Sukses

Kisah Wasit Wanita, Salima Mukansanga Cetak Sejarah di Piala Afrika 2022

Salima Mukansanga memimpin pertandingan Piala Afrika 2022 yang mempertemukan Zimbabwe melawan Guinea.

Liputan6.com, Jakarta Piala Afrika 2022 kembali menghadirkan cerita menarik seputar sepak terjang wasit yang bertugas. Namun kali ini bukan tentang keputusan kontroversial, tapi justru hal yang sangat membanggakan.

Sebelumnya, Piala Afrika 2022 yang dianggap membosankan sempat dicengangkan oleh blunder yang dilakukan wasit, Janny Sikazwe saat memimpin laga Tunsia melawan Mali. Sikazwe menjadi bulan-bulanan kritik setelah dua kali meniup peluit panjang saat laga belum melewati menit ke-90. 

Belakang diketahui bila Sikazwe tidak fokus karena dehidrasi. Wasit asal Zambia itu bahkan harus dilarikan ke rumah sakit usai pertandingan tersebut. (simak cerita selengkapnya pada tautan ini).  

Cerita tentang sepak terjang wasit di Piala Afrika 2022 ternyata tidak berhenti sampai di sini. Belum lama ini, publik kembali dibuat tercengang oleh komposisi pengadil lapangan yang diturunkan saat pertandingan Zimbabwe melawan Guinea pada Selasa siang (18/1/2022) waktu setempat.  

Seperti dilansir dari Marca, untuk kali pertama dalam sejarah, pertandingan Piala Afrika akhirnya dipimpin oleh wasit wanita, yakni Salima Mukansanga. Tidak itu saja, wanita asal Rwanda itu dibantu oleh tiga wanita hebat lainnya, yakni asisten wasit Fatiha Jermoumi dari Maroko dan Carine Atemzabong dari Kamerun. Sedangkan Bouchra Karboubi dari Maroko ditugaskan di bagian VAR. 

"Kami ingin tunjukkan kepada dunia, kami bisa melakukan sesuatu," kata Mukansanga kepada ESPN.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kiprah Mukansanga

Mukansanga sebenarnya sudah mengukir sejarah di Piala Afrika saat ditugaskan sebagai ofisial keempat pada pertandingan Guinea melawan Malawi pada 10 Januari lalu. Saat itu dia menjadi wanita pertama sepanjang sejarah Piala Afrika yang mendapat kepercayaan sebagai ofisial pertandingan.

“Kami dapat menunjukkan bahwa kami dapat menjadi wasit permainan pria di level yang sulit dan berhasil. Hukum Permainannya sama, kami sekarang menggunakan VAR, sama seperti Piala Dunia, Olimpiade, dan ini adalah peluang besar, untukku dan untuk wanita lain," kata Mukansanga.

"Saya ingin wanita lain mendukung saya, wasit wanita lain dan wanita di seluruh dunia, karena kita bisa melakukan sesuatu," bebernya. 

 

3 dari 3 halaman

Butuh Kerja Keras

Eddy Maillet, ketua komite wasit CAF juga bangga melihat kiprah Mukansanga. Sebab menurutnya, wanita yang akrab dipanggil Salima itu telah bekerja keras untuk sampai tahapan ini. 

"Kami tahu bahwa, bagi seorang wanita, dia harus mengatasi rintangan serius untuk mencapai level ini dan dia pantas mendapatkan banyak pujian," katanya. 

"Momen ini bukan hanya untuk Salima tetapi untuk setiap gadis muda di Afrika yang memiliki hasrat untuk sepak bola dan yang melihat dirinya sebagai wasit di masa depan," Maillet menambahkan. 

Sementara itu, laga di Ahmadou Ahidjo Stadium yang dipimpin Mukansanga berakhir dengan skor 2-1 untuk Zimbabwe. Sepanjang laga, Mukansanga mengeluarkan enam kartu kuning, 3 kartu untuk Zimbabwe dan 3 kartu untuk Guinea. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.