Sukses

Praktik Nikah di Sekolah Bikin Baper, Bak Resepsi Sungguhan Nan Mewah dan Meriah

Praktik nikah di sekolah ini bikin baper

Liputan6.com, Jakarta - Pemandangan unik dan menarik terlihat di setiap sudut kelas Sekolah Menengah Negeri Atas (SMAN) 4, Bandung. Ruangan kelas yang bisanya terisi meja dan bangku, mendadak penuh dengan hiasan dan dekorasi berwarna-warni.

Suasana kelas di salah satu sekolah favorit ini, terkesan seperti gedung resepsi pernikahan. Dan, benar saja, di sudut lain ada kursi pelaminan dan pasangan yang menikah. Keduanya lengkap mengenakan busana pengantin baju adat Sunda.

Usut punya usut, ternyata resepsi pernikahan nan mewah ini, sebenarnya hanya bagian dari ujian praktik nikah untuk siswa kelas XII di mata pelajaran Agama Islam dengan penanggung jawab guru mapel tersebut Jajang Eris Hermana S.Pd.I., M.Pd.

Tapi memang uniknya, praktik atau simulasi pernikahan tersebut berlangsung seperti acara sungguhan. Mulai dari dekorasi pelaminan, tempat prasmanan hingga busana para murid yang berperan sebagai pengantin, seperti tak sedang ujian.

Siswa yang ditunjuk sebagai orang tua pengantin, penghulu, pembaca khutbah nikah, MC hingga tim wedding organizer atau WO, juga menjalankan perannya dengan serius. Menariknya lagi, makanan yang disajikan di tempat prasmanan tak kalah istimewa, mulai dari dessert sampai makanan berat, seperti, sate, ayam suwir, dan sop.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengalaman Baru

Terlebih, ketika ujian praktik nikah berlangsung, semua prosesi dilakukan siswa dengan sungguh-sungguh. Bahkan, ketika adegan sang pengantin sungkem pada orang tuanya, mereka benar-benar menangis sehingga membuat tamu undangan yang terdiri dari para guru terharu dan terbawa perasaannya alias baper.

Usai ujian praktik dua siswa yang didaulat jadi pengantin mengaku senang bisa duduk di pelaminan.

"Seneng..gimana ya dapat experience baru. Semoga saja pas hari benerannya ada pengalaman dikit," kata "pengantin" pria Alnez Rainansantana, siswa kelas XII MIPA 3, SMAN 4 Bandung.

Perasaan serupa juga dirasakan "mempelai" wanita, Nazwa Aulia. "Kayak apa ya jadi dapat pengalaman di masa SMA dan bakal diingat terus," ujar Nazwa bahagia.

Alnez dan Nazwa mengaku ditunjuk jadi pengantin, karena dorongan teman-temannya. "Kebetulan kami berdua yang dipilih," ujar Nazwa.

Semangat dan keinginan besar siswa kelas XII MIPA 3 saat mengikuti ujian mendapat apresiasi dari wali kelasnya Deni Purnomo S.Pd. Menurut dia, murid akan lebih mudah memahami jika langsung mempraktikan pelajaran di sekolah.

"Ternyata mereka bisa menjalankan perannya dengan baik. Ada yang jadi pembawa acara, malah yang membacakan khutbah nikah juga sangat lancar meski dengan cara membaca teks," kata Deni.

Bikin Baper

Keseriusan siswa di sekolah ini mengikuti praktik ujian nikah diakui Wakil Kepala Sekolah atau Wakasek Kesiswaan Nency Syifahayati, M.Pd. Para guru yang berperan sebagai undangan ikut larut dalam suasana.

"Bahkan saat berkunjung ke beberapa kelas, saya ikut nangis karena terharu mendengar pembawa acaranya saat sungkem, jadi ikut baper," kata guru mata pelajaran ekonomi ini.

Pihak sekolah, kata Nency, merasa bangga dengan kesungguhan dan semangat anak didiknya dalam mempersiapkan ujian praktik ini. Padahal, mereka tidak mewajibkan kelas harus didekor atau makanan sesuai hajatan.

"Yang terpenting selama syarat dan sah nikahnya terpenuhi, ada pengantin, saksi, orang tua, dan penghulu," itu saja sudah cukup.

Namun, Nency juga tak menutup mata peranan orang tua murid dalam menyokong kegiatan ini. Mereka sangat mengakomodir keperluan anak-anak. "Ada yang menyumbang makanan sampai kebutuhan dekorasi," imbuhnya.

 

3 dari 3 halaman

Kolaborasi

Nency menjelaskan, simulasi pernikahan ini adalah salah satu praktik dari mata pelajaran Agama Islam. Selama ini mereka hanya mendapatkan teori, seperti rukun nikah dan syarat sahnya nikah.

"Tapi, sekarang mereka harus langsung belajar jadi ustad, orang tua, penghulu, pembawa acara dan peran lainnya," ujarnya.

Dan, sebetulnya, praktik atau simulasi nikah ini adalah kolaborasi beberapa mata pelajaran selain agama, seperti bahasa Indonesia, atau ekonomi. "Contohnya di pelajaran bahasa, si anak tampil jadi pembawa acara," kata Nency.

Lebih lanjut dikatakan Nency, simulasi pernikahan ini termasuk dalam rangkain kegiatan perlombaan bernafas Islam yang bertajuk "Festival Ghifari 2023".

"Ada lomba Nasyid, MTQ, cerdas cermat keagamaan," tutup Nency, selaku Ketua Panitia Festival Ghifari 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.