Sukses

HUT ke-75 RI, 3 Pesepak Bola Indonesia Ini Pernah Perang Lawan Penjajah

Pejuang Indonesia pantas dihargai jasanya pada HUT ke-75 RI yang jatuh hari ini, tak sedikit para pejuang berasal dari atlet termasuk pemain bola.

Liputan6.com, Jakarta Para pejuang yang mengejar kemerdekaan, yang kini sudah mencapai HUT ke-75 RI, di masa lalu berasal dari beragam status dan profesi. Tidak sedikit para pejuang indonesia berasal dari atlet atau pemain sepak bola.

Banyak sekali pesepak bola pada masanya, bergabung untuk melawan penjajah. Selain bergabung dengan laskar-laskar, tak sedikit dari mereka yang memilih karir di dunia kemiliteran. 

Ini adalah tiga tokoh pesepak bola Indonesia yang juga berjasa untuk mengusir penjajah di masa perjuangan. Jasa-jasa mereka pantas dikenang di momen HUT ke-75 RI seperti sekarang.

Siapa saja pemain sepak bola yang juga pejuang di masa perjuangan Indonesia dulu? Berikut rangkumannya dalam memeringati HUT ke-75 RI yang dirayakan setiap 17 Agustus:

 

Saksikan Video HUT ke-75 RI di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Soeratin Sosrosoegondo

Soeratin merupakan pendiri PSSi sekaligus ketua PSSI yang pertama. Beliau lahir di Yogyakarta pada tahun 1898. 

Soeratin menempuh pendidikan sekolah teknik di Jerman. Ia lulus sebagai insinyur sipil, 1927. Meski demikian, semangatnya mengusir penjajah tidak perlu diragukan.

Pada 1928, Soeratin mencoba mengembangkan nasionalisme lewat olahraga. Dalam kongres Societit Hadiprojo, Yogyakarta, tujuh klub pribumi berembuk. Mereka adalah VIJ Jakarta, BIVB Bandung, IVBM Mangelang, MVB Makasar, SIVB Surabaya, VVB Solo, dan PSIM Yogyakarta. dan akhirnya membentuk PSSI pada tanggak 19 April 1930. Soeratin menjabat sebagai ketua PSSI selama 10 tahun dalam periode 1930-1940.

Soeratin bahkan ikut angkat senjata bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berpangkat kolonel.

3 dari 4 halaman

Raden Maladi

Raden Maladi adalah penjaga gawang Timnas Indonesia. Kehebatannya di lapangan membuat musuh-musuhnya kewalahan, termasuk juga Belanda. 

Maladi aktif di sepakbola Indonesia hingga 1940-an. Setelah itu, ia sempat menjadi ketua PSSI pada 1950-1959.

Maladi  juga ikut berjuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Maladi memimpin Tentara Pelajar dalam pertempuran menghadapi Belanda yang dikenal dengan Pertempuran Umum Empat Hari di Solo. 

Selain angkat senjata Raden Maladi Juga menjabat sebagai Menteri Penerangan tahun 1959-1962, dan Menteri Pemuda dan Olahraga tahun 1964-1966. Atas jasanya tersebut nama Raden maladi diabadikan sebagai sebuah nama stadion Sriwedari. 

4 dari 4 halaman

Maulwi Saelan

Maulwi Saelan adalah salah satu pesepak bola lendaris Indonesia yang menuai banyak prestasi. Beliau Bersama timnas Indonesia berhasil membawa timnas melaju ke semi-final Asian Games 1954, dan meraih medali perunggu pada Asian Games 1958. 

Keberadaan pria kelahiran Makassar, 8 Agustus 1928 itu mencuat saat memperkuat timnas Indonesia melawan Uni Soviet pada Olimpiade Melbourne 1956. Namun saying Indonesia kalah pada leg kedua dengan skor 0-4. 

Sebelum masuk ke fase tersebut, Maulwi Saelan terlebih dahulu mengangkat senjata untuk melakukan agresi Belanda pada 1945 saat penyerbuan markas  NICA di Makasar. 

Pada 1962 ia di dimasukan sebagai staf Rwsimen Tjakrabirawa sebuah pasukan pengaman presiden. Pada tahun 1966, Maulwi menjadi ajudan Soekarno sampai akhir hidupny, dan meninggal pada 10 Oktober 2016 lalu.  (Mg/Agape Kevin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.