Sukses

Studi Ungkap Penyebab Air Kencing Bewarna Kuning

Warna urine dianggap sebagai parameter kesehatan yang baik dan corak warna urine yang berbeda digunakan untuk mendiagnosis penyakit.

Liputan6.com, Jakarta - Warna urine dianggap sebagai parameter kesehatan yang baik dan corak warna urine yang berbeda digunakan untuk mendiagnosis penyakit. Namun jawaban mengapa urine bewarna kuning baru-baru ini terungkap oleh tim peneliti di Universitas Maryland dan Institut Kesehatan Nasional.

Urine merupakan produk limbah cair yang dikeluarkan oleh ginjal sebagai hasil penyaringan darah. Terdiri dari air, elektrolit dan produk sisa metabolisme, urine berfungsi sebagai mekanisme penting untuk menjaga keseimbangan internal tubuh dan menghilangkan zat berlebih.

Komponen utama urine adalah air, yang memudahkan pembuangan bahan limbah, termasuk urea, kreatinin, amonia dan berbagai garam.

Urea, produk sampingan dari metabolisme protein, memberikan bau khas seperti amonia pada urine. Ginjal memainkan peran penting dalam mengatur konsentrasi dan komposisi urine, memastikan pembuangan racun sekaligus mempertahankan nutrisi penting dan menjaga keseimbangan cairan.

Warna, bau dan komposisi air kencing bisa menjadi indikator status hidrasi, kebiasaan makan dan kesehatan seseorang secara keseluruhan.

Produksi dan ekskresi urine yang teratur merupakan bagian integral dari detoksifikasi tubuh dan proses homeostatis, yang berkontribusi terhadap pemeliharaan fungsi fisiologis yang optimal.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa enzim mikroba, bilirubin reduktase bertanggung jawab memberikan warna kuning pada air kencing.

"Penemuan enzim ini akhirnya mengungkap misteri di balik warna kuning urine," kata penulis utama studi tersebut, Brantley Hall, asisten profesor di Departemen Biologi Sel dan Genetika Molekuler Universitas Maryland, seperti mengutip dari Times of India, Senin (8/1/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bilirubin reduktase

Rincian penelitian tersebut telah dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology. Bilirubin reduktase merupakan enzim yang terlibat dalam metabolisme bilirubin, pigmen kuning yang berasal dari pemecahan heme dalam sel darah merah.

Bilirubin reduktase mengkatalisis reduksi biliverdin, pigmen hijau, menjadi bilirubin, yang bewarna kuning.

"Konversi enzimatik ini merupakan langkah penting dalam proses katabolisme heme, yang terjadi di hati dan jaringan lainnya. Bilirubin, setelah terbentuk, diproses lebih lanjut di hati dan dikeluarkan dari tubuh melalui empedu," sambungnya.

Gangguan metabolisme bilirubin dapat menyebabkan penyakit kuning dan kondisi kesehatan lain yang terkait dengan ketidakseimbangan kadar bilirubin.

3 dari 3 halaman

Cara kerjanya

Ketika sel darah merah menurun setelah umur enam bulan, pigmen oranye terang yang disebut bilirubin diproduksi sebagai produk sampingan.

Bilirubin biasanya disekresi ke dalam usus, di mana ia ditujukan untuk eksresi tetapi juga bisa diserap kembali sebagian.

Reabsorpsi yang berlebihan bisa menyebabkan penumpukan bilirubin dalam darah dan menyebabkan penyakit kuning, suatu kondisi yang menyebabkan kulit dan mata menguning.

Begitu berada di usus, flora yang ada di dalamnya bisa mengubah bilirubin menjadi molekul lain.

"Mikroba usus mengkode enzim bilirubin reduktase yang mengubah bilirubin menjadi produk sampingan tidak bewarna yang disebut urobilinogen, yang kemudian secara spontan terdegradasi menjadi molekul yang disebut urobilin, yang bertanggung jawab atas warna kuning yang kita semua kenal," jelas para peneliti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.