang sedang dalam perjalanan ke Tel Aviv saat seorang pria tua duduk di sampingnya, memegang mantel di tangannya pada hari yang panas. Tiba-tiba ada yang menyentuh bagian kakinya. Pelakunya adalah kakek tersebut.

Menteri Dalam Negeri Israel Silvan Shalom. (Reuters)


Pengungkapan tersebut dikuak setelah Menteri Dalam Negeri Silvan Shalom menyatakan mundur akhir tahun lalu setelah dugaan terjadinya pelecehan seksual yang melibatkan dirinya menyeruak.

Menteri Shalom diduga melakukan pelecehan seksual pada 11 perempuan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini