Sukses

Ulama Prancis: Aksi Teror di Charlie Hebdo Bukan Ajaran Islam

Sebanyak 12 orang tewas, termasuk Pemimpin Redaksi (Pemred) Charlie Hebdo Stephane Charbonnier akibat serangan di Paris.

Liputan6.com, Paris - Seorang ulama di Prancis, Hassen Chalghoumi mengutuk penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo Paris oleh kelompok bersenjata yang seolah mengklaim secara sepihak sebagai balasan dari umat Islam. Dia menegaskan bahwa aksi teror kepada majalah satir tersebut jelas bukan ajaran Islam.

"Ini bukan ajaran Islam, tapi kejahatan barbar. Ini juga jelas bertentangan dengan prinsip kebebasan berpendapat yang telah diatur," ujar Imam di Masjid Drancy di Seine-Saint-Denis Paris itu, seperti dimuat Straits Times, Kamis (8/1/2015).

Dalam aksinya, 3 orang bersenjata merangsek masuk ke dalam kantor Charlie Hebdo dan menembaki sejumlah karyawan di dalamnya. Para pelaku juga melesatkan peluru ke orang yang melintas di luar markas media tersebut.

Akibat serangan tersebut, sebanyak 12 orang tewas, termasuk Pemimpin Redaksi (Pemred) Charlie Hebdo Stephane Charbonnier dan 2 polisi.

Kepala Dewan Muslim Prancis Dalil Boubakeur mengatakan bahwa komunitas muslim di Prancis begitu terkejut mengetahui aksi teror tersebut. Kata dia, serangan tersebut jelas merupakan tindakan yang provokatif dan memecah belah persatuan negara.

"Kami imbau semua pihak untuk tidak terprovokasi. Kita harus waspada adanya skenario dari pihak tertentu," kata Boubakeur.

Hal senada juga disampaikan rabi Yahudi Haim Korsia. Dia menegaskan, seluruh elemen Prancis harus bersatu melawan segala tindakan yang mengancam kebebasan berpendapat dan berkeyakinan. "Perlu ada persatuan yang kokoh demi mempertahankan kebebasan ini," kata Korsia.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab. Polisi masih mengejar pelaku yang melarikan diri dari lokasi kejadian.

Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mengatakan, "Tiga orang bersenjata terlibat dalam serangan teror ke kantor majalah Charlie Hebdo." Prancis kini menetapkan level keamanan tertinggi menyusul insiden teror ini.

Charlie Hebdo dikenal sering memicu kontroversi dengan artikel atau kartun mereka yang bernada satire atau menyindir pemimpin politik maupun spiritual. Media itu pernah memuat karikatur Nabi Muhammad. Tweet terakhir mereka menyindir Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS -- kelompok militan yang merajalela di Suriah dan Irak. Lihat video penembakan di kantor Charlie Hebdo pada tautan ini. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.