Sukses

Panas Yellowstone Lelehkan Aspal, Pertanda Bencana Buat AS?

Taman nasional yang terletak di Wyoming, Montana, dan Idaho, AS itu berada tepat di atas puncak salah satu gunung api raksasa.

Liputan6.com, Wyoming - Salah satu ruas jalan populer di Amerika Serikat, yang menuju ke Taman Nasional Yellowstone ditutup pada Kamis 10 Juli 2014 lalu. Gara-garanya, panas bumi yang ekstrem dari gunung super yang ada di bawahnya memanggang dan melelehkan aspal.

Sebagian ruas Firehole Lake Drive ditutup untuk perbaikan ketika minyak menggelegak di permukaan jalan dan merusak lapisan aspal. Demikian pernyatan yang dikeluarkan pihak taman nasional atau Park Service. Untungnya, kerusakan serupa tak dialami Grand Loop Road -- yang dilewati 20 ribu pengunjung tiap hari pada musim panas.

Juru Bicara Park Service, Dan Hottle kepada situs sains LiveScience mengatakan, permukaan Firehole Lake Drive terpampang panas mencapai 70 derajat Celcius pada Kamis lalu, sekitar 17-22 derajat lebih panas dari biasanya. "Mengubah aspal menjadi seperti sup dan kerikil jalan jadi oatmeal," kata dia.

Radiasi panas bumi ekstrem dari supervulkano di bawah Yellowstone, dikombinasikan dengan teriknya matahari, melelehkan aspal jalan sepanjang 5,3 kilometer.

Apakah insiden tersebut ada kaitannya dengan aktivitas vulkanik Yellowstone?



Taman nasional di Wyoming, Montana, dan Idaho, Amerika Serikat  itu berada tepat di bawah puncak salah satu gunung api terbesar di dunia, Yellowstone. Sebuah supervolkano.

Para ahli mengkhawatirkan, gunung yang masih aktif ini bakal meletus. Apalagi, kaldera Yellowstone menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas sejak 2004 lalu.

Soal dugaan itu, Dan Hottle menekankan, masalah pada jalan bukan berarti gunung super tersebut menunjukkan tanda-tanda akan meletus. "Supervolkano tersebut tidak akan meletus," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari Discovery News, Selasa (15/7/2014).

Penutupan jalan seperti itu juga bukan yang pertama di Yellowstone -- yang memiliki 10.000 fitur panas bumi dan 500 geyser. Firehole Lake Drive sebelumnya juga pernah ditutup untuk perbaikan karena kerusakan yang diakibatkan panas.

"Jalan ini bermasalah di masa lalu, tapi kejadiannya tidak terlalu sering," kata dia.

Dalam lima tahun ke depan,  Park Service juga berencana untuk merelokasi bagian ruas Grand Loop Road yang membawa pengunjung melewati Frying Pan Spring. "Kita akan jauhkan dari daerah panas," kata Hottle.

Baca selanjutnya: 2/3 AS Bisa Hancur....

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2/3 AS Bisa Hancur

2/3 AS Bisa Hancur

Supervolkano Yellowstone terakhir meletus sekitar 640 ribu tahun yang lalu. Demikian menurut catatan Badan Survei Geologi AS (USGS).

Sementara, seperti dimuat Russia Today, Desember tahun lalu geolog melaporkan bahwa ruang penyimpanan magma gunung super itu ternyata 2,5 kali lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

"Tapi bukan berarti (ruang magma) itu membesar," kata ilmuwan dari University of Utah,  James Farrell. "Hanya kemampuan kita melihatnya yang makin baik."


Pada bulan Maret, video eksodus bison ke taman nasional memunculkan rumor letusan akan terjadi dalam waktu dekat.

Namun, beberapa hari kemudian di awal April, para ilmuwan dan pejabat taman nasional menepis dugaan itu. Kata mereka, perilaku bison adalah migrasi alami, bukan tanda aktivitas gunung berapi yang akan terjadi.

Pada minggu yang sama, sebuah gempa berkekuatan 4,8 skala Richter mengguncang area barat laut  taman nasional -- menjadi aktivitas seismik terbesar di Yellowstone sejak 1980.

Kepanikan warga ada alasannya. Sebab, jika sampai Yellowstone meletus, itu artinya bencana bagi AS. Kekuatan erupsinya diperkirakan ribuan kali lebih kuat dari letusan gunung St Helena pada 1980. 



Yellowstone diperkirakan akan memuntahkan lava ke langit, sementara abunya yang panas akan mematikan tanaman dan mengubur wilayah sekitarnya hingga radius 1.000 mil atau lebih dari 1.600 kilometer.

Tak hanya itu, dua per tiga wilayah Amerika Serikat bisa jadi tak bisa dihuni karena udara beracun yang berembus dari kaldera. Ribuan penerbangan dibatalkan, jutaan orang menjadi pengungsi.

Ini adalah mimpi buruk yang diprediksi para ilmuwan, jika Yellowstone kembali meletus untuk pertama kalinya dalam 600 ribu tahun. Berita buruknya, ini mungkin nyata terjadi di masa depan. "Kami yakin suatu hari ia akan kembali erupsi, tapi entah kapan," kata Farrel. (Yus)

Baca juga:

Foto Gaza yang Sengsara dari Luar Angkasa Bidikan NASA

Letusan Gunung Terdahsyat dalam 2.000 Tahun Terjadi di Indonesia

Pengakuan CIA Soal Misteri UFO di Norwegia Tahun 1950-an

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.