Sukses

Manfaat Dukungan Teman Sebaya bagi Kesehatan Mental Penyandang Disabilitas

Dukungan kelompok sebaya memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental penyandang disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta Dukungan kelompok sebaya memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental penyandang disablitas.

Hal ini dirasakan oleh Kimberley Pett, penyandang disabilitas ganda asal Inggris yang mulai mencari dukungan kelompok sebaya dari platform yang disebut Spokz People.

“Saya memiliki beberapa disabilitas. Yang utama adalah Ehlers Danlos Syndrome (EDS), ini terutama memengaruhi persendian saya,” ujar Pett mengutip Disability Horizons Senin (13/6/2022).

Disabilitas tersebut sangat berdampak pada sistem pencernaannya. Akibat disabilitas itu, ia mengalami gagal usus dan membutuhkan Nutrisi Parenteral Total (TPN) untuk nutrisi (makan/hidrasi melalui pembuluh darah).

Ia adalah pengguna kursi roda total tetapi karena intoleransi ortostatik (detak jantung yang cepat atau tekanan darah rendah saat berdiri/duduk) dan migrain vestibular, ia tidak dapat terus-terusan duduk atau selamanya berbaring di tempat tidur.

“Saya memakai alat bantu dengar di kedua telinga dan memiliki beberapa kesulitan visual juga. Saya juga menderita artritis seronegatif, insufisiensi adrenal (kelenjar adrenal yang rusak) dan malformasi Chiari, di mana bagian bawah otak menekan ke dalam kanal tulang belakang.”

Dalam kondisi tersebut, ia tinggal dengan seorang teman dekat, Janet, yang ia temui ketika ia masih di universitas.

“Dia bukan pengasuh saya tetapi membantu saya dengan banyak tugas di sekitar rumah, termasuk beberapa perawatan pribadi, seperti kateter saya ketika pengasuh saya tidak ada (saya beruntung memiliki teman sebaya yang baik!). Kami sudah hidup bersama selama sekitar lima tahun sekarang.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diskusi dan Interaksi

Ia memiliki pendamping yang melayani melalui layanan sosial empat kali sehari. Pendamping itu membantunya melakukan perawatan pribadi, dan ia juga memiliki perawat dua kali sehari yang melakukan koneksi dan pemutusan TPN.

“Mereka juga memberikan cukup banyak dukungan moral dan advokasi ketika saya membutuhkan bantuan dengan tim medis saya!”

Sedangkan, ibunya tinggal dekat dan membantu di sekitar rumah dengan apa pun yang Janet dan ia tidak bisa lakukan. Janet juga memiliki sindrom yang sama tetapi tidak terlalu parah, jadi ada beberapa hal yang dia tidak bisa lakukan. Seperti meraih sesuatu yang tinggi atau mengangkat barang berat , jadi ibunya akan membantu hal-hal tersebut.

Hidup sebagai penyandang disabilitas membuatnya banyak mencari hal-hal berguna untuk kelangsungan hidupnya. Salah satunya dukungan mental dari teman sebaya dengan kesamaan kondisi.

Baginya, hal yang paling berguna baginya dalam dukungan teman sebaya adalah sesi grup Zoom. Aspek komunitas membuatnya dapat berdiskusi dan berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami masalah serupa dan berbagi saran serta ide.

3 dari 4 halaman

Merasa Tak Sendiri

Dukungan dari teman sebaya juga membuatnya merasa tidak sendirian dalam apa yang ia alami.

“Saya pribadi selalu mendapati bahwa terapi empat mata selalu menantang. Saya merasa sangat sulit untuk berbicara tentang bagaimana saya menemukan sesuatu.”

Sedangkan, diskusi kelompok dengan teman sebaya memungkinkannya untuk memikirkan dan mengeksplorasi situasi diri dengan mendengarkan pengalaman orang lain, tanpa harus menemukan kata-kata untuk perasaannya sendiri.

Pemimpin grup diskusi adalah pendiri Spokz People, Mel, menurut Pett ia adalah orang yang sangat positif, jadi meskipun grup sering membicarakan hal-hal berat, tapi suasananya selalu positif dan menyenangkan.

“Dan setelah diskusi usai rasanya saya baru usai bersenang-senang ini adalah sesuatu yang saya belum pernah temukan di terapi sebelumnya dan saya menantikannya setiap minggu.”

Dengan diskusi virtual, ia pun tak perlu meninggalkan rumah dan menemui banyak orang asing di jalan.

“Diskusi ini juga bagus untuk bersosialisasi dan mengobrol dengan orang-orang setiap minggu di luar pengaturan medis.”

4 dari 4 halaman

Dukungan Kesehatan Mental Sebelumnya

Sebelumnya, Pett sudah sempat mendapatkan berbagai bentuk dukungan kesehatan mental. Beberapa dukungan kesehatan mental yang lebih serius tidak menerimanya lantaran ia tidak depresi.

Beberapa dukungan kesehatan mental umumnya hanya berjalan enam minggu, sedangkan program Spokz People memiliki jangka waktu yang jauh lebih lama.

“Saya kemudian ditawari dukungan psikologis dan menjalani sesi berbasis Cognitive Behavioral Therapy (CBT), tetapi keduanya tidak memiliki pemahaman tentang disabilitas dan sangat umum.”

“Psikologi lebih merupakan sesi pengumpulan informasi untuk umpan balik kepada dokter saya daripada menawarkan dukungan praktis untuk membantu saya maju,” katanya.

Maka dari itu, ia lebih memilih berdiskusi dengan teman sebaya yang memiliki disabilitas serupa karena lebih khusus dan bermanfaat baginya.

Di sisi lain, program diskusi dengan teman sebaya yang diusung platform seperti Spokz People secara ekonomi jauh lebih terjangkau dalam jangka panjang baginya ketimbang pertemuan psikolog tatap muka.

“Dan nilai pribadi yang saya ambil darinya juga jauh lebih kaya,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.