Sukses

Hari AIDS Sedunia 2022, Berikut 2 Stigma Paling Melekat pada ODHA

Peringati Hari AIDS Sedunia 2022, kenali stigma-stigma apa saja yang melekat pada ODHA.

Liputan6.com, Jakarta - Hari AIDS Sedunia diperingati tiap 1 Desember. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Imran Pambudi, mengungkap rencana Kemenkes untuk penanggulangan kasus AIDS di Indonesia.

"Kemenkes RI berkomitmen mengakhiri endemi HIV 2030 nanti," ujar Imran Pambudi dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia 2022 pada Selasa, 29 November 2022.

Sebagai upaya penanggulangan pada kasus HIV AIDS, Kemenkes RI telah membuat pola 95-95-95 guna mencapai target penekanan pada kasus tersebut.

Pola 95-95-95 ini memiliki arti mencapai target indikator 95 persen estimasi Orang Dengan HIV (ODHA) diketahui status HIV-nya, 95 persen ODHIV diobati, dan 95 persen ODHA yang diobati mengalami supresi virus.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan RI, berdasarkan data modeling AEM, jumlah kasus HIV AIDS di Indonesia tahun 2021 mencapai 526,841 kasus dengan estimasi kasus baru sebanyak 27 ribu.

Melihat banyaknya pengidap HIV/AIDS tentu tidak mudah bagi para Orang dengan HIV AIDS untuk menjalani hidup seperti biasanya.

Minimnya pengetahuan dan edukasi di masyarakat tentang HIV/AIDS membuat munculnya berbagai stigma  yang kerap melekat pada ODHIV.

Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia, berikut stigma yang kerap melekat pada ODHA menurut ahli dari Departemen Dermatologi & Venereologi FKKMK Universitas Gadjah Mada, dr Devi Artami Susetiati.

1. HIV AIDS Menular Lewat Keringat

Penularan HIV AIDS melalui keringat menjadi salah satu stigma yang paling sering muncul di masyarakat.

Akibat dari adanya stigma ini, ODHA kerap mengalami diskriminasi dan dikucilkan di lingkungan tempat mereka tinggal.

Dokter Devi juga mengatakan bahwa informasi terkait penularan HIV AIDS melalui keringat tidaklah benar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2. Menolak kontak dengan ODHA

Ketika ada teman, tetangga, maupun saudara mengidap HIV AIDS masih ada orang yang memutuskan untuk menghindari kontak fisik dengannya.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention tindakan untuk tak berkontak fisik dengan ODHA seperti melalui jabat tangan maupun sekadar berbicara merupakan aksi diskriminatif bagi para ODHA.

Tentu tindakan ini tidak dibenarkan karena pada dasarnya HIV AIDS tidak menular ketika kita melakukan kontak fisik kecil melalui jabat tangan dan mengobrol seperti biasa.

3 dari 4 halaman

Penularan HIV AIDS

Di antara stigma yang melekat di masyarakat terkait penularan HIV AIDS oleh ODHIV, dokter Devi mengungkapkan bahwa,"Penyebaran virus HIV hanya terjadi melalui darah pasien HIV ke tubuh orang lain.".

"Jadi, seperti penggunaan handuk serta alat makan (selama di dalam rongga mulut tidak terjadi pendarahan) tidak akan menjadi masalah besar," ujar Devi dikutip dari situs FKKMK Universitas Gajah Mada.

4 dari 4 halaman

Menyikapi Pengidap HIV AIDS

Ketika kita bertemu dengan para pengidap HIV AIDS (ODHA) untuk pertama kalinya, tentu kita akan merasa canggung dan bingung bagaimana berinteraksi dengan ODHA tanpa menyinggung perasaan mereka.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, langkah yang tepat untuk berinteraksi dan menyikapi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) adalah sebagai berikut:

  • Bersikap seperti biasa seperti selayaknya kamu belum mengetahui bahwa orang tersebut mengidap HIV/AIDS.
  • Mengedukasi diri tentang HIV/AIDS kepada ahli
  • Memberikan semangat dan dukungan kepada ODHA- Mendengarkan isi hati mereka.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.