Sukses

Mematikan hingga Santapan Lezat, Ini Fakta-Fakta Ikan Arapaima

Penemuan ikan tertua di Amazon di Sungai Brantas, menjadi pembahasan yang hangat dan ramai di jejaring sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Arapaima Gigas menjadi topik yang viral dibahas oleh di jejaring sosial. Pasalnya, ikan yang berasal dari area Amerika Selatan itu, mengejutkan warga Mojokerto karena ditemukan dilebih dari 7 ekor di sungai Brantas.

Penangkapan ikan yang tergolong mahal ini, disusul dengan beredarnya postingan di jejaring sosial bahwa ada salah satu pihak yang sengaja melepaskannya.

Berdasarkan postingan yang diunggah oleh akun Facebook Haikal Aqshal Arisprijadi, ada pihak yang diduga sebagai pemilik ikan arapaima yang melepaskannya ke sungai Brantas.

 

Sebelum melepaskan ikan arapaima ke sungai, pihak yang diduga sebagai pemilik ikan Arapaima mengunggah insiden itu ke instagram storynya. Tapi setelah ditelusuri lebih lanjut postingan itu telah dihapus oleh akun yang bersangkutan.

Namun, beberapa pihak yang melihat kemudian mengambil tangkapan layar dari rekaman tersebut dan menyimpannya. Ada juga satu pihak yang mengingatkan cerobohnya aksi tersebut.

Saat diingatkan tentang bahaya melepaskan ikan Arapaima, pihak yang terkait berdalih bahwa ia sudah berkonsultasi dengan pihak yang berwenang. Tapi, tetap saja tindakan pemilik yang sengaja melepaskan ikan tersebut disayangkan warganet.

Bicara tentang arapaima, berikut ini sejumlah fakta tentang penemuan ikan tersebut di Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Merusak ekosistem dan mata pencaharian

Munculnya predator dari sungai Amazon di perairan Indonesia tentunya menjadi hal yang cukup mengkhawatirkan. Bukan hanya mengancam ekosistem di sungai berantas, tapi warga mata pencaharian warga juga bisa menurun.

Dikutip dari Bass Fishing Gurus, arapaima dianggap sebagai monster air tawar. Mereka sangat cocok untuk memakan apapun yang mereka temukan di dalam air.

Dalam kaitannya dengan sungai Brantas, arapaima merupakan hewan invasif, atau spesies asli asal Indonesia. Jadi keberadaannya, dapat mempengaruhi habitat yang mereka invansi. Apalagi arapaima merupakan predator yang dapat memengaruhi populasi ikan dan ekosistem di Sungai Brantas.

Meski dampak berbahaya ikan tak langsung terasa pada manusia dan mata pencahariannya, tapi pernah beredar informasi bahwa Arapaima pernah menyerang manusia.

Dikutip dari laporan Star Online, tahun 2009 silam, arapaima yang agresif dan lapar menyebabkan kematian terhadap dua orang pria yang tenggelam.

Bass Fishing Gurus juga menjelaskan, arapaima yang agresif mampu menyerang manusia bahkan saat di perahu keceil sekalipun. Mereka dapat bertarung dan menyerang secara cepat dengan kekuatan penuh di dalam air.

3 dari 3 halaman

Meski terkenal ganas, tetapi bisa menjadi makanan lezat

Walaupun dikenal cukup berbahaya, arapaima menjadi salah satu ikan yang mahal bahkan untuk ukuran semeter saja bisa dibanderol dengan harga jutaan. Kendati demikian, arapaima populasinya kian menurun dan mulai terancam punah.

Meskipun terkenal ganas, arapaima justru bernapas dnegan oksigen. Mereka biasa muncul ke permukaan untuk bernapas setiap lima menit, oleh sebab itu mereka relatif bisa mudah ditangkap.

Bedasarkan laporan BBC di tahun 2014 lalu, arapaima pernah menjadi buruan utama para nelayan. Perburuan besar-besaran mengakibatkan jumlah penuruan ikan secara drastis.

Selain diburu, ikan tertua di Amazon ini juga bisa menjadi santapan yang lezat. Daging mereka terkenal tak memiliki banyak tulang, tidak berbau amis, serta lembut.

Itulah yang menjadi daya tarik bahwa ikan ini tak hanya layak untuk dipelihara saja, tetapi juga dapat disantap.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.