Sukses

Narkoba Bikin Pembunuh WNI di Hong Kong Jadi 'Zombie'?

Sebelum menjadi tersangka pembunuhan WNI di Hong Kong, Rurik Jutting sempat depresi hingga mencoba bunuh diri.

Liputan6.com, Wan Chai - Motif pembunuhan 2 warga negara Indonesia (WNI), Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih di Hong Kong masih menjadi misteri. Rurik Jutting, si tersangka tengah menjalani pemeriksaan oleh aparat kepolisian Hong Kong.

Sejauh ini, Jutting yang bekerja sebagai pegawai Bank of America irit bicara kepada petugas. Saat menjalani sidang perdana, pria asal Inggris itu hanya mengatakan "ya" saat ditanya hakim apakah dirinya memahami dakwaan yang ditujukan kepadanya.

Kemudian, untuk yang kali pertama, Jutting berbicara kepada penyelidik. Dia menegaskan bahwa dirinya masih waras alias tidak gila.

Satu pertanyaan yang belum terjawab, adalah jika memang dia membunuh Sumarti Ningsih alias Alice dan Seneng Mujiasih alias Jessen Lorena, mengapa ia menghubungi polisi hingga aparat datang ke apartemennya dan menemukan jasad kedua korban?

Menurut seseorang yang mengenal Jutting dan merupakan mantan aparat yang menangani masalah narkoba di Inggris, si tersangka biasanya dalam kondisi yang buruk pada akhir pekan, umumnya pada Sabtu malam dan Minggu pagi. Dia diduga terpengaruh narkoba hingga membuatnya seperti 'zombie' atau kondisi di mana ia tak menyadari apa yang sedang ia lakukan, dan tak tahu dia sedang berada di mana.

"Saat itu, dia (Jutting) tidak tahu siapa dia, di mana dia, dan apa yang sedang dia lakukan," ungkap pria itu, yang mengaku kerap menenggak minuman beralkohol bersama Jutting di sebuah kelab, seperti dimuat Daily Star, Rabu (5/11/2014).

"Kadang-kadang dia bakal sangat agresif dan konfrontatif, dan langsung marah ketika ada seseorang yang ingin 'tos' minuman dengannya," imbuh dia.

Orang itu memastikan bahwa seseorang yang berada dalam kondisi 'zombie' seperti yang dialami Jutting, adalah akibat dari penggunaan obat-obatan terlarang.

Saat apartemen Jutting di Distrik Wan Chai digeledah, polisi Hong Kong menemukan sebungkus kokain, selain sek toys atau mainan seks. Menurut mantan aparat Inggris tersebut, kokain biasanya dikonsumsi oleh bankir asing di Hong Kong tersebut.

"Kokain bisa membuat tubuh Anda mati rasa. Ia (Jutting) mengonsumsi amfetamin, yang bisa membuat seseorang jadi begitu bersemangat," papar lelaki tersebut.

Selain mengonsumsi obat-obatan, Jutting juga diketahui kerap menggunakan jasa pekerja seks komersial (PSK) dan berkencan dengan sejumlah wanita.

Salah satu model Inggris, Sonya Loretta Dyer yang pernah menjalin hubungan dengan Jutting mengaku hatinya sangat hancur mendengar kasus pembunuhan di Hong Kong tersebut.

Begitu juga bagi mantan pacar lain yang enggan disebutkan identitasnya. Dia mengaku shock ketika mendengar kabar Jutting membunuh 2 WNI di Hong Kong.

"Dia itu orangnya baik, perfeksionis, dan keras. Setiap kali kita bertemu, dia kerap bercerita soal pekerjaannya yang membuat dia stres. Dia juga bilang punya masalah dalam hal keuangan," beber si mantan kekasih, seperti dimuat New York Daily News.

Menurut mantan kekasih tersebut, sebelum menjadi tersangka pembunuhan, Jutting sempat depresi hingga mencoba bunuh diri. "Dia mencoba bunuh diri karena sedang berada dalam tekanan di pekerjaannya. Dia depresi," kata dia

Rurik Jutting diketahui mengundurkan diri dari pekerjaannya di Bank of America beberapa pekan lalu. Sebelum mengajukan resign, ia sempat mengirim pesan melalui e-mail ke kantornya. Begini petikan pesan tersebut: "Aku keluar dari pekerjaanku. Bagi yang membutuhkan pertanyaan, silakan hubungi orang yang tidak psikopat. (Ein)

Baca juga:

Kisah Tragis Sumarti dan Mujiasih di Hong Kong

Kata-kata Terakhir WNI Jesse Lorena Sebelum Dibunuh di Hong Kong

6 Fakta Pembunuh WNI Sumarti dan Mujiasih di Hong Kong

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini