Sukses

Pangeran Abdullah Dipastikan Akan Memimpin Seperti Fahd

Sepeninggal Raja Fahd Abdul Aziz, dipastikan tidak akan ada perubahan kebijakan di Arab Saudi. Selama saudara tirinya sakit, Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz yang menjalankan roda pemerintahan.

Liputan6.com, Riyadh: Pergantian tampuk kepemimpinan Arab Saudi dari Raja Fahd Abdul Aziz ke saudara tirinya Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz diperkirakan akan berjalan mulus. Dipastikan tidak akan ada perubahan kebijakan yang mendasar sepeninggal Raja Fahd. Demikian diungkapkan Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris Pangeran Turki Al-Faisal di Riyadh, Arab Saudi, Senin (1/8).

Menurut Al-Faisal, sejak Raja Fahd terkena stroke pada 1995, Pangeran Abdullah yang menjalankan roda pemerintahan. Bahkan, Pengeran Abdullah sesekali berkonsultasi dengan Raja Fahd yang secara dejure (yuridis) masih memegang kekuasaan. Konsultasi dilakukan untuk masalah penerapan kebijakan eksternal maupun internal negara.

Sejak diberitakan Fahd wafat pada Senin pagi silam, sejumlah masjid, radio, maupun televisi menggemakan petikan ayat suci Alquran. Warga Arab Saudi berduka karena rajanya wafat. Sejumlah warga mengaku terkejut dengan kematian tokoh yang dinilai penting di dunia Islam khususnya di Timur Tengah. Warga Riyadh menilai, selama memegang pemerintahan Raja Fahd telah banyak mencapai prestasi yang gemilang. Pencapaian itu tidak hanya mempengaruhi warga Arab Saudi, tapi juga dunia terutama Timur Tengah.

Kendati demikian, toko-toko tetap buka dan aktivitas bisnis berjalan seperti biasa. Prosesi pemakaman pria yang wafat di usia 84 tahun itu akan digelar hari ini. Sebelum dimakamkan, jenazah Fahd terlebih dahulu disalatkan di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh [baca: Jenazah Raja Fahd Disalatkan di Masjid Imam Turki].

Beberapa pemimpin dunia mengungkapkan rasa belasungkawa atas wafatnya Raja Fahd. Di antaranya Presiden Pakistan Pervez Musharraf, Presiden Afghanistan Hamid Karzai, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Amir Musa. Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Aboul Gheit dan Perdana Menteri Palestina Ahmed Qureia mengatakan, dunia Arab kehilangan salah seorang figur sentral.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Amir Musa melihat Raja Fahd sebagai sosok yang memiliki banyak perhatian pada dunia Arab dan Islam. Sementara Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan, Raja Fahd telah banyak membantu warga Afghanistan selama perang melawan tentara Uni Soviet.

Di London, Inggris, dikabarkan sejak muncul informasi Raja Fahd wafat, harga minyak mentah dunia menjadi melambung. Harga minyak mentah jenis light sweet merangkak naik sebesar 55 sen menjadi US$ 61,12 per barel. Kenaikan dipicu oleh kekhawatiran akan ada perubahan kebijakan tentang minyak di Arab Saudi. Namun pengamat ekonomi senior Muhammad Ali Zairy mengatakan, tidak akan ada perubahan yang signifikan dalam kebijakan di Arab Saudi.

Tiga pekan silam, harga minyak mentah jenis light sweet sempat menyentuh angka 61,25 per barel. Harga minyak mentah tahun ini telah meningkat hingga 40 persen. Harga minyak tertinggi tercatat 7 Juli silam, pada level US$ 62,10 per barel.

Sebelum tersiar berita Raja Fahd wafat, harga minyak dunia sempat naik setelah tersiar kabar ada sedikit masalah pada kilang minyak di Amerika Serikat. Selain itu, perusahaan British Petroleum menutup unit produksi bahan bakar di Texas, AS, dengan alasan perbaikan dan perawatan. Kilang minyak ini adalah ketiga terbesar serta menyuplai tiga persen dari kebutuhan bahan bakar di AS.(DNP/Idr dan Ijx)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini