Sukses

Presiden Megawati Memimpin Malam Renungan 17 Agustus

Tepat pukul 23.40 WIB, lampu di sekitar TMP Kalibata dipadamkan. Acara berlangsung singkat tanpa peletakan karangan bunga. Presiden Megawati berjanji akan meneruskan perjuangan para pahlawan.

Liputan6.com, Jakarta: Presiden Megawati Sukarnoputri menjadi inspektur upacara kehormatan dalam renungan suci memperingati HUT ke-58 RI di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (16/8) malam. Acara berlangsung sederhana dan singkat, hanya 10 menit. Bahkan tak ada peletakan karangan bunga dalam prosesi seremoni tersebut.

Tepat pukul 23.40 WIB, lampu di sekitar TMP Kalibata dipadamkan. Penerangan di sana hanya berasal dari tiga buah obor. Bahkan, Megawati membacakan sambutan hanya diterangi baterai kecil. Dalam sambutannya, presiden memberikan penghormatan sebesar-besarnya kepada pejuang atas pengorbanan dan jasa-jasanya. Dan, Megawati berjanji akan meneruskan perjuangan mereka.

Meski singkat, namun acara kali ini dijaga sangat ketat. Aparat keamanan tampak bersiaga pada setiap jarak kurang lebih dua meter. Pemeriksaan ketat pun berlaku buat para tamu, tanpa terkecuali. Bahkan, wartawan yang tak memiliki kartu identitas Istana Presiden dilarang meliput.

Nasib apes sebagian wartawan tak dialami para guru teladan--sebagian besar belum pernah ke Jakarta--yang hadir dalam acara tersebut. Sebaliknya, mereka menilai peringatan kemerdekaan kali ini sangat istimewa. Dan, mereka berharap, penghargaan sebagai guru teladan juga dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan.

Renungan suci pun digelar ratusan warga yang tinggal di bantaran atau stren Kali Jagir, Surabaya, Jawa Timur. Mereka memusatkan tirakatan di Jembatan Pintu Air Jagir. Selain untuk mengenang jasa pahlawan, acara ini juga dimaksukan sebagai doa bersama agar tak ada lagi penggusuran di wilayah mereka. Terlebih, Pemerintah Provinsi Jatim sudah melayangkan surat peringatan tentang rencana penggusuran.

Sementara di Yogyakarta, pemerintah kota setempat bersama anggota Karya Abadi Persatuan Anak Bangsa men-sweeping bendera Merah Putih di sejumlah wilayah. Sweeping dilakukan karena banyak warga mengibarkan bendera yang sudah butut dan kumal. Terkesan pengibaran bendera hanya untuk mematuhi imbauan pemkot, tanpa kesadaran diri.

Dalam operasi, bendera yang sudah tidak layak pasang langsung diturunkan dan diganti dengan bendera baru secara gratis. Pemkot Yogyakarta berharap, setelah operasi ini, rasa nasionalisme warga bisa terdongkrak. Minimal, dengan menghargai bendera Merah Putih.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini