Sukses

Fact Checker UI: Mahasiswa Harus Tingkatkan Literasi untuk Antisipasi Hoaks

Pemilu tahun 2024 boleh dibilang menarik, pasalnya partisipasi pemilih nantinya didominasi oleh Generasi Milenial dan Generasi Z.

Liputan6.com, Jakarta - Infodemi informasi tak hanya melanda masyarakat pada umumnya, namun juga menyerang kaum intelektual. Hal ini terjadi karena lemahnya pemikiran kritis dan logika, terutama dalam beberapa isu seperti agama dan politik.

Akibatnya, informasi yang tidak logis dan menyesatkan langsung ditelan dan dibagikan kepada orang lain tanpa adanya disiplin verifikasi.

Problem utama dari hoaks ialah rentannya pengguna aktif media sosial, bisa menyasar pada kelompok seperti kaum Milenial dan Gen Z yang sebagian besar aktivitasnya di media sosial.

Menurut Taffa Hanifar, Ketua Umum Fact Checker UI, cek fakta dan literasi digital merupakan bagian integral dari kehidupan mahasiswa, baik di kampus maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, mahasiswa perlu menyadari pentingnya kedua hal tersebut untuk mampu menghadapi dunia digital secara matang dan memiliki tingkat literasi yang tinggi.

Tak hanya itu, Taffa mengatakan ada beberapa program di Fact Checker UI untuk menangkal hoaks khususnya di masyarakat dan juga mahasiswa lainnya seperti roadshow ke sekolah-sekolah.

“Kami juga menyelenggarakan roadshow di sekolah-sekolah untuk siswa sekolah dasar dan menengah. Kemudian, memberikan sosialisasi tentang bagaimana cara menghindari hoaks dan pelatihan dasar menulis artikel,” ujarnya dalam Virtual Class Cek Fakta bertema “Antisipasi Hoaks Jelang Pemilu, Apa Peran Krusial Gen Z?” yang diselenggarakan Liputan6.com (29/09/2023).

Artikel Edukasi

Selain memberikan sosialisai kepada sekolah, Fact Checker UI melakukan debunking di media sosial serta membuat artikel edukasi mengenai literasi digital dan juga hoaks yang cakupannya lebih luas.

Saat ini, Fact Checker UI secara mandiri berkolaborasi dengan Pusat Penelitian, Kemasyarakatan dan Budaya (PPKB) yang berada dalam payung Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Meskipun begitu, pengurus dan keanggotaannya dapat diikuti oleh mahasiswa dari fakultas manapun.

Harapannya, mahasiswa harus menjadi Agen of Change dan Social Control yang berkompeten dan mumpuni, termasuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan sosial yang buruk, termasuk menyikapi penyebaran hoaks.

Untuk itu, mencegah penyebaran berita bohong, mahasiswa dan masyarakat harus lebih peka terhadap situasi yang terjadi saat ini. Salah satu cara untuk memerangi hoaks adalah dengan meningkatkan literasi digital.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.