Sukses

CDC: Diagnosis Cerebral Palsy Sejak Dini Penting untuk Kesejahteraan Anak dan Keluarga

Menurut CDC, mendiagnosis cerebral palsy dapat dilakukan melalui beberapa langkah salah satunya pemantauan perkembangan.

Liputan6.com, Jakarta - Mendiagnosis cerebral palsy (CP) pada usia dini penting untuk kesejahteraan anak dan keluarga.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), mendiagnosis CP dapat dilakukan melalui beberapa langkah seperti:

  • Pemantauan perkembangan.
  • Skrining perkembangan.
  • Evaluasi perkembangan dan medis.

Pemantauan perkembangan berarti melacak pertumbuhan dan perkembangan anak dari waktu ke waktu.

Pada setiap kunjungan ke klinik kesehatan anak, dokter akan memantau perkembangan anak. Dokter melakukan pemantauan dengan:

  • Bertanya kepada orangtua apakah mereka memiliki kekhawatiran mengenai perkembangan anak mereka.
  • Mencatat atau memperbarui riwayat perkembangan anak.
  • Mengawasi anak selama pemeriksaan untuk melihat bagaimana anak bergerak.

Selama pemeriksaan perkembangan, tes singkat diberikan untuk melihat apakah anak mengalami keterlambatan perkembangan tertentu. Seperti keterlambatan motorik atau gerakan.

Beberapa tes skrining perkembangan berbentuk wawancara atau kuesioner yang diisi oleh orangtua. Ada pula tes yang diberikan dokter kepada anak. Tes skrining perkembangan juga dapat diberikan bila orangtua atau dokter atau orang lain yang terlibat dalam perawatan anak mempunyai kekhawatiran terhadap perkembangan anak.

“Tujuan dari evaluasi perkembangan adalah untuk mendiagnosis jenis kelainan spesifik yang menyerang seorang anak,” mengutip laman resmi CDC, Senin (25/9/2023).

Untuk mengevaluasi keterlambatan gerakan atau motorik, dokter akan mencermati keterampilan motorik, tonus otot, refleks, dan postur tubuh anak. Serta mengambil riwayat kesehatan orangtua secara cermat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Cerebral Palsy

CDC menjelaskan, cerebral palsy adalah sekelompok kelainan yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bergerak, menjaga keseimbangan, dan postur tubuh.

Kondisi yang juga kerap disebut CP merupakan kelainan motorik yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak. Sekitar 1 dari 345 anak telah diidentifikasi menyandang CP menurut perkiraan Jaringan Pemantauan Autisme dan Disabilitas Perkembangan (ADDM) CDC.

Ada beberapa fakta tentang CP yakni:

  • CP lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, dan lebih sering terjadi pada anak kulit hitam dibandingkan anak kulit putih.
  • Sekitar 75 hingga 85 persen anak dengan CP mempunyai CP spastik. Artinya, otot-otot mereka menjadi kaku, dan akibatnya gerakan mereka menjadi canggung.
  • Lebih dari separuh (sekitar 50 hingga 60 persen) anak dengan CP tetap dapat berjalan mandiri.
3 dari 4 halaman

Fakta Cerebral Palsy Berikutnya

Fakta cerebral palsy berikutnya adalah:

  • Banyak anak dengan CP mempunyai satu atau lebih kondisi dan penyakit tambahan bersamaan dengan CP mereka. Misalnya, sekitar 4 dari 10 anak CP juga mengalami epilepsi dan sekitar 1 dari 10 anak menyandang gangguan spektrum autisme.
  • Penyebab spesifik CP pada sebagian besar anak tidak diketahui.
  • CP biasanya didiagnosis pada tahun pertama atau kedua setelah kelahiran. Jika gejala pada anak ringan, terkadang sulit untuk membuat diagnosis sampai anak berusia beberapa tahun.

“Dengan layanan dan dukungan yang tepat, anak-anak dan orang dewasa penyandang CP dapat tetap sehat, aktif, dan menjadi bagian dari komunitas,” mengutip CDC, Senin (25/9/2023).

4 dari 4 halaman

2 Jeni Cerebral Palsy

Jika dilihat dari waktu terjadinya kerusakan otak, cerebral palsy dibagi menjadi dua yakni CP bawaan dan acquired CP.

Cerebral Palsy Bawaan

Kebanyakan CP berhubungan dengan kerusakan otak yang terjadi sebelum atau saat lahir dan disebut CP bawaan. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko CP bawaan adalah:

  • Dilahirkan terlalu kecil.
  • Dilahirkan terlalu dini (premature).
  • Terlahir kembar atau kelahiran ganda lainnya.
  • Dikandung melalui fertilisasi in vitro atau teknologi reproduksi berbantuan lainnya.
  • Memiliki ibu yang mengalami infeksi saat hamil.
  • Memiliki kernikterus (sejenis kerusakan otak yang dapat terjadi jika penyakit kuning pada bayi baru lahir yang parah tidak diobati).

Acquired Cerebral Palsy

Selain bawaan, ada pula acquired CP di mana kerusakan otak terjadi setelah anak dilahirkan.

Sebagian kecil CP disebabkan oleh kerusakan otak yang terjadi lebih dari 28 hari setelah kelahiran. Inilah yang disebut acquired CP. Faktor-faktor berikut dapat meningkatkan risiko acquired CP:

  • Mengalami infeksi otak, seperti meningitis.
  • Mengalami cedera kepala yang serius.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.