Sukses

Pemain Tenis Tunanetra Buka-Bukaan Teknik Bermain Tanpa Melihat

Tenis biasanya dimainkan pemain dengan saling memukul bola menggunakan raket tenis. Namun bagi penyandang tunanetra, bermain tenis tanpa melihat bisa menjadi tantangan tersendiri.

Liputan6.com, Jakarta Tenis biasanya dimainkan pemain dengan saling memukul bola menggunakan raket tenis. Namun bagi penyandang tunanetra, bermain tenis tanpa melihat bisa menjadi tantangan tersendiri. 

Dilansir dari BBC, Emma dan Martin dari podcast Access All disabilitas bertemu dengan pemain tenis tunanetra Reece Finnegan untuk mempelajari cara kerjanya.

"Hai nama saya Reece Finnegan. Saya bermain tenis buta. Saya sudah bermain selama sekitar empat tahun dan hari ini saya akan mengajari Emma dan Martin cara bermain tenis sedikit,” ujar Reece, pemain tenis penyandang tunanetra.

"Jadi, bolanya itu sangat empuk. Di dalamnya, ada bola tenis kecil yang memiliki bantalan bola di dalamnya, yang membuat suara gemerincing," jelas Reece.

"Jadi tenis untuk tunanetra sebeanrnya bekerja persis sama dengan tenis biasa, yaitu Anda memukul bola dengan raket dan melewati net. Namun jika biasanya di tenis biasa Anda hanya mendapatkan satu pantulan untuk memukulnya, dalam tenis tunanetra, Anda memiliki dua atau tiga pantulan," lanjut Reece menjelaskan kepada Emma dan Martin.

"Saat server meneriakkan 'Siap?', penerima akan berteriak 'Ya' dan kemudian server akan menerikkan 'Play', dan mereka akan memukul bola," tambahnya.

Emma yang juga penyandang tunantera merasa bahagia dan muncul ide di benaknya.

"Saya senang sekarang, saya telah melakukannya (tenis). Saya sangat menikmatinya. Seperti yang sudah saya katakan, saat saya dalam posisi tenis, glutes saya terasa terbakar. Saya sangat tidak fit/bugar. Jadi menurut saya, ini (tenis) akan menjadi cara yang bagus untuk menjadi bugar, dan ya, saya menyukai tenis tunanetra. Saya ingin melakukannya lagi," ujar Emma dengan semringah.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bukan olahraga yang masuk olimpiade

 

Sementara saat Reece mencoba bermain dengan Martin yang bukan penyandang tunanetra, Reece bahkan sangat jago memainkannya.

"Reece, apa yang akan saya lakukan adalah, alih-alih memiliki penutup mata, saya akan menutup mata. Jujur! Saya tidak akan menipu, saya mungkin akan membukanya sedikit,” canda Martin. Meski demikian, Reece sangat mampu memukul balik bola tenis dari Martin seolah ia bisa melihat keberadaannya.

Tenis tunanetra saat ini tidak termasuk dalam olahraga yang disertakan dalam olimpiade. Namun banyak pemain, termasuk The Lawn Tennis Association yang menyelenggarakan berbagai kompetisi regional dan nasional, berharap suatu hari nanti tenis tunanetra akan menjadi olahraga Paralimpiade.

3 dari 4 halaman

Fakta unik bermain tenis

Tahukah Anda, aturan berpakaian Wimbledon adalah salah satu yang paling terkenal dalam olahraga. Aturan yang mengharuskan pemain harus berpakaian hampir seluruhnya putih, sangat ketat. Wasit dapat memaksa pemain berganti pakaian dengan ancaman diskualifikasi, demikian dilansir dari laman Mentalfloss.

Pada masa lalu, banyak pemain top olahraga menemukan diri mereka berada di akhir yang salah dari aturan ini, tetapi, dari mana asalnya?

4 dari 4 halaman

Pertahankan tradisi

Diyakini bahwa aturan tersebut berasal dari tahun 1800-an, ketika tenis adalah olahraga sopan yang dimainkan terutama di pertemuan sosial oleh perempuan. Bercak keringat pada pakaian berwarna dianggap tidak pantas, sehingga praktik mengenakan pakaian yang didominasi warna putih – alias tenis putih – diadopsi untuk menghindari rasa malu.

The All England Club, yang menjadi tuan rumah Wimbledon, didirikan pada tahun 1868 (awalnya sebagai All England Croquet Club) dan memperkenalkan Lawn Tennis pada tahun 1875.

Sederhananya, klub tetap ngotot dengan tradisi. Pedoman yang dikeluarkan baru-baru ini untuk pakaian termasuk pernyataan putih yang dimaksud tidak termasuk putih pudar atau krem, tidak boleh trim berwarna dan tidak lebih lebar dari 1 sentimeter. Selain itu, pakaian dalam pun tidak boleh terlihat selama bermain (termasuk karena berkeringat). Bahkan, pakaian dalam pemain pun harus berwarna putih.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.