Sukses

Waspadai Sleep Anxiety, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya

Penelitian menemukan bahwa orang yang cenderung kurang tidur, juga akan cenderung mengalami sleep anxiety lebih sering dan bertahan lama pada pikiran negatif.

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin kamu pernah mengalami kecemasan tidur yang melibatkan rasa takut dan khawatir karena tidak dapat tertidur. Kekhawatiran tersebut kemudian dapat mengganggu kemampuanmu untuk mendapat istirahat yang cukup.

Kecemasan saat tidur atau sleep anxiety bisa dinyatakan sebagai sesuatu yang kompleks dan kemungkinan sebagian individu juga mengalami hal yang sama, tetapi dengan berbagai cara. Hal ini tentunya dapat menimbulkan perasaan cemas dan membuatmu sulit tidur.

Meskipun segelintir individu sadar akan pentingnya tidur, mereka juga menyadari fakta bahwa mereka seringkali tidak mendapatkan jumlah istirahat yang disarankan. Bagi sebagian orang, membayangkan naik ke tempat tidur setiap malam bisa memicu kecemasan.

Ketika banyak orang tertidur dengan cepat dan mudah, justru mereka mendapati dirinya terombang-ambing ketika pikiran berpacu dalam benak mereka dan tekanan meningkatkan untuk menangkap beberapa rasa kantuk yang sulit dipahami seiring berjalannya waktu.

Penelitian menunjukkan bahwa di antara pengidap insomnia, sekitar 24% hingga 36% memiliki beberapa jenis gangguan kecemasan, termasuk gangguan panik, gangguan stres pasca trauma, dan gangguan tidur atau sleep anxiety.

Oleh karena itu, ketahui gejala sleep anxiety dan faktor risikonya, seperti melansir dari Verywell Mind, Selasa (19/9/23).

Gejala Sleep Anxiety

Meskipun beberapa orang mungkin menganggap tidur sebagai proses yang mudah dan alami, mereka yang mengalami sleep anxiety seringkali melihatnya dengan rasa takut dan khawatir.

Gejala yang sering dialami oleh pengidap sleep anxiety antara lain khawatir dengan tugas yang harus diselesaikan keesokan harinya, khawatir tentang hal yang tidak mereka selesaikan sebelumnya, menekankan apakah mereka bisa tertidur, merenungkan mengapa mereka tidak bisa tidur, dan merasa takut untuk tidur. 

Kecemasan dapat memengaruhi kesehatan dan fungsi tubuh dalam berbagai cara, termasuk mengganggu tidur. Sayangnya, kurang tidur justru bisa memperburuk gejala kecemasan. Gejalanya meliputi kekhawatiran tentang tidur dan perasaan stres atau cemas tentang kemungkinan mencoba tertidur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Alasan Kamu Merasa Sleep Anxiety

Pada beberapa kasus, sleep anxiety merupakan salah satu bentuk kecemasan kinerja. Kecemasan kinerja merupakan jenis kecemasan yang terfokus pada kemampuan seseorang untuk melakukan tugas tertentu.

Meskipun kita sering mengasosiasikan jenis kecemasan dengan kekhawatiran perihal berbicara di depan umum, peforma atletik, atau mengerjakan ujian, kecemasan juga muncul ketika kamu takut untuk melakukan apa yang tampaknya merupakan hal yang wajar bagi orang lain. Pada kasus sleep anxiety, ketakutan ini berpusat pada kemampuanmu untuk tidur.

Ketika kamu merasa sulit untuk tidur, itu berarti kamu juga memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada ketakutan dan kekhawatiranmu. Sayangnya, kekhawatiran ini kemudian membuat kamu semakin sulit untuk tidur.

Pertarungan setiap malam kemudian dapat mengarah pada apa yang disebut kecemasan antisipasi atau merasa cemas terhadap hal-hal yang belum terjadi. Kamu mungkin merasa takut tidur setiap malam. Seiring berjalannya waktu, hal ini tidak hanya berkontribusi pada kurang tidur, tetapi juga berperan dalam memperburuk kecemasan.

Penelitian menemukan bahwa orang yang cenderung kurang tidur juga akan cenderung mengalami sleep anxiety lebih sering dan bertahan lama pada pikiran negatif.

3 dari 4 halaman

Faktor Risiko Sleep Anxiety

Sleep anxiety terkadang dikaitkan dengan berbagai jenis kondisi kesehatan mental. Orang yang mengalami kondisi ini terkadang lebih mungkin mengalami kesulitan tidur sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya sleep anxiety.

1. Gangguan Kecemasan Umum

Kondisi ini ditandai dengan ketakutan yang terus-menerus terhadap berbagai aktivitas atau topik. Kekhawatiran yang berlebihan dan terus-menerus akan memengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi secara normal. Kekhawatiran ini terkadang berpusat pada waktu tidur.

2. Insomnia

Jenis gangguan tidur ini membuat kamu lebih sulit untuk tertidur dan berdampak pada kualitas tidur secara keseluruhan. Insomnia dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk kecemasan, depresi, dan penyakit kardiovaskular yang memengaruhi sekitar 10% hingga 30% orang di seluruh dunia.

3. Gangguan Kepanikan

Gangguan ini merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan serangan panik yang berulang, intens, dan tiba-tiba. Pada beberapa kasus, orang mungkin mengalami serangan panik pada malam hari, ini merupakan salah satu jenis kecemasan tidur yang dapat menyebabkan orang terbangun karena gejala serangan panik.

4. Gangguan Stres Pasca Trauma

Trauma juga dapat menyebabkan gangguan tidur. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengidap PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) sangat mungkin mengalami mimpi buruk berulang yang mengganggu kemampuan mereka untuk tidur. Takut mengalami mimpi buruk saat tidur juga dapat menyebabkan sleep anxiety.

4 dari 4 halaman

Cara Mengatasi Sleep Anxiety

Meskipun kecemasan saat tidur sangat menyusahkan, melakukan perubahan gaya hidup tertentu dan memanfaat strategi tidur yang efektif dapat membantumu mengurangi rasa cemas dan mendapatkan istirahat yang lebih baik.

1. Latih Kebiasaan Tidur yang Baik

Mengubah kebiasaan tidurmu dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan, yang dapat membantumu mengurangi rasa cemas untuk tertidur.

Kamu dapat melakukan beberapa hal, seperti menghindari tidur siang, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, tidur pada waktu yang sama setiap malam, jauhkan perangkat elektronik dari kamar tidur, dan hindari makanan yang mengandung kafein dan alkohol tinggi.

2. Tetap Aktif secara Fisik

Olahraga teratur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan melawan perasaan cemas. Sebuah penelitian menemukan olahraga dapat membantu meningkatkan kualitas tidur.

Penelitian juga menunjukkan bahwa olahraga dapat membantu mengurangi gejala kecemasan. Tidak hanya dapat meredakan gejala kecemasan, tetapi juga dapat melindungi terhadap kecemasan di masa depan.

3. Gunakan Teknik Relaksasi

Teknik relaksasi dapat membantu melawan stres dan mengurangi tekanan yang mungkin kamu timbulkan setiap malam. Pernapasan yang tidak tepat, seperti napas pendek dan cepat, seringkali dapat memperburuk kecemasan.

Teknik pernapasan panjang dapat membantu menimbulkan respons relaksasi yang akan meredakan kecemasan, meningkatkan relaksasi, dan memudahkan istirahat malam yang nyenyak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.