Sukses

Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas Agar Tahan Lama

Lantas bagaimana cara menyimpan daging di kulkas agar tetap awet dan tidak menyebabkan bau tak sedap?

Liputan6.com, Jakarta Usai Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban, tentu banyak dari kalian yang memiliki daging kurban baik sapi atau kambing di rumah. Jika tak langsung dimasak, daging kurban bisa disimpan di dalam kulkas agar tahan lama. 

Cara menyimpan daging kurban di kulkas tidaklah sulit. Daging mentah dapat bertahan dalam jangka waktu lama jika disimpan di dalam kulkas terlebih di freezer. Daging sapi atau kambing memiliki daya tahan yang berbeda dengan daging ayam. Daging sapi atau kambing bisa disimpan di freezer dengan suhu di bawah -18 derajat Celcius selama maksimal 6 hingga12 bulan.  

Namun sebelum membekukannya, ada baiknya Anda memasukkan daging mentah yang sudah dicuci bersih ke dalam plastik kedap udara, sebelum membekukannya. 

Lantas bagaimana cara menyimpan daging kurban di kulkas agar tetap awet dan tidak menyebabkan bau tak sedap? Nah, dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya. 

1. Jangan Dicuci

Sebaiknya daging jangan dicuci sebelum disimpan karena bila dicuci bisa membuat aroma prengus justru kian kuat. Selain itu, air yang meresap ke dalam serat akan membuat daging lebih mudah rusak atau busuk.

2. Potong Daging

Sebelum menyimpannya di kulkas, ada baiknya Anda memotong-motong daging sesuai selera agar mencairkannya juga lebih mudah. 

3. Simpan di Wadah Kedap Udara

Sebelum menyimpannya di kulkas masukkan daging ke dalam wadah kedap udara. Pastikan wadah atau kantong plastik yang digunakan berbahan food grade.

4. Pencairan

Jika ingin mengolah daging yang beku, sebaiknya jangan cairkan daging di suhu ruangan. Pasalnya daging yang sudah bersentuhan dengan udara luar akan mulai bereaksi terhadap bakteri. 

Oleh karena itu sebaiknya pindahkan daging ke luar freezer dan letakkan di tempat yang suhunya lebih rendah agar daging mencair tanpa kehilangan suhu dinginnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jangan Dicuci, Begini Cara Mengolah Daging yang Baik untuk Cegah Penularan PMK

Hari Raya Idul Adha Kali ini sedikit berbeda lantaran dilaksanakan di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Mengingat Idul Adha berkaitan erat dengan penyembelihan dan pengolahan hewan ternak, dokter hewan dari Wayang Dairy Farm Pangalengan, Bandung, Liedzikri Rizqi Insani, menerangkan cara pengolahan daging yang baik.

Menurutnya, PMK sendiri tidak menular pada manusia dan hasil atau pangan yang berasal dari ternak yang terkena PMK tetap aman dikonsumsi.

"Pokoknya hasil atau pangan dari hewan yang tertular PMK aman untuk dikonsumsi," kata Liedzikri kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon belum lama ini.

Agar lebih aman lagi dan tidak menularkan ke ternak yang sehat, maka ada penanganan khusus dalam mengolah daging atau susu dari hewan yang terkena PMK.

“Daging yang berasal dari ternak yang terkena PMK sebaiknya direbus selama 30 menit sebelum diolah. Jangan dicuci, jadi kalau kita dapat daging jangan dicuci di wastafel takutnya daging itu terkontaminasi virus kemudian air cuciannya itu mengalir ke lingkungan dan mencemari lingkungan.”

Air cucian daging yang terkontaminasi virus dan mengalir ke lingkungan dapat meningkatkan risiko penularan PMK pada ternak sehat yang ada di lingkungan tersebut. Tak hanya pada daging, perebusan selama 30 menit juga perlu dilakukan pada jeroan.

3 dari 3 halaman

PMK di Indonesia

Penyakit kuku dan mulut bukan pertama kali terdeteksi di Indonesia. PMK sempat masuk ke Indonesia pada 1887. Penyakit ini kemudian ditanggulangi dengan vaksinasi PMK massal.

Pada 1983 laporan kasus PMK terakhir ada di Pulau Jawa yang juga diberantas dengan vaksinasi massal. Pada 1986, Indonesia bebas dari PMK dan pada 1990 Indonesia diakui oleh OIE bahwa sudah benar-benar bebas PMK.

Namun, pada Mei 2022, kasus PMK dengan strain yang baru mulai dilaporkan lagi di Indonesia. Lantas, apa faktor penyebab PMK kembali mewabah di Indonesia? Menjawab pertanyaan tersebut, Liedzikri mengatakan bahwa hal ini masih menjadi pertanyaan dan belum ada pernyataan resmi dari pemerintah.

"Ini masih menjadi isu karena belum diusut, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah kalau PMK ini asalnya dari mana.

Namun, menurut dugaan-dugaan, ada beberapa kemungkinan yang bisa merujuk pada kembalinya wabah penyakit mulut dan kuku ke Indonesia. Salah satunya akibat impor daging.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.