Sukses

Apakah Uang Bisa Membeli Kebahagiaan? Ini Menurut Penelitian

Ketika individu berusaha mencapai kesuksesan finansial dalam hidup, mengejar kebahagiaan seringkali dinilai sebagai kekayaan materi.

Liputan6.com, Jakarta - Pertanyaan lama mengenai apakah uang bisa membeli kebahagiaan terus membuat banyak individu berpikir dan memicu perdebatan. Ketika individu berusaha mencapai kesuksesan finansial dalam hidup, mengejar kebahagiaan seringkali dinilai sebagai kekayaan materi.

Jadi, dengan mengeksplorasi hubungan kompleks antara uang dan kebahagiaan, seseorang bisa mencoba memahami apa yang sebenarnya membuat hidup kita memuaskan. Inilah yang para peneliti temukan.

Melansir dari Times of India, Selasa (9/1/2024), para peneliti menemukan dampak signifikan pada evaluasi diri, menunjukkan bahwa individu yang memiliki lebih banyak uang cenderung memiliki persepsi diri yang lebih positif.

Kesejahteraan emosional juga meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan, tapi hanya sampai gaji tahunan sebesar 75.000 US dolar-- atau 90 US dolar disesuaikan untuk hari ini.

Di luar titik ini, gaji yang lebih tinggi tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap indeks kebahagiaan, yang menunjukkan adanya batas pada hubungan antara uang dan kesejateraan.

Namun, ada kontradiksi dalam temuan ini. Studi Killingsworth pada tahun 2021 menunjukkan dampak positif uang terhadap kebahagiaan hingga pendapat 500.000 US dolar.

Namun, individu dengan gaji melebihi 100.000 US dolar mungkin tidak mengalami peningkatan kesejahteraan meskipun kekayaan meningkat.

Uang tidaklah cukup

Peran hubungan sangat penting dalam mencapai kebahagiaan, seperti yang ditekankan oleh Harvard Study of Adult Development. Hubungan dianggap penting untuk kehidupan yang baik, dan dampak dari kekayaan saja terbatas.

Dalam kaitannya dengan pengalaman non-materi, Jajak Pendapat Gallup World menunjukkan bahwa pengalaman seperti itu seringkali mempunyai peringkat lebih tinggi dalam memberikan kebahagiaan dibandingkan harta benda.

Beberapa individu juga memprioritaskan pengalaman seperti perjalanan, konser dan keterampilan komunitas dibandingkan kepemilikan materi untuk meningkatkan hubungan sosial dan kebahagiaan mereka.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kekuatan bersikap baik

Dalam penelitian yang dilakukan Elizabeth Dunn dan rekan-rekannya pada tahun 2008, orang-orang yang berjalan di jalan di Vancouver, Kanada, diberi sebuah amplop berisi uang kertas 5 US dolar atau 20 US dolar.

Peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok diminta untuk membelanjakan uangnya untuk dirinya sendiri, sementara kelompok lainnya diinstruksikan untuk membelikan hadiah kepada orang lain atau menyumbangkan uangnya untuk amal.

Studi tersebut akhirnya menyimpulkan dengan mengatakan bahwa membelanjakan uang untuk tindakan altruistik menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar daripada membelanjakan uang untuk diri sendiri.

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Titova dan Sheldon, peneliti di Departemen Ilmu Psikologi, Universitas Missouri-Columbia, Columbia, menyelidiki hubungan antara mengejar kebahagiaan untuk diri sendiri versus mengejar kebahagiaan untuk orang lain dan dampaknya terhadap kesejahteraan subjektif.

Studi ini menyoroti dampak bermakna membuat orang lain bahagia terhadap kebahagiaan seseorang. Tindakan kebaikan, seperti membantu orang yang membutuhkan, bersifat altruistik dan meningkatkan kebahagiaan pribadi.

Penelitian juga menggarisbawahi dampak positif terhadap kesejahteraan seseorang, dan menekankan pentingnya berkontribusi terhadap kebahagiaan orang lain.

 

3 dari 3 halaman

Kebahagiaan adalah kondisi pikiran

Pesan utama yang ingin disampaikan adalah bahwa memperoleh penghasilan yang besar saja tidak menjamin kebahagiaan.

Penginjil Kristen Amerika terkenal Billy Graham, pernah berkata, "Ketika kekayaan hilang, tidak ada yang hilang; Ketika kesehatan hilang, ada sesuatu yang hilang; Ketika karakter hilang, semuanya hilang."

Oleh karena itu, karakter dan nilai-nilai seseorang memainkan peran penting dalam mendukung pendekatan holistik terhadap kesejahteraan dan kesuksesan finansial. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.