Sukses

Kumpulan Hoaks Seputar Covid-19, Simak Faktanya

Berikut kumpulan hoaks hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar Covid-19 terus menyebar di media sosial, kondisi ini bisa menyesatkan pihak yang mudah percaya pada informasi sebelum memastikan kebenarannya.

Untuk mencegah hoaks seputar [Covid-19](4586950/ "") beredar lebih luas, Cek Fakta Liputan6.com telah melakukan penelusuran terhadap informasi yang beredar. Hasilnya, sebagian informasi tersebut terbukti tida benar alias hoaks.

Berikut kumpulan hoaks seputar Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

1.  Video Bersihkan Hidung dengan Cairan Infus untuk Hasil Swab Tes Negatif

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif. Video tersebut diunggah akun Facebook DrLois, pada 20 Mei 2021.

Klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif, menampilkan seorang bernama Dr Hesmastia Manuhara Harba'i, Sp. THT- KL, yang memperaktikan cara mencuci hidung yang baik dan benar.

Berikut narasi Hesmatia dalam video tersebut:

"Hari ini saya akan menjelaskan cara mencuci hidung yang baik dan benar, cuci hidung merupakan cara untuk membersihkan rongga hidung kita untuk mencegah masuknya virus, bakteri, atau kuman.

Cuci hidung baik dilakukan setiap hari untuk mencegah penyakit.

Yuk kita lihat alat apasaja yang diperlukan, pertama kita siapkan cairan infus 0,9 persen, kita siapkan baskom atau gelas yang ada di rumah dan bersih, suntikan 10 cc, dan juga Transsofix.

Pertama kita lakukan cuci tangan terlbih dahulu lalu bukan transsofix kita colokan ke botil infus masukan ke wadah yang bersih, kita ambil suntikan tanpa jarum,

Untuk hidung kanan masukan cairan dari lubang hidung sebelah kanan kita harus lakukan miring kepala sebelah kiri, buka mulut tahan nafasnya lalu semprotkan cairan infus ini.

Untuk hidung sebelah kiri sama prinsipnya seperti tadi, miring sebelah kanan buka mulut tahan nafasnya.

Sudah bersih hidung kalian dan terjaga virus bakateri masuk diera pandemi ini"

Kemudian video tersebut diberi keteragan sebagai berikut:

"Yg mau cek Swab supaya hasilnya (-).Cuci hidung dgn cairan infus NaCL😂"

Benarkah klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif tidak benar.

Video tersebut menayangkan cara mencuci hidung untuk membersihkan rongga dan mencegah masuknya virus, kuman, maupun bakteri.

 

 2.  Penyakit dalam Video Sitkom Bajaj Bajuri Ini tentang Covid-19

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Covid-19 muncul dalam sitkom Bajaj Bajuri sejak 10 tahun lalu

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Covid-19 muncul dalam sinetron komedi Bajaj Bajuri sejak 10 tahun lalu.

Klaim Covid-19 muncul dalam sinetron komedi Bajaj Bajuri sejak 10 tahun lalu tersebut, diunggah akun Facebook Anang Casildo, pada 16 Juni 2021.

Unggahan tersebut berupa video adegan percakapan karakter Oneng, Said, dan Mpok Hindun.

Berikut percakapan tersebut

Said: Yang sakit siapa mpok?.

Oneng: Emak sama Ucup.

Said: Sakit apaan?.

Oneng: Panas dingin sama batuk.

Said: Itu penyakit menular dari China Mpok. Gejalanye panas dingin sama batuk, bahaya Mpok, penyakit itu bisa nular, yang udah kena bisa meninggal.

Oneng yang mendengar hal tersebut lantas segera lari memanggil Emak.

Kemudian pada tayangan berikutnya menampilkan Bajuri yang sedang berbincang dengan seorang yang mengenakan baju putih.

Berikut percakapannya:

Orang berbaju putih: Penyakit ini sangat berbahaya pak, bisa menular dan berisiko menyebabkan kematian.

Bajuri: Waduh memang mertua saya sama tetangga saya lagi sakit.

Orang baju putih memberikan masker dan berkata: Kalau begitu bapak pakai isi saja (masker) untuk mencegah penularan.

Bajuri: Terus mertua saya sama Ucup bagaimana pak?.

Orang berbaju putih: kami datang untuk memastikannya pak, kami akan bawa ibu mertua bapak dan Ucup untuk diperiksa dan dikarantina selama 30 hari untuk memastikan.

Kemudian video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Sinetron Komedi Bajay Bajuri 10 tahun lalu sudah bikin film tntang covid.Aneh Tapi Nyata😁".

Benarkah Covid-19 muncul dalam sinetron komedi Bajaj Bajuri sejak 10 tahun lalu? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim Covid-19 telah dibahas dalam sinetron komedi Bajaj Bajuri sejak 10 tahun lalu tidak benar.

Dalam cuplikan video tersebut membahas tentang penularan virus SARS bukan Covid-19. Jika video dilihat secara utuh, karakter dalam video tersebut membahas tentang virus SARS, namun pengunggah memotong video dan hanya menampilkan cuplikan ciri-ciri penderita SARS yang sama dengan Covid-19.

 

3. Prabumulih Kota Bebas Covid-19

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Covid-19 muncul dalam sinetron komedi Bajaj Bajuri sejak 10 tahun lalu.

Klaim Covid-19 muncul dalam sinetron komedi Bajaj Bajuri sejak 10 tahun lalu tersebut, diunggah akun Facebook Anang Casildo, pada 16 Juni 2021.

Pada video tersebut terdapat tulisan "Kota tanpa Korona".

Video tersebut terdapat narasi suara yang ditranskrip sebagai berikut:

"Setelah Presiden Joko Widodo mengimbau untuk bekerja dan belajar di rumah, serta mengurangi aktifitas di luar, pernyataan tersebut berbanding terbaki dengan Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya. Orang nomor satu di Prabumulih tersebut mengatakan khusus Kota Prabumulih sementara tidak meliburkan pegawai Pemkot maupun siswa siswi sekolah. Menurutnya jika kebijakan tersebut diambil justru menimbulkan keresahan masyarakat.

Tidaklah biasa bae namanya penyakit, kita sudah tidak percaya lagi dengan tuhan sepertinya, bahwa penyakitnya itu diberi oleh tuhan untuk kito. Percayalah tuhan ini yang terbaik tuhan ini yang memberi sesuatu pelajaran bagi kito. Jangan sembahyang ndak jadi ndak boleh itu sesuatu yang memalukan

Jadi tidak ada libur? tidak kalay kita libur masyarakta resah

Selain menginstruksikan bekerja dan sekolah seperti biasa, walikota juga berharap kegiatan sholat di masjid tetap berjalan seperti biasa. Beliau juga menambahkan Pemerintah Kota Prabumulih akan menanggung seluruh biaya pengobatan jika memang ada warganya yang terkena Covid-19."

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

"Iko bau mantap walikota nyo"

Benarkah Prabumulih kota bebas Covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Prabumulih kota bebas Covid-19 tidak benar.

Berdasarkan situs resmi Komite Penanganan Covid-19 Dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) covid19.go.id, Kota Prabumulih masuk dalam zona sedang.

 

4. Pemberian Obat Bius usai Vaksinasi Covid-19 Bisa Akibatkan Kematian

Beredar melalui aplikasi percakapan informasi terkait larangan mendapatkan anestesi (obat bius) setelah divaksin covid-19. Informasi itu beredar sejak awal pekan ini.

Dalam informasi yang beredar disebutkan jika seseorang yang mendapat anestesi setelah divaksin covid-19 akan membuat orang itu meninggal dunia. Berikut narasi selengkapnya:

"Peringatan

Siapapun yang telah divaksinasi virus corona dilarang menggunakan segala jenis anestesi (bius), baik anestesi (bius) lokal maupun anestesi (bius) dokter gigi, karena hal ini sangat membahayakan nyawa orang yang divaksinasi, sangat berbahaya, dan dapat langsung meninggal. .

Oleh karena itu, orang yang divaksinasi harus menunggu 4 minggu setelah divaksinasi, Jika dia terinfeksi dan sembuh, dia hanya dapat menggunakan anestesi 4 minggu setelah dia sembuh dari infeksi coronavirus.

Seorang kerabat dari seorang teman divaksinasi dua hari yang lalu, pergi ke dokter gigi kemarin, dan meninggal segera setelah diberi anestesi (bius) lokal ! Setelah membaca peringatan tentang vaksinasi coronavirus, pada kotak vaksin, kami menemukan bahwa setelah menyelesaikan vaksin coronavirus, ada peringatan untuk tidak menggunakan anestesi ! (obat bius).

Mohon sebarkan informasi ini untuk melindungi keluarga, saudara, teman dan semua orang"

Lalu benarkah pesan berantai berisi informasi seseorang yang sudah divaksin covid-19 tidak boleh diberikan anestesi atau obat bius karena bisa mengakibatkan kematian? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai berisi informasi seseorang yang sudah divaksin covid-19 tidak boleh diberikan anestesi atau obat bius karena bisa menyebabkan kematian adalah tidak benar. 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.