Sukses

Polisi Brussel Salah Tangkap Pria yang Diduga Otak Teror Bom

Polisi mendapati ia tak bersalah atau setidaknya tidak cukup bukti untuk menahannya. Faycal Cheffou bebas Senin 28 Maret.

Liputan6.com, Brussel - Pria 'bermantel putih' yang disebut-sebut otak teror bom Brussel sekaligus bomber ke tiga dalam serangan teror itu ternyata masih buron. Polisi yang akhir pekan lalu menangkap citizen journalist atau jurnalis warga bernama Faycal Cheffou, akhirnya membebaskannya.

Profil Cheffou dinyatakan jauh berbeda dengan dalang teror yang menewaskan 34 orang dan melukai 300 lainnya. Meski ia -- sempat dicap sebagai bomber ketiga dan dalang bom di bandara dan stasiun metro -- diketahui sebagai sosok yang sangat vokal terhadap perlakuan muslim di Belgia.

Polisi menyatakan Cheffou tak bersalah atau setidaknya tidak cukup bukti untuk menahannya. Lalu membebaskannya pada Senin 28 Marat lalu.

Kendati sejauh ini Cheffou bukan pria bermantel putih, namun polisi akan terus memantau gerak-geriknya.

"Kami tidak bilang ia tak bersalah," kata juru bicara dari kantor kejaksaan, Eric Van der Sjipt, seperti dilansir New York Times, Selasa 29 Maret.

"Itu hanya berarti dia tak perlu dipenjara. Tapi ada dua perbedaan: di sini saat ia ditangkap dalam status pengawasan protektif, berarti ia tak ada hubungannya dengan investigasi dan tidak ada dakwaan terhadapnya," kilah der Sjipt lagi.

der Sjipt menambahkan bahwa jaksa akan memutuskan status Cheffou di akhir investigasi -- apakah pria keturunan Maroko itu akan diberi dakwaan atau tidak.

Penangkapan Cheffou dilakukan berdasarkan informasi dari supir taksi yang mengaku mengantar 3 pria diduga bomber ke bandara. Menurutnya, ada kemiripan wajah antara pria 30 tahun itu dengan tamu bermantel putih.

Sementara walikota Brussel, Yvan Mayeur mengatakan otoritas keamanan masih menunggu hasil konfirmasi DNA.

Publik Marah

Kasus salah tangkap ini menambah 'daftar dosa' polisi dan kejaksaan Belgia.

Dosa pertama adalah kebobolan data intelijen yang membiarkan salah satu bomber masuk Belgia, padahal Turki telah memberi peringatan Ibrahim dan Khalid el- Baraoui adalah orang berbahaya.

Bom pun meledak, dan dua bersaudara adalah pengebom bunuh diri di tragedi itu.

Akibat ketidakbecusan itu, ditambah dengan salah tangkap, dua menteri memutuskan mundur dari jabatannya. Namun hal itu ditolak.

Pihak oposisi marah dan mempertanyakan kinerja parlemen. Pun demikian dengan publik Belgia. Koran-koran negeri asal komik Tintin itu mengeluarkan tajuk dengan judul, 'Kesalahan Serius' dan 'Chaos'.

Warga juga memposting kekecewaan lewat Twitter, salah satunya berbunyi, "Kita dapat pelakunya, sayang salah orang #painful". Yang lain berkicau, "Cheffou adalah pahlawan baru gerakan Kiri, ini menyedihkan."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.