Sukses

Cek Fakta: Pentagon Bikin Mikrochip Deteksi Covid-19, Bagaimana Fakta Sebenarnya?

Beredar di media sosial postingan terkait informasi bahwa Pentagon membuat microchip untuk mendeteksi covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan terkait informasi bahwa Pentagon membuat microchip untuk mendeteksi covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

Salah satu akun yang membagikannya bernama Rocka Philia. Dia mengunggahnya di Facebook pada 14 April 2021.

Dalam postingannya terdapat narasi:

Mikrochip Covid Penemuan Pentagon

Ilmuwan Pentagon yang bekerja di dalam unit rahasia yang didirikan sejak masa perang dingin telah membuat mikrochip yang akan mendeteksi infeksi covid-19. Selain mikrochip, tim ini juga mengklaim memiliki filter revolusioner yang dapat mengeluarkan virus dari darah saat dipasang dengan mesin dialisis.

Tim di Defence Advance Research Projects Agency (DARPA) telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mencegah dan mengakhiri pandemi.

MASIH BERFIKIR SEMUA INI HANYALAH KARANGAN PENIKMAT TEORI KONSPIRASI?"

Lalu benarkah postingan yang menyebut Pentagon membuat mikrochip untuk mendeteksi covid-19?

#IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Fact Check: Did the Pentagon Develop a COVID-Detecting Microchip?" yang tayang di Newsweek.com pada 14 April 2021.

Di sana terdapat penjelasan dari Dr. Matt Hepburn, dokter militer Amerika Serikat (AS) yang bekerja untuk DARPA. Ia menjelaskan pernyataannya telah banyak disalahartikan di media sosial.

Teknologinya memang benar ditanam tersembunyi di bawah kulit namun bukan mikrochip dan tidak bisa mendeteksi covid-19 secara khusus.

"Tidak ada mikrochip, tidak ada elektronik, tidak ada yang semacam itu. Teknologi tidak akan memberi tahu Anda jika Anda menderita influenza atau jika Anda menderita covid-19," ujar Hepburn.

Teknologi tersebut sebenarnya adalah hidrogel, zat seperti spons yang dirancang memiliki komposisi yang mirip dengan jaringan di sekitarnya sehingga tubuh tidak berusaha menolaknya.

Dengan menggunakan reaksi kimia, hidrogel dapat diubah untuk merespons sejumlah zat dalam tubuh. Saat menyala, cahaya bersinar sangat redup dan cahaya ini kemudian dapat dideteksi menggunakan sensor yang ditempatkan di luar kulit.

Salah satu zat jaringan yang dapat dideteksi oleh hidrogel adalah laktat. Hepburn mengatakan kadar laktat ini dapat menunjukkan apakah seseorang akan sakit.

"Saat seseorang sakit maka tingkat jaringan laktat akan meningkat dan jika naiknya cukup tinggi maka Anda sakit parah dengan sangat cepat. Teknologi ini hanya memberitahu bawah mungkin ada sesuatu yang salah dengan diri Anda," ujar Hepburn.

"Anda bisa memeriksanya lagi dengan tes covid-19 yang ada atau tes untuk penyakit lain sehingga bisa dibuat diagnosis khusus patogen apa yang membuat Anda sakit."

Hepburn juga menganalogikan teknologi ini seperti indikator pada mobil. "Ini tidak memberi tahu Anda apa yang salah dengan mesin Anda, tetapi sinyal untuk 'Anda mungkin ingin melihatnya.'"

Selain itu Hepburn juga menjelaskan teknologi ini dikembangkan antara lembaga pemerintah AS seperti DARPA dan JPEO-CBRND tempat Hepburn bekerja dengan perusahaan bioteknologi swasta yang berbasis di California, Profusa.

Video terkait wawancara Hepburn bisa dilihat di link ini...

Selain itu terdapat juga penjelasan Hepburn dalam artikel "Pentagon develops microchip that detects COVID under your skin" yang tayang di nypost.com.

"Teknologi ini tidak akan dipakai di luar Departemen Pertahanan. Ini seperti sebuah sensor di mobil. Ini bukan microchip pemerintah yang ditakuti untuk melacak setiap gerakan Anda, tetapi gel seperti tisu yang direkayasa untuk terus menguji darah Anda." ujar Hepburn.

Sumber:

https://www.newsweek.com/covid-microchip-inject-pentagon-fact-check-real-hoax-1583532

https://www.youtube.com/watch?v=No5Bz2eHNtA

https://www.cbsnews.com/news/last-pandemic-science-military-60-minutes-2021-04-11/

https://nypost.com/2021/04/12/microchip-developed-by-pentagon-to-detect-covid-19/?utm_source=whatsapp_sitebuttons

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Postingan yang menyebut Pentagon membuat mikrochip untuk mendeteksi covid-19 adalah tidak benar. Faktanya teknologi biosensor kimia ini bukan hanya untuk mengukur apakah seseorang akan sakit covid-19 atau tidak tetapi juga bisa untuk penyakit lain.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.