Sukses

Dukungan #KoinUntukAustralia Masih Banjiri Linimasa

Publik khususnya pengguna sosial media masih diramaikan dengan perbincangan rencana eksekusi mati 2 warga negara Australia.

Citizen6, Jakarta Sejak beberapa waktu lalu hingga hari ini Senin (23/2/2015), publik masih diramaikan dengan perbincangan rencana eksekusi mati 2 warga negara Australia yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang tergabung dalam sindikat narkoba 'Bali Nine'.

Perbincangan tersebut pun nyatanya membuat Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott angkat bicara. Terlihat, Abbott pun membuat aksi protes atas eksekusi mati dua warga negaranya tersebut dengan menyinggung bantuan kemanusiaan sebesar A$ 1 miliar yang diberikan negaranya terhadap Indonesia saat tsunami melanda Aceh pada Desember 2014 lalu.

Pernyataan Abbott nyatanya langsung mendapat respons masyarakat Indonesia. Beragam aksi dan kampanye pun dibuat publik untuk menanggapi pernyataan kontroversial yang diungkapkan PM Australia tersebut. Namun tak hanya aksi turun ke jalan, publik khusunya para pengguna sosial media pun menanggapinya dengan aksi 'Koin untuk Australia' melalui ciapan ataupun postingan foto. 

Pantauan Citizen6 di linimasa Twitter terlihat mereka ramai-ramai membuat ciapan hingga aksi penggalangan dana untuk mengembalikan bantuan Australia dengan memakai tagar #KoinUntukAustralia, #CoinForAbbott dan #CoinForAustralia.

 

 

 

 

 

Terlihat onliner pun merasa geram dan mengecam aksi protes yang dilakukan Abbott melalui beragam ciapan menyinyir yang ditujukkan untuk akun Abbott @TonyAbbottMHR. Para anonim Twitter pun memulai aksinya dengan membuat meme yang bertuliskan "saat sebuah negara minta bantuannya dikembalikan, disitu kadang saya merasa sedih" yang membanjiri linimasa.

 

 

 

 

 

 

Bahkan hastag #KoinUntukAustralia, #CoinForAbbott dan #CoinForAustralia pun bertengger di trending topic Twitter hingga menjadi perbincangan masyarakat dunia. 

Dalam mengupayakan agar Chan dan Myuran tidak dieksekusi mati oleh Pemerintah Indonesia, Abbott meminta agar Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia bersikap "resiprokal" terhadap bantuan Australia dengan membatalkan eksekusi mati terhadap dua warga negaranya tersebut.

Namun, hal itu justru membuka babak baru dalam diplomasi penyelamatan duo 'Bali Nine', karena masyarakat Indonesia menolak pola pikir menyandingkan bantuan kemanusiaan dengan penyelamatan dua kriminal yang sudah divonis bedasarkan pengadilan yang terbuka dan berjenjang, dikutip antaranews.com pada Senin (23/2/2015).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini