Sukses

Mitos Kesehatan Sepekan: Magnet Menempel pada Lengan Orang Usai Divaksin hingga Gejala Baru Covid-19

Beberapa kabar hoaks dan mitos kesehatan masih bermunculan di media sosial. Berikut penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Satu di antaranya klaim magnet bisa menempel pada lengan orang yang sudah divaksin covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Adiba Yasmi II. Ia mempostingnya di Facebook pada 16 Mei 2021.

Dalam postingannya terdapat video berdurasi 25 detik. Video itu menunjukkan sebuah magnet yang tertempel pada lengan seseorang yang diklaim sudah divaksin covid-19.

Selain itu akun tersebut juga menambahkan narasi: "TRUE OR FALSE, YOU CAN TRY IT WITH THAT MAGNET..I KNOW THIS MAGNET IS ALWAYS ATTACHED TO METAL AND STEEL IRON KPD .. BG ANYONE WHO HAS TAKEN THE COVID19 VACCINE INJECTION, CAN TRY THIS METHOD FOR THE PATIENT ... THE CONTENT OF THE VACCINE TAKEN BY THE PEOPLE SHOULD BE INVESTIGATED ... IT ALSO DEPENDS ON KPD KJ ... THE PEOPLE ARE GROWING INTELLIGENT ..."

atau dalam Bahasa Indonesia : "BENAR ATAU SALAH, ANDA BISA MENCOBA DENGAN MAGNET ITU .. SAYA TAHU MAGNET INI SELALU TERLAMPIR PADA KPD BESI LOGAM DAN BAJA .. BG SIAPA PUN YANG TELAH MENGAMBIL INJEKSI VAKSIN COVID19, DAPAT MENCOBA METODE INI UNTUK PASIEN ... ISI VAKSIN YANG DIAMBIL ORANG HARUS DILINDUNGI ... JUGA TERGANTUNG KPD KJ ... ORANG YANG TUMBUH CERDAS"

Namun setelah ditelusuri, klaim magnet bisa menempel pada lengan orang yang sudah divaksin covid-19 adalah hoaks.

Selain klaim agnet bisa menempel pada lengan orang yang sudah divaksin covid-19, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita. 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minum Teh dan Lemon Bisa Cegah Penularan Covid-19

Beredar melalui pesan berantai dan media sosial postingan terkait Vietnam yang diklaim tak ada kasus kematian selama pandemi covid-19 karena warganya meminum teh dan perasan lemon. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Aryanawati. Dia mengunggahnya di Facebook pada 17 Mei 2021.

Berikut isi postingannya:

*Kabar gembira dan istimewa.. Vietnam korban covid 19 tidak ada yng mati...Berita super.. obat virus covid 19 sudah tercapai informasi dari negara Vietnam.. virus covid 19 tidak menyebabkan kematian.. ternyata resepnya sangat sederhana tapi sangat ampuh.. hanya 1 teh..2 lemon..minumlah teh panas setelah di campur perasan lemon..dapat segera membunuh virus covid 19..dan dapat sepenuhnya menghilangkan virus covid 19 dari tubuh...2 bahan ini membuat sistem kekebalan tubuh menjadi bersifat basa.. karena ketika malam tiba sistem tubuh menjadi asam.. kemampuan detensif juga akan berkurang.. itulah sebabnya orang Vietnam santai saja dengan menyebarnya virus covid 19... Di Vietnam rata2 semua orang minum segelas air panas dengan sedikit lemon di malam hari... Karena telah terbukti membunuh virus covid 19 secara total... Bagikan resep sakti ini kepada siapapun untuk memburu pahala... Resep sederhana ini sangat efektif karena tidak akan terinfeksi virus covid 19. Atas izin Allah Subhana Wa Ta'ala, ......Selamat mencoba...*

Setelah ditelusuri, postingan yang mengklaim Vietnam tak ada kematian selama pandemi covid-19 karena warganya meminum teh dan perasan lemon adalah hoaks.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

3 dari 4 halaman

Gejala Baru pada Virus Corona Covid-19 yang Bermutasi

Beredar di aplikasi percakapan dan media sosial postingan terkait gejala pada virus corona covid-19 yang sudah bermutasi. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Wulandari Ramadhani. Dia mengunggahnya di Facebook pada 20 Mei 2021.

Berikut isi postingannya:

"Kepada teman-teman yang cari nafkah di bidang yang sering "bertemu dengan orang", varian baru yang ditemukan di India (B 1617) memiliki gejala yang unik tidak menimbulkan panas tapi virus varian baru ini menyerang langsung ke paru-paru.

Tes-tes yang ada (rapid, swab antigen maupun swab PCR), semua hasilnya negatif, hanya LDCT (low dose CT Scan paru) Scan paru-paru yang bisa mendeteksi varian baru ini. Biasanya langsung sesak napas dan 1~2 hari meninggal dunia.

Virus mematikan ini sudah ditemukan di Bali (B1351), Jakarta(B1617/B117),

Sumber informasi:

https://nasional.kompas.com/read/2021/05/03/16035411/kemenkes-varian-b117-b1617-dan-b1351-sudah-masuk-indonesia?page=all

Gejala:

1. Diare.

2. Swab & PCR negatif.

3. Hari ke 3 diare makin parah.

4. Sesak nafas / nafas tersengal-sengal

4. CT scan paru hasilnya berwarna putih semua.

5. Setelah paru-paru menjadi putih,biasanya 1-2 hari kemudian meninggal.

Mari sama-sama ketatkan prokes :

1. Memakai Masker

2. Mencuci Tangan

3. Menjaga Jarak

4. Menjauhi Kerumunan

5. Mengurangi Mobilitas

Sayangi diri Anda, Sayangi Keluarga Anda, dan Sayangi Negeri ini.."

Setelah ditelusuri, postingan yang mengklaim ada gejala baru pada virus corona covid-19 yang sudah bermutasi belum terbukti.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.