Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Penyandang Disabilitas Butuh Penyesuaian Kehidupan Seks

Seperti yang dialami seorang pria kelahiran 1997 yang didiagnosis dengan myalgic encephalomyelitis. Ia memiliki sindrom kelelahan kronis (CFS) dan membagikan kisah terkait kekhawatirannya tentang seks.

Liputan6.com, Jakarta Hal pertama yang perlu kita pahami bahwa penyandang disabilitas juga memiliki hasrat untuk seks. Seperti yang dialami seorang pria kelahiran 1997 yang didiagnosis dengan myalgic encephalomyelitis. Ia memiliki sindrom kelelahan kronis (CFS) dan membagikan kisah terkait kekhawatirannya tentang seks.

"Ketika tingkat nyeri saya mulai meningkat, mobilitas saya menjadi semakin bermasalah. Saya juga menjalani beberapa operasi lutut, dan kruk selama bertahun-tahun merusak bahu dan pergelangan tangan saya, jadi saya mulai menggunakan kursi roda," katanya, dikutip dari disabilityhorizons. 

Menurutnya, terlepas dari memiliki banyak gangguan fisik dan mental, penyandang disabilitas juga masih memiliki keinginan dan kebutuhan yang sama terkait seks. Ini tidak ada hubungannya dengan keterbatasan mereka karena setiap orang yang terangsang, otak mereka melepaskan zat kimia oksitosin dan endorfin, hanya mungkin pendekatannya yang berbeda.

Meskipun ia merasa beruntung karena ia menikah dengan gadis impiannya di usia awal 20-an dan memiliki anak sebelum menjadi difabel. Namun ia memiliki rasa sakit yang terus menerus pada berbagai tingkat dan periode kelelahan fisik dan mental dan ekstrem. Tetapi otaknya juga sepertinya tidak mempedulikan hal ini, jadi ia sering terbaring dalam kesakitan yang luar biasa dengan kelelahan disertai perasaan terangsang. Betapa menyiksanya hal itu.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menyesuaikan kehidupan seks

Untuk mengatasi masalah ini, ia melakukannya dengan mengubah posisi, misalnya seperti tidak melakukan gaya doggy karena lutut dan rasa sakitnya. Ia mengaku sampai tidak bisa penetrasi jika rangsangan muncul bersamaan dengan rasa sakit yang luar biasa. Namun itu artinya, saat rasa sakitnya menurun dan menjadi masalah kecil, ia akan mampu penetrasi. Beruntung istrinya juga sangat pengertian akan hal ini.

Lalu saat ia dalam kondisi tidak bisa melakukan apapun karena rasa sakitnya, ia dan istrinya menggunakan bantuan alat bantu seks. Jadi saat hari itu tiba, mereka akan tetap melakukan foreplay dan menggunakan mainan seks untuk orgasme.

Untuk beberapa alasan, orang memandang mainan seks sebagai sesuatu yang nakal atau kata negatif lainnya. Namun bagi penyandang disabilitas, alat ini bisa membantu kehidupan seks mereka.

Ada berbagai macam mainan seks baik untuk penis atau vagina (dan bagian lainnya) dan banyak yang dijual secara online sekarang hadir dalam paket yang sangat rahasia. Ada juga beberapa mainan seks yang sangat inovatif dan inklusif di pasaran. Bahkan ada mainan hands-free dan beberapa dapat dikontrol melalui remote atau smartphone.

The Pulse from Hot Octopuss memungkinkan seseorang yang tidak bisa ereksi karena disfungsi ereksi atau cedera tulang belakang, hingga orgasme.

"Jangan merasa malu. Hasrat untuk seks adalah dorongan dasar dan utama yang dimiliki setiap makhluk hidup, dan hanya karena kita cacat, itu tidak berarti kita harus menekan dorongan itu," katanya.

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Zodiak Mudah Jatuh Cinta dengan Sahabat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.