Sukses

Unik, Hewan Purba Ini Gunakan Tanduknya untuk Menangkap Mangsa

Anomalocaris canadensis, predator puncak lautan prasejarah, mengubah paradigma ahli paleontologi. Analisis baru menunjukkan kemungkinan kebiasaan makan lembut, menantang asumsi pemangsa trilobita keras. Studi terbaru, dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B, membuka kompleksitas dan misteri kehidupan laut prasejarah, meresapi ulang pandangan tentang perilaku predator puncak masa itu.

Liputan6.com, Jakarta Selama beberapa dekade, Anomalocaris canadensis, salah satu predator puncak paling awal di lautan prasejarah, telah menjadi pusat perhatian ahli paleontologi. Nama ilmiahnya, yang secara kasar diterjemahkan sebagai ‘udang abnormal dari Kanada’ mencirikan makhluk purba yang memiliki dua pelengkap berduri di wajahnya. Para ahli selama ini berasumsi bahwa Anomalocaris menggunakan alat ini untuk mengambil trilobita keras dari dasar laut dan kemudian menghancurkannya sebelum memakannya. Namun, pemahaman ini tampaknya berubah seiring dengan hasil analisis baru yang mengungkap potensi kebiasaan makan yang lebih lembut pada makhluk ini.

Dalam studi terbaru yang dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B pada 12 Juli, para peneliti mengungkap temuan menarik yang mengubah pandangan kita tentang Anomalocaris canadensis. Analisis baru menyarankan bahwa predator purba ini mungkin bukanlah pemangsa trilobita keras seperti yang diperkirakan sebelumnya. Sebaliknya, Anomalocaris canadensis mungkin memiliki kecenderungan untuk memburu mangsa lunak di dalam air. Temuan ini menyoroti kompleksitas dan misteri yang masih menyelimuti kehidupan laut prasejarah, menantang pandangan konvensional mengenai perilaku predator puncak pada masa itu.

Perubahan pandangan terhadap Anomalocaris canadensis tidak hanya mengubah cara kita melihat predator ini, tetapi juga memberikan wawasan lebih dalam tentang dinamika ekologi laut prasejarah. Dengan penemuan ini, muncul kebutuhan untuk mengeksplorasi ulang dan mengkaji kembali asumsi-asumsi yang telah lama dipegang oleh komunitas ilmiah.

Seiring penelitian lebih lanjut, kita mungkin akan semakin mendekati pemahaman yang lebih lengkap tentang peran dan kebiasaan makan predator puncak paling aneh di dunia laut purba ini. Dikutip dari sciencenews.org, berikut ulasannya!

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 10 halaman

1. Anomalocaris Canadensis Sebagai Predator Puncak Era Kambrium

Ahli paleontologi Jakob Vinther dari Universitas Bristol di Inggris menggambarkan Anomalocaris canadensis sebagai "orca... hiu putih besar pada masa itu," mencerminkan statusnya sebagai predator puncak pada era Kambrium. Meskipun peneliti tidak yakin apakah Anomalocaris mampu memangsa trilobita, tampaknya mereka telah beradaptasi secara unik untuk berperan sebagai predator puncak. Dengan tubuh sepanjang kucing rumahan, A. canadensis mendominasi lautan sekitar 500 juta tahun yang lalu, menjadikannya salah satu makhluk terbesar pada masa Kambrium.

Anomalocaris canadensis memiliki peran kunci dalam ekosistem laut pada zamannya. Meskipun tidak dapat dipastikan apakah mereka memangsa trilobita, banyak peneliti berpendapat bahwa fosil-fosil trilobita yang terluka mengindikasikan interaksi antara kedua makhluk ini. Temuan fosil trilobita yang tampaknya diserang selama bertahun-tahun memberikan petunjuk tentang dinamika predator-mangsa di laut Kambrium. Meskipun keberlanjutan hidup trilobita mungkin terancam, Anomalocaris canadensis menjadi pusat perhatian dalam pemahaman evolusi dan keseimbangan ekosistem laut prasejarah.

Seiring penelitian lebih lanjut, misteri seputar hubungan antara Anomalocaris canadensis dan trilobita terus diungkap. Analisis mendalam terhadap fosil-fosil ini membuka jalan untuk memahami dinamika dan evolusi ekosistem laut Kambrium, memperkaya pengetahuan kita tentang kehidupan laut pada periode kritis dalam sejarah bumi.

3 dari 10 halaman

2. Keraguan Ahli Paleobiologi Pada Kemampuan Anomalocaris

Meskipun Anomalocaris canadensis dianggap sebagai predator puncak di era Kambrium, ahli paleobiologi Russell Bicknell dari American Museum of Natural History di New York City membawa keraguan terhadap klaim ini. Bicknell menyatakan kekhawatirannya terkait ketidakmampuan Anomalocaris untuk mematahkan eksoskeleton trilobita yang keras dan tebal. Hingga saat ini, belum ada bukti yang mendukung kemampuan A. canadensis dalam mengatasi tantangan struktural tersebut, menimbulkan pertanyaan kritis mengenai peran sebenarnya dalam rantai makanan laut prasejarah.

Dalam upaya untuk menguji kemampuan Anomalocaris lebih lanjut, Bicknell dan rekannya melakukan studi komparatif. Mereka membandingkan anggota tubuh fleksibel A. canadensis dengan beberapa arthropoda modern dan melakukan simulasi komputer untuk menguji ketangguhan, rentang gerak, dan posisi berenang optimal dari anggota tubuh primitif ini. Dengan pendekatan ini, peneliti berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan strategi makan Anomalocaris dalam ekosistem laut Kambrium, serta sejauh mana kemampuannya untuk berhadapan dengan mangsa yang mungkin keras dan tangguh.

Studi ini menciptakan panggung untuk diskusi lebih lanjut dalam komunitas ilmiah, memicu perdebatan tentang peran sebenarnya Anomalocaris canadensis dalam rantai makanan laut purba. Dengan melibatkan analisis komparatif dan simulasi komputer, penelitian ini berusaha mengatasi ketidakpastian seputar kemampuan predator puncak ini dan membuka jalan menuju pemahaman yang lebih komprehensif tentang dinamika ekosistem laut pada masa Kambrium.

4 dari 10 halaman

3. Anomalocaris Memiliki Gerakan Efisien Seperti Superman

Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli, kesimpulan menarik muncul mengenai adaptasi Anomalocaris canadensis sebagai predator laut pada masa Kambrium. Ditemukan bahwa anggota tubuh runcingnya pada zaman dahulu membuktikan diri sebagai alat yang efektif untuk menangkap mangsa, mirip dengan peran laba-laba cambuk masa kini. Meskipun demikian, penelitian juga mengindikasikan bahwa ekstremitas runcing tersebut mungkin terlalu rapuh untuk menyerang mangsa yang dilindungi oleh eksoskeleton yang kuat, serupa dengan lapis baja.

Temuan lain yang menarik adalah bahwa A. canadensis akan bergerak paling efisien ketika anggota tubuhnya terentang ke depan, mirip dengan lengan Superman yang sedang terbang. Hal ini menggambarkan strategi berburu yang dapat diterapkan oleh predator prasejarah ini untuk mengejar mangsa. Secara keseluruhan, hasil penelitian membawa pengetahuan baru bahwa Anomalocaris canadensis lebih cenderung memburu makhluk lunak yang berenang di air dan menangkap mereka dalam cengkeramannya yang runcing, memberikan gambaran lebih jelas tentang ekologi dan perilaku predator puncak pada masa Kambrium.

Dengan demikian, penelitian ini menggali lebih dalam tentang adaptasi dan perilaku Anomalocaris canadensis, menyajikan pandangan yang lebih kaya terhadap evolusi predator laut pada era prasejarah. Informasi ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan laut pada masa Kambrium, tetapi juga membawa kita lebih dekat pada pemahaman tentang peran dan ekologi Anomalocaris canadensis sebagai bagian integral dalam sistem ekosistem laut purba.

5 dari 10 halaman

4. Ekosistem Laut Kambrium

Penemuan mengenai adaptasi Anomalocaris canadensis membuka pintu untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika ekosistem laut pada era Kambrium. Ahli biologi evolusi, Joanna Wolfe dari Universitas Harvard, mengemukakan pandangan menarik terkait hasil penelitian ini. Menurutnya, temuan ini memberikan indikasi bahwa predator paling awal mungkin telah mengembangkan spesialisasi dalam berburu. Sejauh ini, konsep tentang predator puncak pada masa Kambrium cenderung menggambarkan makhluk serbaguna, namun penelitian ini menantang pandangan tersebut dengan mengusulkan bahwa Anomalocaris canadensis bisa menjadi contoh awal pemburu yang memiliki spesialisasi tertentu dalam memburu mangsa tertentu.

Wolfe menyoroti bahwa temuan ini menunjukkan kompleksitas yang melekat dalam ekosistem laut Kambrium, meskipun telah berusia sangat kuno. Meski terbatas pada penelitian Anomalocaris canadensis, hal ini memberikan gambaran tentang betapa dinamisnya dan berselisihnya kehidupan laut pada masa prasejarah ini. Ekosistem kuno ini, yang sering kali dianggap sederhana, ternyata menyimpan kekompleksan dalam strategi bertahan hidup dan ekologi makhluk-makhluk purba, menunjukkan keberagaman peran dan fungsi dalam jaring-jaring makanan laut pada periode ini.

Dengan demikian, temuan ini tidak hanya memberikan wawasan baru terkait Anomalocaris canadensis sebagai predator kuno, tetapi juga menggugah pemahaman kita tentang ekosistem laut Kambrium secara keseluruhan. Implikasi dari penelitian ini mengarah pada pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana kehidupan laut pada masa prasejarah ini saling berinteraksi dan membangun relasi kompleks, memberikan kontribusi yang signifikan pada perkembangan pemahaman kita tentang evolusi dan ekologi bumi pada waktu itu.

6 dari 10 halaman

Apa yang terjadi di zaman Kambrium?

Ciri khas periode ini adalah fenomena Letusan Kambrium, di mana terjadi kemunculan mendadak banyak filum yang tidak ada di lapisan sebelumnya, dan filum-filum ini meliputi makhluk yang sederhana sampai lebih rumit, yang dahulunya diduga baru akan muncul berjuta-juta tahun kemudian.

 

7 dari 10 halaman

Apa itu era pra Kambrium?

Prakambrium (atau Pra-Kambrium, juga terkadang disingkat sebagai pêž’, atau Kriptozoik) merupakan bagian paling awal dari sejarah Bumi, yang berasa sebelum Eon Fanerozoik pada masa sekarang.

 

8 dari 10 halaman

Zaman Prakambrium tahun berapa?

Zaman Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu) dan Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu) dikenal dengan sebutan zaman prakambrium.

 

9 dari 10 halaman

Periode apa saja yang ada pada zaman Paleozoikum?

Ada enam periode pada era Paleozoikum: Periode Kambrium, Periode Ordovisium, Periode Silur, Periode Devon, Periode Carbonivera dan Permian.

 

10 dari 10 halaman

Zaman paleozoikum ciri cirinya apa?

Ciri-ciri zaman paleozoikum: Sudah mulai terdapat kehidupan berupa mikroorganisme. Keadaan Bumi masih belum stabil. Iklim masih berubah-ubah

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.