Sukses

Indonesia Tersingkir dari All England 2021, Marcus Gideon: Harusnya BWF Pakai Sistem Gelembung

Indonesia harus tersingkir dari All England 2021 karena terbentur protokol kesehatan pemerintah Inggris di masa pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Marcus Fenaldi Gideon mempertanyakan kinerja Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang mengeliminasi tim Indonesia dari ajang All England 2021. BWF mengambil tindakan ini setelah otoritas kesehatan Inggris (NHS) menemukan salah seorang penumpang yang terbang bersama tim bulu tangkis Indonesia dari Istanbul, Turki, ke Birmingham, Inggris, terjangkit virus Corona COVID-19.

Sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku di Inggris, kontingen Indonesia diminta untuk menjalani isolasi mandiri selama 10 hari terhitung sejak mereka tiba di London, Inggris, Sabtu lalu. Pemberitahuan disampaikan melalui e-mail yang diterima 20 dari 24 anggota kontingen Merah Putih. 

Marcus sendiri sebenarnya sudah sempat tampil di babak 32 besar All England 2021, Rabu (17/3/2021). Bersama pasangannya, Kevin Sanjaya Sukamuljo / Marcus berhasil mengalahkan Matthew Clare/Ethan van Leeuwen (Inggris) dengan skor  21-12, 19-21, 21-9.

Namun, akibat kejadian ini Marcus/Kevin Sanjaya dipastikan tidak bisa melangkah ke babak berikutnya.

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BWF Gagal

"Malam ini, kami sangat terkejut mendengar kabar kalau kami (tim Indonesia dan Ofisial) harus mundur dari All England akibat penumpang anonymous yang berada satu pesawat bersama kami dinyatakan positif COVID-19. Perlu diperhatikan kalau BWF telah gagal menyelesaikan masalah ini," tulis Marcus Fenaldi Gideon lewat akun Instagram-nya. 

Marcus kemudian menjelaskan, seluruh kontingen Indonesia telah menjalani tes di Tanah Air dan setibanya di London, Inggris. Hasilnya, seluruh atlet maupun ofisial dinyatakan negatif COVID-19. 

"Beberapa orang juga mungkin tahu kalau pertandingan hari ini sempat ditunda menyusul temuan tujuh kasus positif pada anggota tim (negara lain). Setelah mereka menjalani tes ulang, semua hasilnya berubah negatif. Jadi kenapa kami tidak dapat keadilan yang sama? tulis Marcus mempertanyakan. 

"Dan kalau memang ada aturan yang ketat untuk masuk ke Inggris menyusul pandemi COVID-19, BWF harusnya menyiapkan sistem gelembung untuk menjamin keselamatan kami. Para pemain seharusnya menjalani karantina sebelum tampil pada event tersebut," Marcus Gideon menambahkan. 

Sistem gelembung sendiri lazim digunakan untuk mengkarantina para pemain yang hendak bertanding dalam sebuah kejuaraan di masa pandemi virus Corona COVID-19. Langkah ini telah diterapkan di berbagai event, seperti NBA hingga turnamen tenis Australian Open 2021 lalu. 

Pada kejuraan Australian Open 2021, para pemain dan ofisial diminta tiba lebih awal untuk menjalani masa karantina sebelum diizinkan tampil pada kejuaraan tersebut. Karena itu, para pemain memilih untuk terbang lebih awal ke Melbourne, Australia--bahkan hingga tiga minggu sebelumnya. 

 

3 dari 3 halaman

Pertanyakan Akurasi Tes

Marcus juga mempertanyakan akurasi tes COVID-19 yang dilakukan panitia. Sebab menurutnya, tujuh kasus positif COVID-19 yang sempat ditemukan bisa berubah negatif hanya dalam waktu sehari. 

Sementara itu, BWF telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai situasi ini. Seperti apa bunyinya? Simak berita selengkapnya di sini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.