Sukses

Karena Gemuk, 8 Pembawa Berita TV Diancam Tak Bisa Siaran

Biasanya salah satu syarat untuk bisa tampil menjadi pembawa berita adalah camera face atau good looking.

Liputan6.com, Jakarta Biasanya salah satu syarat untuk bisa tampil menjadi pembawa berita adalah camera face atau good looking.  Celakanya good looking sering diidentikkan dengan bentuk badan yang proporsional atau langsing.

BBC melaporkan, ERTU, Persatuan radio dan Televisi Mesir telah mengancam kepada 8 pembaca berita yang dianggap gemuk untuk menurunkan berat badannya. Pihak berwenang hanya memberi waktu selama satu bulan.

Pengumuman itu memperoleh reaksi keras dari para anchor yang diancam. Salah satu anchor, Khadija Khattab  mengatakan, dia tak pernah menerima pemberitahuan secara resmi dari lembaga yang bersangkutan. Perempuan itu berang karena telah dianggap mempunyai berat badan yang berlebih.

Ia pun membela diri dengan meminta untuk membuktikan bahwa dirinya gemuk.

“Saya seperti wanita Mesir pada umumnya yang mempunyai berat badan normal dan saya tidak terlalu bermake-up tebal, kilahnya.  

The Women's Centre for Guidance and Legal Awareness juga mengutuk keras atas pengumuman ini. Menurut lembaga ini, kebijakan ini  "melanggar konstitusi" dan merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan. Dukungan pengecaman ini juga datang dari akademisi Waheed Abdul Majid yang menilai, sebaiknya televisi lebih memfokuskan pada peningkatan mutu konten daripada membahas penampilan presenter. 

Media sosial, tak sedikit juga yang mendukung kebijakan tersebut. Salah satu netizen menyebut para pembaca berita yang memiliki tubuh gemuk sebagai "bakabouzas", perempuan dengan berat badan yang berlebih. Sementara yang lain menyetuhui dengan syarat kebijakan tersebut diterapkan di semua stasiun televisi.

Bagaimana menurut kamu?

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini