Sukses

Malam Jadi Waktu Rawan Penipuan Mengatasnamakan Bank, Simak Modusnya

Jelang tengah adalah waktu rawan digunakan para penipu yang mengatasnamakan bank untuk melancarkan aksinya menipu masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta- Aksi penipuan tidak hanya mengemas modusnya untuk mengelabuhi korban, tetapi ternyata juga memilih waktu tertentu agar aksi kejahatan tersebut berhasil dilakukan.

Digital Business Division Head Rudy Hamdani OCBC NISP mengatakan, jelang tengah adalah waktu rawan digunakan para penipu yang mengatasnamakan bank untuk melancarkan aksinya menipu masyarakat.

"Jelang tengah malam dimana kita sudah lelah beraktivitas seharian, tidak fokus, mengantuk dan ingin beristirahat. Di waktu ini sangat rawan," kata Rudy, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (26/10/2022).

Menurut Rudy, banyak sekali modus yang digunakan untuk melancarkan aksi penipuan sehingga menimbulkan banyak kerugian bagi para nasabah. Mulai dari call center palsu, email palsu sampai akun sosmed palsu yang meminta data rahasia.

"Beberapa di antaranya juga memberikan link palsu seolah berasal dari pihak bank yang sesungguhnya," lanjutnya.

Rudy mengungkapkan, cara kerja phising ini melalui apa yang disebut Impersonation Scams, yaitu sebuah penipuan yang dilakukan oleh penipu dengan cara berpura-pura menjadi suatu lembaga resmi termasuk bank.

Baru-baru ini aksi penipuan tersebut sedang marak terjadi pada malam hari. Pelaku kejahatan menjalankan aksinya melalui telepon tersebut mengaku dari bank dan memberitahukan mengenai adanya transaksi pada kartu nasabah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Modus Penipuan

Modusnya adalah agar para nasabah terjerat dengan kejahatannya dengan memainkan emosional para nasabah. Seperti mengimbau agar tidak memberikan informasi apapun ke penelpon atau ke bank, tetapi mengarahkan untuk masuk ke dalam link dan melakukan pemblokiran atau pembatalan secara mandiri.

Secara psikologis, nasabah akan mempercayai informasi tersebut karena telah diinformasikan untuk tidak memberikan data rahasia kepada siapapun termasuk petugas bank. Terlebih apabila dilakukan pada malam hari, di mana kondisi kesadaran manusia tidak berada pada titik yang optimal.

"Membuat penipuan melalui telepon malam hari menjadi marak terjadi," ujar Rudy.

Dia pun mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap telepon yang mengatasnamakan bank terutama di malam hari atau di luar jam kerja dan menginfokan adanya penyalahgunaan transaksi atau transaksi mencurigakan.

Menurutnya, staff bank hanya menghubungi nasabah di luar jam kerja hanya bersifat darurat untuk konfirmasi kelengkapan data atas laporan nasabah, seperti pemblokiran kartu atau sanggahan transaksi. Cek kembali nomor penelepon dan penipu bisa menggunakan nomor telepon yang mirip tapi bukan nomor resmi.

Pihak bank tidak akan pernah meminta data rahasia seperti User ID, Password ONe Mobile dan Internet Banking, PIN ATM, CVV Kartu Kredit, ataupun OTP. Baik melalui SMS, WhatsApp, telepon, email ataupun link tertentu yang diberikan kepada Anda,atau meminta memasukkan data ke dalam link.

"Jangan memberikan detail informasi tersebut kepada siapapun User ID, Password dan SMS OTP. Selalu waspada dan berhati-hati!," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.