Sukses

Tinggalkan Anak yang Baru Lahir, Prajurit TNI Ini Sukses Rebut Emas SEA Games 2023

Selain sebagai atlet karate, Sandi juga merupakan anggota TNI Angkatan Darat.

Liputan6.com, Jakarta- Karate sukses membawa pulang total dua medali emas, empat perak dan tujuh perunggu untuk kontingen Indonesia di SEA Games 2023. Selama berlaga di Kamboja, karate harus berjuang keras menghadapi berbagai kecurangan.

Tim karate Indonesia sudah kembali ke Indonesia pada Selasa (9/5/2023). Mereka tiba di tanah air bersamaan dengan rombongan atlet Triathlon/Aquathlon. Kedatangan para atlet ini disambut dengan pengalungan bunga dan upacara singkat oleh NOC Indonesia dan Kemenpora.

Salah satu atlet karate peraih medali emas adalah Sandi Firmansyah. Dia menjadi yang terbaik pada nomor kumite perorangan putra di bawah 84 kilogram. Sandi mengalahkan karateka Filipina Ivan Christopher Agustin di partai final. Sandi juga mendapat 

Selain sebagai atlet karate, Sandi juga merupakan anggota TNI Angkatan Darat. Dia berdinas di Batalyon Zeni Konstruksi 14 Srengseng Sawah. Untuk menghadapi SEA Games 2023, Sandi harus berkorban besar.

Sandi rela meninggalkan anaknya yang baru lahir saat awal bulan puasa demi mengejar medali emas. Hasilnya tak sia-sia, Sandi akhirnya bisa membawa pulang emas pertamanya selama ikut SEA Games.

Medali emas di Kamboja menjadi peningkatan prestasi Sandi yang sudah empat kali ikut SEA Games. Sebelumnya Sandi meraih dua perunggu pada SEA Games 2017. Perunggu juga yang diraih Sandi dua tahun kemudian. Sedangkan pada SEA Games 2021, Sandi merebut perak.

"Medali emas ini yang utama saya persembahkan untuk anak saya yang baru lahir saat bulan puasa. Istri saya jelas, keluarga saya. Saya persembahkan juga untuk seluruh masyarakat Indonesia atas doa yang luar biasa. Juga untuk para pengurus PB Forki dan pelatih," ujar Sandi saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dukungan TNI

Sandi juga mengaku selama ini sangat mendapat dukungan dari institusi tempatnya bekerja. Dari Panglima TNI hingga Komandan Kompi selalu mendukung kariernya sebagai karateka. "Untuk Indonesia, untuk NKRI. Apapun itu. Jiwa raga ini saya persembahkan," lanjut Sandi.

Setelah mampu berjaya di Asia Tenggara, Sandi pun mengincar prestasi yang lebih tinggi lagi yakni di level Asia. Untuk itu, Sandi berharap ia dan para karateka lainnya mendapat kesempatan berlatih di luar negeri untuk dapat lebih mengasah kemampuan.

"Target saya juga Asian Games, karena ini Asian Games saya kedua, target saya emas. Harapan saya sebagai atlet, jelas kita dapat 'training camp', dapat try out, minimal ke Eropa ataupun ke Amerika, ke Ukraina, atau ke Turki," ucap Sandi.

3 dari 3 halaman

Protes Karate

Sementara itu Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI) memastikan akan mengajukan gugatan terkait indikasi kecurangan yang dialami sejumlah karateka Indonesia di SEA Games 2023.

Indikasi kecurangan itu terjadi pada pertandingan final kumite di bawah 55 kilogram putri. Pada kedudukan 3-4 untuk keunggulan karateka Vietnam Hoang Thi My Tam, karateka Indonesia Cokorda Istri Agung Sanistyarani melancarkan serangan. Tiga orang juri mengangkat bendera yang menyatakan bahwa serangan itu sah, meski bersamaan dengan habisnya waktu. Namun tatami manager menganulir poin tersebut.

"Hal-hal seperti inilah yang akan kami tindak lanjut secara serius. Kami akan laporkan terlebih dahulu kepada ketua umum PB Forki, dan kami juga akan berkoordinasi dengan NOC dan Kemenpora dan apabila kami sudah melengkapi bukti yang cukup dan juga dokumen-dokumen yang dilaporkan kontingen, kami akan bahas ini dan tindak lanjut secara serius," kata Sekretaris Jenderal PB FORKI Raja Sapta Ervian ketika menjemput tim karate Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

"Karena olahraga ini mesti sportif. Harus fair play. Jadi kita gak boleh bawa ego apapun di dalam olahraga, mau itu ego negara kek. Mesti ada nilai-nilai sportivitas berdasarkan aturan. Kita gak boleh menjadikan atlet-atlet dari berbagai negara mana pun yang mengorbankan latihan mereka bertahun-tahun digagalkan hanya dalam waktu tiga menit," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.