Sukses

Alami Kondisi Langka, Bocah 10 Tahun Selalu Kelaparan Setiap Saat

Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun dari Singapura, mengalami kondisi langka yang membuatnya merasa lapar setiap saat.

Liputan6.com, Singapura - Seorang bocah laki-laki berusia 10 tahun dari Singapura, mengalami kondisi langka yang membuatnya merasa lapar tidak peduli seberapa banyak dia makan. 

David Soo didiagnosis mengalami Prader-Willi Syndrome (PWS), suatu kondisi genetik kompleks yang membuat penderitanya merasa kelaparan setiap saat. Hal ini disebabkan oleh hilangnya fungsi gen di daerah tertentu dari kromosom 15, dan tidak bisa disembuhkan.

Melansir dari Oddity Central, Rabu (9/3/2022), karena Soo selalu kelaparan setiap saat, keluarganya pun berusaha untuk mengontrol berat badannya, sampai mengunci pintu dapur untuk memastikan dia tidak makan berlebihan.

Mereka juga bahkan mengatur jadwal makan yang sangat spesifik untuk Soo, sehingga dia tahu persis kapan waktunya makan, atau kapan dia akan mendapatkan camilan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengidap PWS bisa mengalami obesitas morbid

Kabar baiknya, selama berat badan Soo tetap terkendali, harapan hidup dan kualitas hidupnya harus sama dengan orang normal. 

Masalahnya adalah dia harus menghadapi dorongan terus-menerus untuk makan selama sisa hidupnya, dan dia tidak bisa ketergantungan dengan keluarganya, jadi dia harus belajar mengendalikan dirinya sendiri. 

Hidup dengan PWS memang sangat berat, terutama bagi orang yang merawat pengidapnya. Karena dorongan untuk terus-menerus makan begitu kuat, tindakan khusus perlu diambil untuk memastikan bahwa pasien mengontrol berat badannya. 

Sebab, obesitas morbid menjadi salah satu bahaya utama dalam menangani PWS, tapi itu bukan satu-satunya.

 

3 dari 4 halaman

Bisa alami komplikasi

Literatur medis telah mencatat banyak kasus pengidap PWS mengembangkan lubang atau robekan di usus mereka karena jumlah makanan yang tidak wajar yang mereka telan, dan bahkan nekrosis jaringan lambung.

Komplikasi lain termasuk kembung parah dan penurunan pengosongan lambung.

“Dorongan untuk makan begitu berlebihan sehingga orang dengan gangguan ini, jika dibiarkan tanpa pengawasan, bisa membahayakan diri mereka sendiri dengan memakan makanan berbahaya seperti makanan busuk atau sampah dan jumlah berlebihan, berbahaya bagi perut,” kata RareDiseases.org. 

“Anak-anak yang terkena mungkin juga menunjukkan perilaku yang tidak biasa mengenai makanan termasuk menimbun dan/atau mencari makan, mencuri makanan dan mencuri uang untuk membeli makanan.”

 

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.