Sukses

[Cek Fakta] Hoaks Air Laut Pelabuhan Merak Surut

Beredar video air laut Pelabuhan Merak surut pada akhir Desember lalu, ternyata itu tak benar.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar bohong beredar di media sosial. Salah satunya soal surutnya air laut di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten.

Video surutnya air laut di Pelabuhan Merak ini diunggah oleh beberapa akun media sosial Facebook.

Paulia Risanty menjadi salah satu akun Facebook yang mengunggah video tersebut satu minggu lalu atau 26 Desember 2018 lalu.

"Merak siaga 1 Air laut tiba2 surut," tulis Paulia Risanty menyertai video.

Dalam video yang diunggah, terlihat tulisan Merak siaga 1 laut. Orang yang merekam video tersebut juga terdengar membicarakan soal surutnya air laut di Pelabuhan Merak.

"Air laut surut parah, warga pada ngungsi ke dataran tinggi Merak, di Merak, Merak. Warga panik balkan (balik kanan atau kembali) Cilegon. Situasi Merak, situasi Merak, warga berhamburan menyelamatkan diri ke dataran tinggi karena tidak akan tahu apa yang akan terjadi. Waulahua'lam air surut parah," kata orang yang merekam video tersebut di atas motornya.

Video yang dibagikan oleh Paulia Risanty ini dilihat sebanyak 497 kali dan dibagikan tujuh kali.

Selain Paulia Risanty, Fikri Tarigan juga turut mengunggah video tersebut ke dalam akun Facebook hingga dilihat 868 kali. Ada 19 orang yang turut membagikan video tersebut.

"Merak siaga 1. Air surut 25 Desember 2018," tulis Fikri Tarigan.

 

Akun Facebook bernama Ardi Dm juga mengunggah video dan dilihat 591 kali. Video dibagikan 12 orang.

"Merak siaga 1," kata Ardi Dm.

 

Bahkan, video ini juga diunggah ke Youtube oleh akun yang bernama BASENG.TV pada 24 Desember 2018 lalu.

 

[Cek Fakta] Hoaks Air Laut Pelabuhan Merak Surut

Hingga hari ini, Rabu (2/1/2019), video sudah ditonton 644 kali.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fakta

Video yang diunggah akun Facebook bernama Paulia Risanty, Fikri Tarigan, dan Ardi Dm serta Youtube BASENG,TV adalah hoaks atau tidak benar.

Tim Cek Fakta Liputan6.com mencoba menelusuri kebenaran video dan kabar yang menyertainya. Namun rupanya, apa yang dikatakan di dalam video tidak benar adanya.

Hal itu dibuktikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam artikel berjudul [Hoaks] Laut Surut, Merak Siaga 1 pada 27 Desember 2018.

[Cek Fakta] Hoaks Air Laut Pelabuhan Merak Surut

"[Hoaks] Laut Surut, Merak Siaga 1

Penjelasan :

Sebuah video beredar di media sosial tentang kondisi adanya air laut yang surut sejauh 7 meter di Pelabuhan Merak, Banten. Dalam video tersebut juga dibubuhkan informas siaga 1 yang mengakibatkan kecemasan pada masyarakat terlebih paska terjadinya tsunami yang menerjang kawasan Anyer, Tanjung Lesung, dan daerah perairan Selat Sunda.

Menanggapi hal tersebut Koordinator Humas Basarnas Bandung Joshua Banjarnahor menjelaskan bahwa video terkait surutnya air laut tersebut tidak benar. Pihaknya menegaskan bahwa kondisi perairan aman, kondusif, penyebrangan normal, dan tentang air surut adalah nihil, keadaan normal. Adapun ombak tinggi di wilayah perairan Banten memang benar adanya. Tapi hal itu karena memang cuaca yang sedang tak bersahabat. BMKG pun telah memberikan peringatan ombak tinggi hingga 27 Desember.

Counter:https://www.merdeka.com/peristiwa/hoax-kabar-air-laut-di-merak-surut-7-meter.html

https://www.liputan6.com/news/read/3856635/polisi-air-laut-di-merak-surut-hingga-7-meter-hoaks"

Selain itu, Liputan6.com juga sudah pernah menulis artikel tersebut dengan judul Polisi: Air Laut di Merak Surut hingga 7 Meter, Hoaks pada 25 Desember 2018.

 

[Cek Fakta] Hoaks Air Laut Pelabuhan Merak Surut

"Video yang memperlihatkan kepanikan warga karena adanya informasi air laut akan surut pada hingga 7 meter di Pelabuhan Merak, Banten, beredar. Video tersebut berdurasi 46 detik dan bertuliskan, "Merak Siaga 1 Laut Surut".

Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi Priadinata membantah informasi tersebut. Menurut dia, info tersebut sudah ditanyakan langsung oleh Kapolres Cilegon AKBP Rizky Agung Prakoso.

"Saya sudah tanya Pak Kapolres (Cilegon) itu hoaks," ujar Edy kepada Merdeka, Selasa (25/12/2018).

Menurut dia, ombak tinggi yang terjadi di Merak diduga karena cuaca yang saat ini tidak bersahabat.

"Anginkan belakangan ini kencang, jadi ombak juga agak kencang," kata Edy.

Lebih lanjut mantan Wakapolresta Pekanbaru ini mengharapkan agar warga lebih waspada usai tsunami pada Sabtu 22 Desember malam. Dia juga meminta agar warga jangan sembarangan menyebar informasi yang meresahkan, seperti video soal Merak tersebut.

"Saya berharap kepada masyarakat jangan sembarang menyebar informasi yang belum pasti kebenarannya, yang nantinya membuat warga panik," pungkasnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan tsunami di Selat Sunda tak lazim. Oleh karena itu, air surut tak lagi menjadi penanda utama.

"Penyebab tsunami kemarin tidak tunggal. Ada beberapa faktor yang memicunya. Peristiwa ini sangat tidak lazim. Tsunami Sabtu lalu tidak disebabkan karena gempa tektonik, sehingga bukan air surut penandanya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (25/12/2018).

Menurut dia, penyebab tsunami lalu adalah longsornya tebing Gunung Anak Krakatau karena tremor akibat aktifitas vulkanik. Longsor ini diperparah dengan curah hujan yang tinggi pada daerah tersebut.

"Itu kan dinding digempur terus menerus ya oleh tremor. Lalu cuaca di sana memang sedang tidak bagus. Saya cek memang cuaca sedang buruk. Semuanya tidak mendukung lah," ujar Dwikorita tentang tsunami Selat Sunda."

 

Saksikan video di bawah ini: 

3 dari 3 halaman

Kesimpulan

Unggahan akun Facebook bernama Paulia Risanty, Fikri Tarigan, dan Ardi Dm serta Youtube BASENG,TV tidak disertai bukti-bukti sahih.

Dalam video tersebut, tidak dapat dibuktikan terlihatnya air laut Pelabuhan Merak yang memang surut.

 

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 49 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.