Sukses

[Cek Fakta] Pejabat Sosialisasi Miras di Era Jokowi?

Sebuah berita mengabarkan adanya sosialisasi minuman keras di lingkungan pemerintahan, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilihan Presiden 2019, atmosfer persaingan di antara kedua capres semakin kental. Kedua kubu pendukung semakin gencar menyerang dengan mencari-cari kesalahan capres lawan. Hal-hal yang terjadi pada masa lalu lawan pun akan diributkan kembali demi mempengaruhi opini masyarakat.

Sebagai petahana, Presiden RI Joko Widodo memiliki segudang aspek untuk dinilai. Berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan Joko Widodo memberi ruang bagi para calon pemilih untuk membentuk opini.

Klaim

Sebuah tautan berita dengan judul "Astaghfirullah, Para Pejabat di Era Jokowi Sosialisasi Manfaat Miras" yang dimuat di situs suaranasional.com pada 19 September 2015 kembali ramai beredar di media sosial.

Dalam berita tersebut, terpampang gambar Joko Widodo bersama beberapa menteri dan tamu lainnya bersulang mengangkat gelas masing-masing.

Berita tersebut mengabarkan istana negara dan kantor-kantor menteri sudah bebas menyajikan minuman beralkohol yang disuplai dari minimarket terdekat. Dicantumkan juga kutipan yang berasal dari Ketua Progres 98 Faizal Assegaf. Faizal disebut mengakui bahwa ada tradisi baru di lingkungan pemerintahan yaitu tradisi minum miras.

"Tradisi mabuk alias teler berat akan menjadi budaya baru bagi pejabat negara dan hal itu mau ditularkan kepada rakyat," ungkap Faizal dalam berita itu. 

Dalam berita tersebut, Faizal disebut menyatakan PDIP merupakan penyokong utama yang gencar mengkampanyekan perdagangan miras secara legal di negeri ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Gambar

Dari hasil penelusuran, gambar Joko Widodo bersama para menteri yang sedang bersulang tersebut merupakan hasil foto Yuya Shino dari Reuters yang diunggah pada 24 Maret 2015.

Momen tersebut diambil saat Joko Widodo sedang menemui para pebisnis Jepang yang tergabung dalam Japan External Trade Organization (JETRO) di Tokyo, Selasa 24 Maret 2015. Kunjungan Jokowi selama 4 hari disertai misi mengajak para pebisnis Jepang giat berinvestasi di Indonesia.

3 dari 4 halaman

Bantahan Faizal Assegaf

Ketua Progres 98, Faizal Assegaf yang namanya dicatut membantah dirinya pernah memberikan pernyataan seperti tertulis dalam artikel tersebut.

"Hoax," tulisnya saat dikonfirmasi Liputan6.com melalui pesan singkat, Senin (20/8/2018).

Faizal menyatakan pihak lawan menjadikan berita hoaks untuk membungkan lawan politik mereka dengan aneka fitnah keji.

"Tapi saya yakin rakyat semakin cerdas untuk menilai dinamika kekinian," tuturnya.

 

Penjelasan Andrinof Chaniago

Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago menilai, kemunculan foto Presiden Jokowi yang mengkaitkan dengan sosialisasi minuman keras merupakan bentuk kampanye hitam yang kerap terjadi di tiap momen.

"Ini merupakan judul yang dilakukan orang jahat. Saya bertahun-tahun dekat dengan Pak Jokowi, tidak pernah beliau minum-minuman beralkohol, termasuk dalam momen-momen acara kenegaraan," ucap Andrinov saat dihubingi Liputan6.com.

Berdasarkan pengalamannya sebagai menteri, memang ada sejumlah tradisi bersulang dalam sebuah acara kenegaraan atau agenda internasional. Tradisi itu merupakan bentuk penghargaan tuan rumah terhadap tamu yang datang.

Menurut Andrinof, bila momen bersulang menggunakan minuman beralkohol, panitia atau penyelenggara acara akan lebih dulu bertanya apakah pihak yang akan bersulang menkonsumsi minuman beralkohol atau tidak. Bila tidak, maka minuman biasanya akan diganti dengan yang nonalkohol.

"Dan di acara Presiden Jokowi itu, dari informasi yang saya dapat, memang sudah ditanya dulu, itu etika nya seperti itu. Karena tidak meminum alkohol, minuman yang disajikan untuk Pak Jokowi diganti dengan jus apel," ucap pria yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Bank Rakyat Indonesia (BRI) itu.

Sedangkan untuk tradisi yang berlaku di Indonesia, Andrinof memastikan tidak ada satupun momen penyambutan tamu negara yang menggunakan minuman beralkohol.

"Kalau di istana tidak ada. Bukan tradisi kita lah seperti itu. Dan tentu tamu asing yang kita undang juga menghargai tradisi dan budaya kita," ucap Andrinof.

 

Kasus Serupa

Kabar serupa juga pernah menyebar pada 2016 lalu. Sebuah foto beredar di media sosial, yang menunjukkan foto mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok makan bersama bersama Kapolri Tito Karnavian dan politikus Maruarar Sirait.

Warganet fokus pada botol minuman berwarna hijau yang dikira sebagai minuman keras (miras).

"Biar foto yang berbicara. Atas ketidak adilan yang terjadi di Indonesia. Acara minum-minum MIRAS bersama. Akibat sering gaul sama Ahok. Hukum hanya tajam ke bawah. Tumpul ke atas," demikian keterangan foto yang ditulis Jack.

Ahok saat jamuan makannya bersama Kapolri Tito Karnavian dan politisi Maruarar Sirait.

Foto tersebut kontan menjadi perdebatan sengit para netizen. Banyak dari netizen yang kemudian menjelaskan jika minuman tersebut adalah air mineral produk asli Indonesia dengan merek Equil.

4 dari 4 halaman

Kesimpulan

Berita dari suaranasional.com memelintir konteks dari penggunaan gambar Joko Widodo seolah-olah mendukung isi beritanya yang tidak valid. Tidak ditemukan artikel dengan kabar serupa di media lainnya ditambah bantahan dari Faizal Assegaf yang namanya dicatut. Dengan demikian, dapat disimpulkan berita tersebut adalah hoaks.

 

(Penelusuran dalam cek fakta ini dibantu jurnalis Kanal News Liputan6.com, Luqman Rimadi)

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama 53 media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta@liputan6.com.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini