Sukses

Dari Mana Rasa Kantuk Berasal?

Saat rasa kantuk datang salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan tidur

Liputan6.com, Jakarta - Ketika seseorang merasa mengantuk mungkin mereka akan mengatasinya dengan cara tidur. Mungkin juga, sebagian lainnya memilih untuk membunuh rasa kantuk tersebut dengan mengonsumsi kafein.

Rasa kantuk terkadang sulit untuk ditahan. Namun, karena satu dan lain hal, tidak semua orang dapat mengatasi rasa kantuk dengan cara berbaring di kasur.

Lalu, pernahkan kamu bertanya-tanya dari mana rasa kantuk berasal? Apa yang menyebabkannya?

Pertama mari kita ketahui lebih dulu apa itu rasa kantuk? Rasa kantuk merupakan keinginan untuk tidur.

Melansir VeryWellHealth pada Kamis (27/10), rasa kantuk berkaitan dengan akumulasi dari pembawa pesan kimiawi, atau neurotransmitter, di dalam otak yang disebut adenosin.

Adenosin dapat menumpuk di antara dan di dalam sel-sel saraf dan tingkat yang lebih tinggi dalam sistem pengaktifan retikular batang otak dikaitkan dengan tingkat kantuk yang lebih besar.

Lalu, menariknya, kafein bekerja dengan menghalangi aksi adenosin di dalam otak, yang menyebabkan terjaga. Alkohol meningkatkannya dan berkontribusi untuk merasa mengantuk.

Rasa kantuk dapat terjadi secara normal atau disebabkan oleh gangguan tidur yang mendasarinya.

Orang merasa mengantuk setiap hari, terutama sebelum memulai tidur. Tingkat kantuk atau rasa kantuk dapat meningkat semakin lama kita tetap terjaga.

Kita juga akan merasa lebih mengantuk pada saat-saat yang seharusnya kita tidur, seperti pada malam hari. Hal ini berkaitan dengan peran ritme sirkadian --- perubahan fisik, mental, dan perilaku yang mengikuti siklus 24 jam.

Rasa kantuk juga dapat menjadi lebih buruk selama masa-masa kurang tidur. Jika kualitas tidur yang diperoleh buruk, kita mungkin merasa lebih mengantuk di siang hari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rasa Kantuk yang Berlebihan

Terlalu banyak rasa kantuk padahal sudah tidur dengan jumlah waktu yang cukup, ini dapat menunjukkan adanya gangguan tidur.

Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, sering diukur dengan skala kantuk Epworth. Ini adalah keluhan umum di antara mereka yang menderita sleep apnea atau narkolepsi.

Masing-masing kondisi ini menyebabkan terjadinya gangguan tidur, yang mengganggu proses pemulihan tidur.

Beberapa orang mengalami kantuk tanpa penyebab yang jelas sebagai akibat dari kondisi yang disebut hipersomnia idiopatik atau gangguan neurologis, yang bikin penderitanya tidur malam dalam jangka waktu lama tetapi tidak menyegarkan.

Selain itu, rasa kantuk dapat diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kaya akan triptofan seperti daging unggas, minum alkohol, atau sebagai efek samping dari obat-obatan (termasuk obat tidur).

Ada pun merasa mengantuk saat setelah makan disebut kantuk pascamakan.

3 dari 4 halaman

Mengantuk atau Kelelahan?

Penting untuk membedakan antara rasa kantuk biasa atau mengantuk dengan rasa kelelahan (fatigue) atau keletihan.

Dalam ranah masalah tidur, fatigue adalah keluhan umum insomnia. Orang dengan kondisi fatigue sering merasa lelah, tetapi jika diberi kesempatan, mereka biasanya tidak dapat tidur.

4 dari 4 halaman

Ancaman Akibat Kurang Tidur

Kurang tidur juga dapat dikatakan berbahaya. Tidak hanya untuk diri sendiri, hal ini bahkan dapat membahayakan orang lain.

Terdapat tujuh ancaman akibat kurang tidur dilansir laman resmi Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaHilang konsentrasi belajar, memperburuk kondisi kesehatan tubuh, kulit terlihat lebih tua, munculnya obesitas, sering lupa, serta stres yang meningkat merupakan ancaman akibat dari kurangnya tidur.

Selain itu, yang dapat membahayakan orang lain adalah hilangnya fokus saat berkendara. Ini bisa sampai menyebabkan kecelakaan karena tidak fokus saat mengemudi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.