Sukses

4 Hewan Paling Banyak Menyebarkan Virus Rabies di Dunia

Bagi sejumlah individu, alam merupakan bagian yang sangat menarik dalam kehidupan mereka. Namun, penting untuk selalu menjaga jarak dari fauna yang berpotensi menyebarkan penyakit rabies.

Liputan6.com, Jakarta Meskipun hampir semua jenis fauna dapat terjangkit penyakit rabies, ada mamalia tertentu yang memiliki kemungkinan lebih tinggi sebagai penyebar penyakit daripada mamalia lainnya.

Penting untuk memiliki pemahaman tentang jenis fauna yang paling mungkin menjadi pembawa penyakit dan mengenali tanda-tanda yang perlu diwaspadai untuk menentukan apakah fauna tersebut terinfeksi.

Berikut adalah empat jenis hewan di dunia yang memiliki potensi sebagai pembawa rabies, seperti yang dikutip dari a-z-animals.com pada (10/5).   

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

Rakun

Sebanyak 30 hingga 40 persen dari total kasus rabies disumbangkan oleh rakun.

Mengenali rakun yang terinfeksi adalah suatu hal yang mudah karena perilaku mereka menjadi tidak normal.

Rakun dikenal sebagai hewan yang pemalu dan suka menjaga jarak, tetapi banyak yang bersikap ramah terhadap manusia, terutama jika terjadi pertukaran makanan.

Namun, rakun yang terinfeksi mungkin menunjukkan gejala disorientasi atau sakit. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah adanya busa di mulut.

Ketika penyakit ini berkembang, hewan tersebut mungkin mengalami kesulitan dalam bergerak sehingga berjalan dan bernapas tampak terganggu.

Namun, rakun yang terinfeksi rabies juga bisa menjadi sangat agresif dan menyerang tanpa aba-aba.    

3 dari 10 halaman

Kelelawar

Kelelawar juga merupakan salah satu pembawa rabies yang paling berbahaya.

Menurut laporan dari Pusat Pengendalian Penyakit, kelelawar adalah penyebab utama kematian akibat rabies pada manusia di Amerika Serikat. Virus rabies dari kelelawar telah terdeteksi di 49 negara bagian di daratan Amerika.

Satu-satunya pengecualian adalah Hawaii yang bebas dari virus rabies. Berbeda dengan rakun, menentukan apakah kelelawar telah terinfeksi rabies atau tidak mungkin lebih sulit.

Namun, kelelawar yang aktif pada siang hari atau tampak mengalami kesulitan dalam terbang bisa menjadi tanda peringatan.

Kelelawar menjadi penyebab utama kematian akibat rabies pada manusia sehingga penting untuk segera mencari pertolongan medis jika ada dugaan kontak dengan kelelawar.

4 dari 10 halaman

Sigung

Sigung adalah salah satu penyebar rabies paling meluas.

Sebenarnya, jumlah kasus rabies yang disebabkan oleh sigung hampir setara dengan rakun dan kelelawar, yakni berkontribusi sekitar 25% dari keseluruhan kasus.

Tanda-tanda sigung yang terinfeksi meliputi kesulitan bergerak, buih keluar dari mulut, pernapasan yang berat, dan agresivitas yang luar biasa.

Meskipun sigung jarang terlihat aktif pada siang hari, hal ini tidak selalu menunjukkan apakah sigung tersebut terinfeksi rabies atau tidak. Sebaiknya, amati perilaku yang aneh dan aktivitas pada siang hari.

Namun, penting diingat bahwa meskipun tanda-tanda ini mengindikasikan adanya masalah, itu belum tentu menunjukkan bahwa sigung tersebut mengidap rabies.

Satu-satunya cara untuk memastikan apakah hewan tersebut terinfeksi penyakit ini adalah melalui pemeriksaan otopsi.

Jika ada kecurigaan bahwa sigung yang ditemui terinfeksi, hindari kontak dan segera hubungi pihak berwenang setempat yang berurusan dengan satwa liar.    

5 dari 10 halaman

Rubah

Meskipun rubah tidak seperti rakun, kelelawar, atau sigung yang menjadi pembawa penyakit ini, mereka masih menjadi penyebab utama kasus rabies.

Tanda-tanda yang terlihat pada sigung dan rakun yang sakit juga akan terlihat pada rubah.

Gejala seperti saliva berlebihan atau mulut berbusa, perilaku yang tidak normal, gerakan yang kaku, pernapasan yang tersengal-sengal, dan agresi yang ekstrem menandakan bahwa rubah tersebut terjangkit rabies.

Hewan yang terinfeksi rabies dapat dengan cepat menjadi agresif, oleh karena itu yang terpenting adalah menjaga jarak.

Hindari berusaha untuk menyentuh atau memberikan pertolongan pada hewan tersebut.

Sayangnya, belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini saat ini. Tindakan terbaik yang bisa dilakukan adalah segera menghubungi otoritas yang berwenang dan mencari bantuan dari tenaga profesional.

6 dari 10 halaman

Hewan Apa Saja yang Menyebabkan Rabies?

Penyakit rabies disebabkan oleh virus RNA yang berasal dari keluarga Rhabdoviridae dan genus Lyssavirus. Virus ini menular melalui air liur hewan yang terjangkit, dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan atau melalui kontak langsung dengan luka terbuka atau selaput lendir.

 

7 dari 10 halaman

Kucing Apa Ada Rabies?

Kucing juga mungkin menunjukkan tanda-tanda atau gejala rabies tanpa penampakan yang jelas. Tanda-tanda dari jenis rabies ini termasuk kucing merasa gatal secara berlebihan, kejang otot, kaku, dan masalah sembelit.

 

8 dari 10 halaman

Berapa Lama Virus Rabies Bertahan dalam Tubuh Manusia?

Setelah virus rabies memasuki tubuh melalui luka gigitan atau cakaran, virus akan tinggal selama dua minggu di area sekitar luka tersebut dan berkembang biak di jaringan otot di sekitar luka.

 

9 dari 10 halaman

Apa Rabies pada Manusia Bisa Sembuh?

Sayangnya, rabies merupakan penyakit yang tidak dapat diobati dan tidak memiliki obat yang efektif.

 

10 dari 10 halaman

Kenapa Kena Rabies Takut Air?

Rasa takut akan air pada individu yang terkena rabies timbul akibat sensasi menyakitkan yang tak tertahankan saat menelan cairan, termasuk air dan saliva. Serangan penyakit ini memicu spasme yang kuat di tenggorokan ketika seseorang berupaya menelan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini