Sukses

Bitcoin Melonjak 120% pada 2023, Berpotensi Lanjutkan Reli?

Sepanjang 2023, harga bitcoin terus menguat. Hal ini setelah sejumlah sentimen negatif dari industri kripto mulai dari kebangkrutan, harga kripto yang anjlok dan pengadilan.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah eksekutif di industri kripto menyebut dimulainya kenaikan baru bitcoin. Hal ini semakin banyak prediksi harga tertinggi baru untuk bitcoin tembus USD 100.000 atau sekitar Rp 1,55 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.514) pada 2024.

Dikutip dari CNBC, Selasa (5/12/2023), harga bitcoin telah menguat lebih dari 120 persen pada 2023. Lonjakan harga bitcoin itu diprediksi berlanjut hingga 2024.

"Rasanya (2023) adalah tahun untuk bersiap menghadapi kenaikan yang akan datang. Tapi sentimennya sangat penuh harapan untuk 2024 dan 2025,” ujar CEO Ledger, Pascal Gauthier.

Rekor tertinggi harga bitcoin hampir USD 69.000 atau sekitar Rp 1,07 miliar pada November 2021. Sejak itu, industri kripto dilanda banyak masalah mulai dari jatuhnya koin dan proyek hingga kebangkrutan dan pengadilan pidana.

FTX, yang pernah menjadi salah satu bursa terbesar di dunia, bangkrut. Pendiri FTX Sam Bankman-Fried hadapi hukuman lebih dari 100 tahun penjara setelah dia dinyatakan bersalah atas tujuh tuduhan penipuan kriminal.

Sementara itu, CEO Binance Changpeng Zhao mengaku bersalah atas tuntutan pidana dan mengundurkan diri sebagai CEO perusahaan. Hal ini juga sebagai bagian dari penyelesaian USD 4,3 miliar dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Banyak pihak di industri melihat kedua kasus ini berakhir sebagai garis yang ditarik berdasarkan masalah yang telah menggangu pasar kripto.

“Saya pikir setelah fase spekulatif selesai, yang menurut saya hampir selesai, mungkin belum sepenuhnya selesai, Anda bisa mendapatkan pembangun nyata yang fokus pada teknologi,” ujar CEO Lightspark, David Marcus.

Marcus, mantan pemimpin proyek stablecoin Facebook yang gagal kini sedang mengerjakan teknologi untuk meningkatkan bitcoin sebagai jaringan pembayaran.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sentimen Positif

Kini setelah isu itu teratasi, investor fokus pada apa yang dilihat oleh industri sebagai perkembangan positif. Pertama, adalah meningkatnya euforia kalau dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin atau exchange trade fund (ETF) akan segera disetujui. Hal ini dapat mendatangkan investor tradisional yang lebih besar yang sebelumnya tak ingin sentuh kripto.

"Saya pikir apa yang dimaksud dengan ETF adalah bitcoin menjadi arus utama, dan itulah yang ditunggu-tunggu orang,” tutur Gauthier.

Sentimen lainnya yaitu halving bitcoin yang berlangsung setiap empat tahun sekali dan dijadwalkan pada Mei 2024. Halving merupakan saat penambang yang merupakan entitas yang menjunjung tinggi jaringan bitcoin, melihat imbalan atas pekerjaannya yang dipangkas setengahnya. Hal ini membatasi pasokan bitcoin yang hanya aka nada 21 juta koin, dan sering kali menjadi faktor di balik reli baru.

"Sejumlah pelaku pasar perkirakan kenaikan beberapa saat setelah halving, namun mengingat berita ETF, kita bisa saja melakukan pergerakan sebelum halving sehingga sebagian besar investor akan menunggu. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga secara besar-besaran,” ujar Vice President CoinDCX, Vijay Ayyar.

3 dari 4 halaman

Bitcoin Bakal Sentuh USD 100.000?

Sejumlah pihak sudah serukan hal optimistis untuk bitcoin pada 2024. Hal ini diawali dengan Standard Chartedered pekan lalu kembali menegaskan perkiraan harga bitcoin pada April 2023. Harga bitcoin akan sentuh USD 100.000 pada akhir 2024. Bank mengatakan, kenaikan harga bitcoin itu didorong persetujuan dari banyak ETF.

Hal itu berarti kenaikan sekitar 160 persen dari harga bitcoin pada Jumat, 1 Desember 2023 sekitar USD 38.413, menurut CoinDesk.

Matrixport yang menyebutkan sebagai perusahaan jasa keuengan kripto merilis catatan pekan lalu yang prediksi harga bitcoin akan mencapai USD 63.140 atau sekitar Rp 979,08 juta pada April dan USD 125.000 atau sekitar Rp 1,93 miliar pada akhir 2024.

“Berdasarkan model inflasi kami, lingkungan makro diperkirakan akan tetap menjadi pendorong yang kuat bagi kripto. Penurunan inflasi lainnya akan mendorong the Federal Reserve untuk memulai penurunan suku bunga,” kata Matrixport dalam laporannya.

“Dikombinasikan dengan arus geopolitik, dukungan moneter yang sehat ini akan mendorong bitcoin ke level tertinggi baru pada 2024,” demikian dalam laporan Matrixport.

4 dari 4 halaman

Pelaku Pasar Diminta Tetap Waspada

Banyak komentar melihat pelonggaran kebijakan moneter sebagai dukungan terhadap bitcoin yang dipandang sebagai aset berisiko. Namun, sejumlah pihak melihat bicoin sebagai aset “safe haven” saat terjadi ketegangan geopolitik.

Saat ditanya apakah bitcoin akan mencapai USD 100.000 pada 2024, Gauthier menuturkan, mungkin tetapi tolak berikan prediksi harga. “Yang kami lihat adalah fundamental yang kuat,” ujar dia.

Ayyar menuturkan, harga bitcoin sedang konsolidasi di bawah level kunci USD 38.000 yang merupakan posisi untuk bullish bitcoin. Setelah level ini ditembus, harga bitcoin dapat tembus USD 45.000 dan USD 48.000.

Namun, ia peringatkan reli tersebut yang sebagian besar dibangun berdasarkan ekspektasi persetujuan ETF. Bisa gagal jika produk itu kembali ditolak oleh regulator.

"Penolakan ETF secara besar-besaran juga dapat merusak proses ini, oleh karena itu, hal ini tentu harus diwaspadai,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini