Sukses

Peringati Hari Olah Raga Nasional, Mohammed Rashid Berbagi Pengalaman dengan Akademi Persib

Memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2021, Persib Bandung menggelar program Sauyunan.

Liputan6.com, Bandung Memperingati Hari Olah Raga Nasional (Haornas) 2021, Persib Bandung menggelar program Sauyunan. Kali ini, kegiatan melibatkan 20 siswa dan siswi Akademi Persib berusia 12-15 tahun itu dilakukan berupa latihan bersama secara daring.

Meski digelar secara daring, Sauyunan kali ini terasa lebih istimewa dengan kehadiran Mohammed Bassim Rashid. Didampingi penerjemah, Rijki Kurniawan, gelandang Persib asal Palestina itu bertindak sebagai pemandu latihan.

Rashid tampak antusias memandu sejumlah gerakan dalam berlatih sepakbola di Lapangan Futsal Perumda Tirtawening, Kota Bandung, Selasa (7/9/2021). Gerakan-gerakan yang dilakukan meliputi pemanasan, sentuhan dan penguasaan bola.

“Coaching clinic ini sangat bagus dilakukan Persib untuk mendukung anak-anak ini agar tetap sehat dan bugar melalui sepakbola. Terima kasih sudah mengundang saya. Semoga apa yang saya berikan ini bisa bermanfaat dan menambah semangat mereka,” kata Rashid melalui keterangan tertulis, Kamis (9/9/2021).

Di akhir kegiatan, Sauyunan memberi kesempatan kepada para peserta untuk berinteraksi secara daring dengan pemilik nomor punggung 74 itu. Salah satu peserta bernama Daffa mengajukan pertanyaan tentang prioritas antara sepakbola dan sekolah.

Rashid mengungkapkan, hal terpenting bagi dirinya adalah pendidikan. Dia pernah memilih sepakbola ketimbang sekolah. Tapi kemudian mengalami cedera yang membuatnya fokus untuk menuntaskan pendidikan.

Setelah menuntaskan pendidikannya di sebuah universitas, ia kembali menekuni sepakbola dan berhasil meyakinkan keluarganya untuk mengukir prestasi. Cita-cita itu menjadi nyata tatkala dirinya bergabung dengan Tim Nasional Palestina U-23. Itu membuat kedua orangtuanya bangga.

“Seratus persen tentu saja sekolah adalah hal utama karena dengan gelar dari universitas, saya bisa mendapatkan segalanya. Sepakbola hanya bisa dilakukan sampai usia 35-36 tahun. Setelah itu, kamu akan pensiun. Itu bisa datang lebih dini jika kamu mengalami cedera. Jika itu terjadi, tidak ada yang bisa dilakukan tanpa pendidikan. Tapi, jika bisa melakukan keduanya, itu akan jadi berkah tersendiri,” kata Rashid.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Staf Pelatih Persib Juga Berbagi Pengalaman

Dalam peringatan Haornas kali ini, Persib juga mengadakan talkshow dengan dua staf pelatih Pangeran Biru, Gilang Fauzi dan M. Gilang Kusumah. Pada talkshow yang dilaksanakan Selasa (7/9/2021), sebanyak 50 peserta terlibat dalam acara bincang santai ini.

Gilang Fauzi merupakan ahli nutrisi dan pernah menjadi pelatih fisik Diklat Persib. Sedangkan Gilang Kusumah atau yang akrab disapa Digul merupakan staf pelatih fisik Persib yang baru bergabung musim ini.

Sebanyak 50 peserta yang mengikuti talkshow berasal dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa, pelatih sepakbola pemula dan guru olahraga, dan Bobotoh. Sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, acara bincang-bincang digelar secara daring.

Digul yang berlatar belakang cabang olahraga bisbol dan american football mengaku tidak menemukan kesulitan beradaptasi ketika menjadi bagian dari staf pelatih Persib. Menurutnya, seluruh cabang olahraga membutuhkan kondisi fisik dan kebugaran prima dalam melakoni sebuah pertandingan.

Di masa-masa awal persiapan tim yang digelar di tengah pandemi, Digul dipercaya untuk memimpin sesi latihan freeletics para pemain Persib. Gerakan di dalam freeletics dipercaya bisa dengan cepat membakar kalori dalam tubuh pemain.

“Saat masuk menjadi staf pelatih di Persib, saya tidak menemukan kesulitan karena sebenarnya untuk semua cabang olahraga yang membutuhkan fisik pada dasarnya sama saja. Kesulitannya akan ada di cara penyampaiannya, karena setiap pemain itu berbeda,” kata Digul.

 

 

3 dari 4 halaman

Asupan Nutrisi

Sementara Gilang Fauzi menjelaskan tentang tugasnya di dalam mengatur asupan nutrisi untuk para pemain Persib. Dikatakannya, kebutuhan nutrisi setiap pemain berbeda-beda. Itu semua akan lebih dulu dipantau dan dihitung untuk kemudian diformulasikan sebesar apa nutrisi yang diperlukan setiap pemain.

Sebelum menjadi staf pelatih Persib, Gilang sempat mengantarkan Persib menjadi juara Liga 1 U-19 2018. Saat itu, ia merupakan pelatih fisik Maung Ngora, mendampingi Budiman. Saat itu, ia mengatur bagaimana kondisi fisik Beckham Putra Nugraha dan kawan-kawan agar tetap prima sekaligus mengawasi asupan nutrisinya.

“Baiknya, seorang pelatih mengetahui kebutuhan kalori setiap pemain. Karena kebutuhan nutrisi pemain tidak bisa dipukul rata. Salah satunya, berat badan pemain akan dihitung untuk mengetahui kebutuhan kalorinya. Di saat kebutuhan kalori tidak terpenuhi, sumber energi pemain juga tidak akan terpenuhi dan pemain tidak akan tampil maksimal,” ujar Gilang Fauzi.

4 dari 4 halaman

Kesempatan

Di sesi lainnya, peserta diberi kesempatan mengajukan pertanyaan. Salah satu pertanyaan yang diajukan adalah dari Kinthariq tentang cara mengatur nutrisi pemain dengan biaya minimum. Kinthariq merupakan pengurus klub sepakbola amatir.

Gilang Fauzi mengatakan bahwa sejatinya pemenuhan nutrisi tidak membutuhkan biaya besar. “Sebetulnya (pemenuhan nutrisi yang baik) tidak selalu mahal. Hal yang termudah adalah nasi merah dan nasi putih dan yang terpenting karbohidrat, protein, lemak dan mineral terpenuhi. Hindari makanan berminyak seperti kerupuk yang punya kalori tinggi dan lemak jahat. Itu akan berefek negatif terhadap tubuh pemain,” ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.