Sukses

The Hobbits, Ide yang Hadir di Tengah Sunyi Suasana Ujian

Inspirasi bisa datang dari mana saja, kapan saja, tak mengenal kita sedang melakukan apa atau sedang kebingungan tentang apa.

Citizen6, Jakarta Bagi seorang penulis, selain mood satu hal yang selalu ditunggu dan dicari adalah inspirasi. Mungkin Anda berkawan dengan seorang penulis yang selalu memiliki jadwal sendiri entah itu untuk mengurung diri, atau menghabiskan waktu sendiri di kamarnya, di sebuah cafe, bioskop atau bahkan di sebuah taman. Untuk apa? tidak lain adalah mencari inspirasi. Ide menulis.

Namun, sayangnya inspirasi tak selalu datang jika ditunggu adapula yang datang tak dijemput. Tiba-tiba saja terlintas. Nah, kali ini mari kita mengulik beberapa kisah dibalik lahirnya karakter-karakter paling fenomenal di dunia fiksi dari novel-novel fiksi paling populer saat ini. Apa yang melahirkan tokoh sepasang kekasih manusia-vampire di novel Twilight? Dari mana si penulis membayangkan kedua tokoh ini? atau, tahukan Anda saat seperti apa penulis novel fantasi paling populer sepanjang sejarah J.R.R Tolkien mendapatkan ide menulis The Hobbit?

1. The Hobbit oleh J.R.R Tolkien

Novel fantasi yang diterbitkan pertama kali di Inggris pada 1937 ini berkisah tentang petualangan Bilbo, seorang Hobbit yang jarang berpergian, suka kenyamanan dan menghindari hal mengerikan-bersama 13 kurcaci dan seorang penyihir tua, Gandalf ke sebuah tempat persembunyian harta karun di Gunung Sunyi, tempat naga raksaksa Smaug bertahta.

Menurut The Tolkien Society dikutip dari Huffington Post, inspirasi datang saat Tolkien membiarkan kertas ujiannya kosong melompong. Tak ada jawaban yang ia tuliskan di dalamnya. Ia justru mengarang. Kalimat pertama untuk The Hobbit pun lahir saat itu, "In a hole in the ground, there lived a hobbit,"

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dongeng setiap malam yang berakhir menjadi novel best seller

2. Percy Jackson oleh Rick Riordan

Berguru dari Tolkien, Rick Riordan hobi mendalami kisah mitologi Yunani. Namun, bukan karena kegemaran itu novel fantasi Percy Jackson ini lahir. Melainkan dikarenakan sang buah hati, Haley. Setelah anaknya didiagnosa mengidap ADHD (kesulitan fokus) dan disleksia sehingga membuatnya enggan belajar dan membaca, Rick memulai aktifitas menceritakan dongeng untuk sang anak. 

Sebuah kisah tentang seorang pemuda yang juga mengidap ADHD dan disleksia (Percy Jackson) yang mempunyai misi untuk mengembalikan petir zeus. Dongeng itu menemui akhir setelah tiga malam ia bercerita. Setelah kisah tersebut selesai, Haley mengusulkan agar ayahnya menuliskannya dalam sebuah buku. Kemudian, lahirlah novel fantasi berjudul Percy Jackson "The Olympians The Lightning Thief".

3 dari 3 halaman

Inspirasi dari "Reality show" dan perang Irak di layar Televisi

3. Hunger Games oleh Suzanne Collins

Bagi penggemar Katnis Everdeen dari serial Hunger Games, Anda perlu mengetahui bagaimana Suzanne Collins akhirnya menciptakan karya best seller ini.

Pertama, ternyata kegiatan bersantai sore hari sambil menonton televisi bisa saja menjadi gerbang awal sebuah ide muncul. Karena hal ini yang terjadi pada penulis Hunger Games, saat itu ia tengah menyaksikan sebuah acara televisi, sebuah 'reality show' dimana anak-anak muda bertanding untuk mendapatkan sebuah hadiah. Di layar tivi yang sama sebuah gambar mini memberitakan mengenai perang Irak, kala itu.

Memang, acara reality show dan perang Irak bukanlah dua hal yang saling berhubungan. Namun, saat keduanya berada dalam satu layar yang sama hal itu menjadi berbeda di mata Collins. Seakan keadaan perang dan acara berebut hadiah adalah ilusi di luar kenyataan si penonton. Padahal, perang itu nyata terjadi di belahan dunia sana. Hal inilah yang menginspirasi Collin menulis sebuah kisah fiktif tentang hunger games.

Kedua, untuk karakter Katnis sendiri penulis terinspirasi dari satu tokoh pahlawan di mitologi Yunani bernama Theseus. Dikisahkan ia berhasil mengalahkan Minotaur, monster berkepala sapi yang dikurung Raja Kreta, Minos di dalam labirin. Setiap 7 tahun sekali monster itu meminta tumbal sebanyak 7 orang gadis dan pemuda. Selanjutnya, Theseus yang menyamar menjadi salah satu persembahan menyusup dan membunuh sang monster. Teringat Katnis Everdeen?

 

**) Ingin berbagi informasi dari dan untuk Anda melalui Citizen6? Caranya dapat dibaca di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini