Sukses

CEO Miller Value Partners, Bill Miller Jual Sebagian Bitcoin, Ada Apa?

CEO Miller Value Partners Bill Miller mengatakan menurunkan beberapa "barang" untuk memenuhi margin call.

Liputan6.com, Jakarta - CEO perusahaan Miller Value Partners sekaligus investor kripto, Bill Miller mengungkapkan menjual beberapa kepemilikan Bitcoin (BTC) untuk mengumpulkan uang tunai demi memenuhi margin call.

Margin call terjadi ketika nilai akun margin investor turun di bawah jumlah yang diminta broker.

Hal itu dia sampaikan dalam sebuah wawancara bersama CNBC. Ketika ditanya apakah dia telah menjual bitcoin-nya, “jawaban singkatnya adalah tidak,” kata investor miliarder itu. 

Namun, dia mengatakan menurunkan beberapa "barang" untuk memenuhi margin call, mencatat ketika masa sulit seperti ini, seseorang ingin menjual aset yang sangat likuid seperti Bitcoin sesuai dengan tagihan.

"Saya telah melalui setidaknya tiga penurunan lebih dari 80 persen. Saya memilikinya sebagai polis asuransi terhadap bencana keuangan. Saya belum mendengar argumen yang bagus mengapa siapapun tidak boleh memasukkan setidaknya 1 persen dari kekayaan bersih cair mereka ke dalam Bitcoin," kata Miller, dikutip dari CoinDesk, ditulis Senin (16/5/2022). 

Adapun pandangan jangka pendeknya tentang bitcoin, Miller, mantan kepala investasi di Legg Mason Capital Management, mengatakan dia "tidak memiliki petunjuk." Meskipun dia akan "kecewa" jika harga Bitcoin turun setengah dari sini, tetapi dia tidak akan terkejut melihat volatilitas harga yang dimiliki kripto itu. 

Seperti diketahui, Bitcoin telah mengalami hal yang berat beberapa hari terakhir. Harga Bitcoin sempat jatuh mencapai level terendah baru 16 bulan. Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini diperdagangkan pada USD 30.000 atau sekitar Rp 439 juta. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pendiri Cardano Charles Hoskinson Sebut Kripto Masuk Tren Koreksi

Sebelumnya, Pengusaha Amerika Serikat dan pendiri Cardano, Charles Hoskinson berpendapat kripto Cardano (ADA) telah berkinerja buruk baru-baru ini karena kripto berada di pasar bearish. 

Dalam pandangannya, tidak ada yang bisa menaikkan valuasi USD selama situasi saat ini. Selama 2022 dan terutama beberapa minggu terakhir tidak ada hal menguntungkan industri cryptocurrency karena harga sebagian besar aset digital jauh dari level teratas yang terdaftar pada 2021. 

Ada banyak alasan untuk memperkirakan penurunan yang saat ini terjadi, termasuk krisis keuangan pasca pandemi dan krisis keuangan ditambah dengan adanya konflik Rusia-Ukraina.

Dalam cuitan di Twitter, Hoskinson mengklaim aset digital telah memasuki pasar bearish. Berbicara tentang penilaian USD dari kripto asli protokolnya, dia berpendapat tidak ada yang dapat meningkatkan harganya saat ini.

"Ya, itu disebut pasar bearish, itulah yang terjadi. Tidak ada yang bisa mengubahnya. Tidak ada pengumuman yang membuat perbedaan dan kami masih akan jatuh,” tulis Hoskinson, dikutip dari Cryptopotato, ditulis Minggu, 15 Mei 2022.

Kata-kata Hoskinson muncul di tengah pembaruan terbaru proyeknya, yang memiliki sedikit atau tidak ada dampak positif pada harga ADA. Cardano menguraikan beberapa pembaruan untuk jaringannya, termasuk peluncuran jembatan lintas rantai. Kemudian, ia mengubah ukuran bloknya sebesar 10 persen untuk meningkatkan skalabilitas.

Pada saat yang sama, laporan mengklaim paus (orang yang memiliki kripto dengan jumlah besar) melakukan pembelian besar-besaran di awal bulan, tetapi itu juga tidak mendorong ADA menguat. 

 

3 dari 4 halaman

Kripto Berada di Pasar Bearish

Aset tersebut memetakan ATH pada musim gugur lalu di atas USD 3,00 atau sekitar Rp 43.595 sebelum kehancuran pasar mendorongnya turun dengan keras. Sampai sekarang, ia berjuang di kisaran USD 0,6184, yang berarti telah turun sekitar 80 persen sejak puncaknya.

Faktor lain yang mungkin mengkonfirmasi saat ini kripto sedang berada pada fase pasar bearish berasal dari analis terbaru CryptoQuant. Platform analitik memperkirakan pasar Bull bitcoin berhenti pada Juli 2021, dan sejak itu, trennya telah berubah.

Analis perusahaan mengaitkannya dengan Rasio Biaya terhadap Hadiah. Semakin tinggi rasionya, semakin menguntungkan bagi penambang untuk melakukan pekerjaan mereka karena mereka tidak perlu diberi insentif lebih lanjut untuk mempertahankan BTC mereka dan sebaliknya. 

Karena metrik telah anjlok sejak tertinggi April 2021, CryptoQuant menentukan itu adalah "indikasi pasar beruang," dan penambang harus menjual sebagian dari porsi mereka untuk menutupi pengeluaran mereka.

 

 

4 dari 4 halaman

Stablecoin Terra Jeblok, Begini Respons Menteri Keuangan AS Janet Yellen

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen menyoroti berita terbaru tentang Stablecoin algoritmik UST yang kehilangan pasak dolarnya beberapa hari ini. Hal itu Yellen sampaikan selama sidang Komite Perbankan Senat, Kamis waktu setempat. 

Yellen fokus pada kesulitan yang sedang berlangsung dari stablecoin UST selama kesaksian di depan panel Senat AS, hanya beberapa jam setelah UST terus turun hingga nilai terendahnya. 

Saat Komite Perbankan Senat menjadi tuan rumah dengar pendapat tentang risiko terhadap stabilitas sistem keuangan AS, Janet Yellen mengatakan kepada para senator, UST "mengalami penurunan dan nilainya menurun."

"Saya pikir itu hanya menggambarkan ini adalah produk yang berkembang pesat, dan ada risiko terhadap stabilitas keuangan, dan kami membutuhkan kerangka kerja yang sesuai," katanya, dikutip dari CoinDesk, ditulis Sabtu (14/5/2022). 

Dia kemudian mengatakan undang-undang untuk mengatasi regulasi kripto akan tepat keluar tahun ini. 

"Mereka tumbuh sangat pesat,” kata Yellen, mengacu pada aset digital. “Mereka menghadirkan jenis risiko yang sama yang telah kita ketahui selama berabad-abad sehubungan dengan bank run,” ujar dia. 

Yellen menambahkan mata uang digital bank sentral di Amerika Serikat dapat memiliki “dampak yang sangat signifikan pada struktur intermediasi keuangan,” meskipun berpotensi memiliki risiko lebih sedikit daripada stablecoin. 

UST mulai turun sejak Senin ketika aksi jual massal memicu volatilitas ekstrem pada harga LUNA dan banyak mata uang kripto utama termasuk Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH). 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.