Sukses

Mengenal Ghostlighting dalam Hubungan dan Cara Mengatasinya

Ghostlighting ternyata dapat merusak hubungan Anda. Benarkah begitu? Simak faktanya berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, banyak sekali kamus istilah kencan yang baru dikenal dan dibahas di media sosial. Tidak hanya ghosting, gaslighting, green flag, red flag, dan masing banyak lagi yang lainnya. Termasuk salah satu istilah yang mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya seperti ghostlighting.

Istilah ini dipakai sebagai perpaduan antara ghosting dan gaslighting. Di mana dua istilah ini menjadi momok yang cukup menakutkan dalam romansa: ghosting, proses menghilang sepenuhnya tanpa penjelasan setelah membangun hubungan romantis dengan seseorang.

Sementara gaslighting merupakan suatu bentuk pelecehan atau manipulasi emosional ketika seseorang mendistorsi apa yang dipikirkan seseorang dan mencoba membuat mereka mengalami delusi.

Ini merupakan serangkaian taktik yang cukup manipulatif dengan tujuan membuat orang lain merasa tidak dapat memercayai diri mereka sendiri. Dengan ghostlighting, pelakunya biasanya akan melakukan dua hal. Entah ia akan memutuskan semua hubungan dengan Anda atau justru membuat jarak yang begitu jauh sehingga perubahan ini terasa begitu membingungkan. 

Dapat disimpulkan bahwa saat seseorang meng-ghostlight Anda, mereka akan mencoba memanipulasi serta membuat Anda merasa bersalah. Jadi, ketika hubungan berakhir atau tidak berjalan dengan yang diharapkan, semua menjadi tanggung jawab Anda sehingga mereka dapat membebaskan diri dari tanggung jawab apa pun. 

Pada kenyataannya, kondisi ghostlighting bisa jadi sebenarnya sudah dialami sebagian orang. Mungkin Anda juga pernah mengalaminya, tetapi tidak disadari karena belum menemukan istilah tepat.  

Dirangkumkan dari berbagai sumber, penting mengetahui penjelasan seputar ghostlighting dan apa yang harus Anda lakukan seandainya hal itu terjadi pada diri Anda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Ghostlingting

Seperti yang sudah kami sebutkan sebelumnya, ghostlighting mengacu pada kombinasi dua fenomena dating yang cukup populer, yaitu ghosting dan gaslihgting.

Nah, para pelaku ghostlighting atau yang disebut juga dengan ghostlighter biasanya akan membentuk "skenario" tersendiri dengan tujuan membuat Anda merasa tidak bisa memercayai diri sendiri. Biasanya ia akan secara sadar dan mendadak akan menjaga jarak dengan Anda, kemudian memutus komunikasi. 

Lalu, Anda tersadar kalau hubungan ini terasa mengambang dan menanyakan kejelasan hubungan kalian, ia justru akan menyalahkan diri Anda hingga membuat Anda bingung. Karena ia akan mengatakan bahwa Andalah yang menggantungkan kejelasan hubungan dengan menyertakan berbagai alasan dan kesalahan lama yang diungkit kembali. 

Ketika Anda merasa bersalah, ghostlighter akan dengan mudah membebaskan diri dari tanggung jawab apa pun dan memutuskan hubungan sepihak.

Perlu diketahui, bisa jadi ada faktor yang membuat seseorang menjadi pelaku ghostlighting. Pertama, karena mereka memiliki keinginan memegang kendali terhadap orang lain. Kedua, pengalaman buruk yang sama, khususnya dari orang tua mereka.

3 dari 4 halaman

Tanda Anda Menjadi Korban Ghostlighting

Lalu bagaimana cara mengetahui apakah Anda menjadi korban ghostlighting atau tidak? Dalam ghostlighting, pelaku biasanya akan memutuskan komunikasi dengan Anda terlebih dahulu tanpa memberikan peringatan.

Kemudian setelah beberapa hari, minggu, atau berbulan-bulan kemudian, ia akan menelpon, mengirim pesan, dan mengobrol dengan Anda kembali.

Nah, ketika Anda mencoba mengonfrontasi alasan kenapa ia melakukan itu (karena meng-ghosting) Anda, biasanya ia akan menggunakan gaslighting untuk menyangkal hal tersebut pernah terjadi, sehingga membuat Anda merasa bingung dan meragukan diri sendiri. 

Namun sebenarnya, ada beberapa tanda bahaya yang bisa diwaspadai saat Anda akan mulai berkencan dengan seseorang yang bisa jadi seorang ghostlighter sebelum benar-benar melakukannya.

Salah satunya adalah jika ia selalu mencoba dan membalikkan keadaan serta bertindak defensif, seperti bersikeras bahwa mereka tidak melakukan kesalahan - bahkan ketika jelas mereka melakukannya.

Selain itu, ia juga cenderung sering menjelek-jelekkan orang lain, mengubah topik pembicaraan saat Anda menanyainya, dan mencoba membuat Anda merasa bersalah.

Kalau sudah begini, hal yang terbaik yang harus dilakukan adalah jangan melanjutkan hubungan dan move on dari hubungan ini.

4 dari 4 halaman

Hal yang Dilakukan Ketika Jadi Korban Ghostlighting

Memang saat menjadi korban ghostlighting dan manipulasi, membuat Anda menjadi sulit untuk percaya kepada siapapun. Meskipun begitu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan supaya mengatasinya, seperti:

  • Tetap percaya pada naluri dan logika Anda. Namanya juga dalam sebuah hubungan, perubahan dari sikap pasangan sangat mungkin terjadi. Jika ia tulus menyayangi Anda, ia tidak perlu mencari-cari alasan dalam menutupi hal tersebut.
  • Hubungan yang memang baik dan positif itu tidak rumit dan sederhana. Kalau ia sering memberikan banyak alasan terkait hubungan, bisa jadi ia hanya mempermainkan perasaan Anda.
  • Pasang batasan diri ketika hubungan yang tidak jelas. Dalam menjalin hubungan dan sebuah komitmen, tidak jarang Anda akan menyerah dalam hubungan ini, apalagi kalau hubungan tidak jelas. Cobalah untuk mencintai dan menghargai diri sendiri.
  • Pulihkan rasa percaya diri setelah dicampakkan dan dipermainkan oleh pasangan dengan melakukan berbagai aktivitas positif yang disukai.
  • Bicarakan dengan teman atau orang kepercayaan Anda tentang hubungan yang sedang dijalani. Dengan meminta pendapat orang lain, bisa jadi Anda akan tersadar kalau hubungan ini harus berakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.